Jakarta (ANTARA) - Manajer West Bromwich Albion Slaven Bilic sudah memasang segala kemungkinan emosi pada wajahnya dalam malam menegangkan di Hawthorns ketika timnya sukses promosi ke Liga Premier.
Bilic sudah tahu hanya kemenangan atas Queen's Park Rangers yang bisa membuat Brentford menyelinap menjadi runners-up di bawah Leeds United.
Ternyata hasil seri 2-2 sudah cukup karena Brentford malah dikalahkan di kandangnya sendiri oleh Barnsley.
Harapan West Brom menghindari pertandingan playoff di mana mereka gagal musim lalu, menjadi di pelupuk mata ketika QPR mengungguli mereka dan kemudian kembali tim tamu menyamakannya lagi.
Hasil seri 2-2 dan saat bersamaan Brentford tengah dalam kedudukan 1-1 mereka tegang, namun kabar Barnsley malah mencetak gol penentu kemenangan telah meregangkan urat syaraf Bilic yang timnya terus bercokol di dua besar sepanjang musim ini tetapi kedodoran saat restart Liga Championsip setelah tiga bulan jeda karena pandemi COVID-19.
"Sungguh musim yang berat, sungguh liga yang berat," kata Bilic setelah menikmati selebrasi di lapangan. "Saya sudah sangat vokal ketika saya bilang saya akan selalu suka melatih di Championship karena ini sungguh spesial. Saya tak pernah membayangkan hal ini akan sesulit ini, semenuntut ini."
"Ini melelahkan. Saya tak menikmati setiap menit dari ini, tentunya, tetapi dengan finis seperti ini, hasil pada akhirnya, situasi (Nottingham) Forest, sungguh tak terbayangkan."
"Saya bangga kepada klub secara keseluruhan."
Bilic mengaku telah mendesak timnya untuk menciptakan gol lagi sebelum pertandingan di tempat lain mengubah skenario.
"Saya diberi tahu kedudukan 1-1 (di Brentford) pada menit ke-85 dan saya bilang: 'Saya enggak percaya, saya tak bisa mengandalkan ke sana, kami harus berusaha menciptakan gol'. Ketika mereka bilang kepada saya kedudukan sudah 2-1, saya kemudian meminta mereka mundur. Saya tak menyangka (Brentford) akan mencetak dua gol."
Jika West Brom diliputi ekstasi karena promosi kelima kalinya ke divisi utama, lain halnya dengan Brentford yang sempat berhasil menutup defisit 10 poin dari tim asuhan Bilic dan sepertinya akan promosi otomatis sebelum mencatat kekalahan berturut-turut.
Mereka akan bertemu Swansea City yang dengan luar biasa lolos ke playoff berkat unggul selisih gol setelah menang 4-1 melawan Reading saat bersamaan tuan rumah Nottingham Forest bertekuk lutut 1-4 kepada Stoke City.
"Sepakbola itu 80 persen penderitaan dan 10 persen kesenangan," kata manajer Brentford Thomas Frank. "Kami akan tidur dan kemudian siap untuk bertarung lagi."
Baca juga: MU janji 100 persen segar saat duel dengan Leicester
Baca juga: Lampard kritik pemain Liverpool jangan terlalu arogan
Bilic sudah tahu hanya kemenangan atas Queen's Park Rangers yang bisa membuat Brentford menyelinap menjadi runners-up di bawah Leeds United.
Ternyata hasil seri 2-2 sudah cukup karena Brentford malah dikalahkan di kandangnya sendiri oleh Barnsley.
Harapan West Brom menghindari pertandingan playoff di mana mereka gagal musim lalu, menjadi di pelupuk mata ketika QPR mengungguli mereka dan kemudian kembali tim tamu menyamakannya lagi.
Hasil seri 2-2 dan saat bersamaan Brentford tengah dalam kedudukan 1-1 mereka tegang, namun kabar Barnsley malah mencetak gol penentu kemenangan telah meregangkan urat syaraf Bilic yang timnya terus bercokol di dua besar sepanjang musim ini tetapi kedodoran saat restart Liga Championsip setelah tiga bulan jeda karena pandemi COVID-19.
"Sungguh musim yang berat, sungguh liga yang berat," kata Bilic setelah menikmati selebrasi di lapangan. "Saya sudah sangat vokal ketika saya bilang saya akan selalu suka melatih di Championship karena ini sungguh spesial. Saya tak pernah membayangkan hal ini akan sesulit ini, semenuntut ini."
"Ini melelahkan. Saya tak menikmati setiap menit dari ini, tentunya, tetapi dengan finis seperti ini, hasil pada akhirnya, situasi (Nottingham) Forest, sungguh tak terbayangkan."
"Saya bangga kepada klub secara keseluruhan."
Bilic mengaku telah mendesak timnya untuk menciptakan gol lagi sebelum pertandingan di tempat lain mengubah skenario.
"Saya diberi tahu kedudukan 1-1 (di Brentford) pada menit ke-85 dan saya bilang: 'Saya enggak percaya, saya tak bisa mengandalkan ke sana, kami harus berusaha menciptakan gol'. Ketika mereka bilang kepada saya kedudukan sudah 2-1, saya kemudian meminta mereka mundur. Saya tak menyangka (Brentford) akan mencetak dua gol."
Jika West Brom diliputi ekstasi karena promosi kelima kalinya ke divisi utama, lain halnya dengan Brentford yang sempat berhasil menutup defisit 10 poin dari tim asuhan Bilic dan sepertinya akan promosi otomatis sebelum mencatat kekalahan berturut-turut.
Mereka akan bertemu Swansea City yang dengan luar biasa lolos ke playoff berkat unggul selisih gol setelah menang 4-1 melawan Reading saat bersamaan tuan rumah Nottingham Forest bertekuk lutut 1-4 kepada Stoke City.
"Sepakbola itu 80 persen penderitaan dan 10 persen kesenangan," kata manajer Brentford Thomas Frank. "Kami akan tidur dan kemudian siap untuk bertarung lagi."
Baca juga: MU janji 100 persen segar saat duel dengan Leicester
Baca juga: Lampard kritik pemain Liverpool jangan terlalu arogan