Magelang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyiapkan penataan beberapa pasar tradisional untuk mendukung daya tarik Borobudur di Kabupaten Magelang.
Guna percepatan penataan Kawasan Borobudur, Ganjar Pranowo meninjau langsung dua pasar yang akan dilakukan penataan yakni Pasar Prembulan di Desa Tegalarum dan Pasar Ikan Ngrajek di Desa Ngrajek Kabupaten Magelang, Kamis.
Ganjar dengan teliti melihat kondisi pasar serta potensi yang bisa dikembangkan di dua pasar tersebut.
Baca juga: Borobudur Marathon 2020 siap digelar November
Menurut dia, potensi dua pasar tradisional itu sangat besar karena di sekitar pasar sudah berdiri Balai Ekonomi Desa (Balkondes) yang dapat dijadikan tempat penginapan turis serta fasilitas lain seperti kampung kerajinan dan sebagainya.
"Ketika Borobudur ditetapkan sebagai kawasan wisata dunia, maka suporting kawasannya harus dilakukan. Pemerintah pusat sudah memberikan dukungan-dukungannya, maka saya ingin ikut mendukung dari sisi ekonomi rakyatnya," kata Ganjar Pranowo.
Menurut Ganjar, masyarakat kecil seperti pedagang pasar tradisional banyak yang belum tersentuh. Untuk itu, diperlukan upaya sentuhan dari pemerintah agar pembangunan merata.
"Di pasar tradisional yang saya kunjungi ini, diharapkan ke depan lebih tertata, lebih bagus, dan menjadi destinasi wisata baru. Yang mau kulineran di sini, lihat pembibitan ikan, atau mau beli aneka sayuran dan kerajinan di Pasar Prembulan tadi," kata Ganjar.
Oleh karena itu pihaknya akan melakukan penataan. Nantinya desain pasar-pasar tradisional itu akan dibuat lebih bagus sehingga wisatawan tertarik berkunjung.
Pasar tradisional di sekitar Borobudur harus bersih, tertata, dan menarik. Tidak hanya menjual sayuran saja, tapi kerajinan masyarakat juga harus digerakkan.
"Artinya tidak hanya di Borobudur saja, mereka yang datang ke sana hanya jalan-jalan, tapi kalau mau belanja, kulineran ya di sini. Maka kalau Borobudur dihidupkan sebagai satu destinasi besar, maka yang di pinggir-pinggir ini mendapat cipratan rezeki," katanya.
Pedagang di Pasar Prembulan, Marsinah (67) mengatakan senang mendapat kabar bahwa pasar tempatnya berjualan akan ditata.
"Senang kalau ada penataan, biar tambah ramai pasarnya," katanya.
Menurut dia, setiap hari di pasar itu hanya didatangi warga sekitar untuk membeli kebutuhan sembako. Apabila pasar ditata dan diperbaiki maka tidak menutup kemungkinan wisatawan akan datang ke tempat itu.
Kepala DPU Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jateng Hanung Triyono menerangkan rencana penataan pasar-pasar tradisional itu akan dimulai tahun depan. Anggaran sebanyak Rp30 miliar sudah disiapkan untuk keperluan itu.
"Rinciannya untuk Pasar Ikan Ngrajek sebesar Rp10 miliar dan Pasar Prembulan Rp20 miliar. Jadi anggaran itu nantinya untuk menata pasar agar lebih bagus. Nantinya tidak hanya menjual sayuran, di pasar itu juga akan digunakan untuk menjual aneka kerajinan tangan dari masyarakat," katanya.
Baca juga: Zona I Candi Borobudur dibuka untuk wisatawan
Baca juga: Balai Konservasi simulasi layanan wisata di Zona I Borobudur
Guna percepatan penataan Kawasan Borobudur, Ganjar Pranowo meninjau langsung dua pasar yang akan dilakukan penataan yakni Pasar Prembulan di Desa Tegalarum dan Pasar Ikan Ngrajek di Desa Ngrajek Kabupaten Magelang, Kamis.
Ganjar dengan teliti melihat kondisi pasar serta potensi yang bisa dikembangkan di dua pasar tersebut.
Baca juga: Borobudur Marathon 2020 siap digelar November
Menurut dia, potensi dua pasar tradisional itu sangat besar karena di sekitar pasar sudah berdiri Balai Ekonomi Desa (Balkondes) yang dapat dijadikan tempat penginapan turis serta fasilitas lain seperti kampung kerajinan dan sebagainya.
"Ketika Borobudur ditetapkan sebagai kawasan wisata dunia, maka suporting kawasannya harus dilakukan. Pemerintah pusat sudah memberikan dukungan-dukungannya, maka saya ingin ikut mendukung dari sisi ekonomi rakyatnya," kata Ganjar Pranowo.
Menurut Ganjar, masyarakat kecil seperti pedagang pasar tradisional banyak yang belum tersentuh. Untuk itu, diperlukan upaya sentuhan dari pemerintah agar pembangunan merata.
"Di pasar tradisional yang saya kunjungi ini, diharapkan ke depan lebih tertata, lebih bagus, dan menjadi destinasi wisata baru. Yang mau kulineran di sini, lihat pembibitan ikan, atau mau beli aneka sayuran dan kerajinan di Pasar Prembulan tadi," kata Ganjar.
Oleh karena itu pihaknya akan melakukan penataan. Nantinya desain pasar-pasar tradisional itu akan dibuat lebih bagus sehingga wisatawan tertarik berkunjung.
Pasar tradisional di sekitar Borobudur harus bersih, tertata, dan menarik. Tidak hanya menjual sayuran saja, tapi kerajinan masyarakat juga harus digerakkan.
"Artinya tidak hanya di Borobudur saja, mereka yang datang ke sana hanya jalan-jalan, tapi kalau mau belanja, kulineran ya di sini. Maka kalau Borobudur dihidupkan sebagai satu destinasi besar, maka yang di pinggir-pinggir ini mendapat cipratan rezeki," katanya.
Pedagang di Pasar Prembulan, Marsinah (67) mengatakan senang mendapat kabar bahwa pasar tempatnya berjualan akan ditata.
"Senang kalau ada penataan, biar tambah ramai pasarnya," katanya.
Menurut dia, setiap hari di pasar itu hanya didatangi warga sekitar untuk membeli kebutuhan sembako. Apabila pasar ditata dan diperbaiki maka tidak menutup kemungkinan wisatawan akan datang ke tempat itu.
Kepala DPU Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jateng Hanung Triyono menerangkan rencana penataan pasar-pasar tradisional itu akan dimulai tahun depan. Anggaran sebanyak Rp30 miliar sudah disiapkan untuk keperluan itu.
"Rinciannya untuk Pasar Ikan Ngrajek sebesar Rp10 miliar dan Pasar Prembulan Rp20 miliar. Jadi anggaran itu nantinya untuk menata pasar agar lebih bagus. Nantinya tidak hanya menjual sayuran, di pasar itu juga akan digunakan untuk menjual aneka kerajinan tangan dari masyarakat," katanya.
Baca juga: Zona I Candi Borobudur dibuka untuk wisatawan
Baca juga: Balai Konservasi simulasi layanan wisata di Zona I Borobudur