Rembang (ANTARA) -  PT Semen Gresik mengubah lahan tandus seluas 4 hektare menjadi perkebunan hortikultura dengan melibatkan petani lokal.

Pogram kemitraan tersebut sekaligus untuk proses transfer pengetahuan sehingga dalam beberapa tahun mendatang, kawasan Rembang selatan bisa menjadi sentra bibit dan buah yang bermanfaat untuk lingkungan hidup, masyarakat, dan daerah.

Program perkebunan hortikultura yang menggandeng Yayasan Obor Tani itu berada di lahan tambang non IUP PT Semen Gresik. Lahan tersebut kategori tadah hujan. 

Saat musim kemarau lahan itu tandus dan tidak produktif. Kini, di lahan itu selain dibangun embung hortikultura dengan kapasitas 15.000 meter kukubik juga ditanami berbagai pohon produktif, seperti durian, kelengkeng, srikaya jumbo, jambu kristal, pisang cavendis, pepaya calina, dan pohon buah khas Rembang yakni kawis. 

Kepala Unit Komunikasi dan Bina Lingkungan PT Semen Gresik Dharma Sunyata mengatakan selain untuk penghijauan, upaya ini sekaligus menjawab kekhawatiran berbagai kalangan jika kehadiran pabrik semen berpotensi merusak lingkungan. 

Lewat program perkebunan hortikultura ini justru Semen Gresik menegaskan komitmennya ingin hidup berdampingan dan tumbuh berkembang bersama masyarakat serta bermanfaat bagi lingkungan hidup dan daerah.

"Kehadiran industri harus membawa manfaat untuk berbagai sektor kehidupan. Itu komitmen Semen Gresik," kata Dharma Sunyata, Rabu (15/7/2020).

Saat ini, ratusan pohon jambu kristal dan srikaya jumbo di lahan perkebunan hortikultura itu sudah memasuki panen perdana, sedangkan panen pohon produktif lainnya bervariasi, namun rata-rata tahun depan sudah mulai bisa dipetik buahnya.

Fungsi embung hortikultura yang letaknya berada di lokasi paling tinggi menjadi sumber air utama untuk mengaliri kawasan perkebunan hortikultura itu. Air embung itu dijamin cukup untuk memasok air baik saat kemarau maupun musim hujan.

"Hasil panenan perdana kita bagikan kepada ratusan petani setempat. Ini sebagai upaya untuk memberikan dorongan semangat dan pemahaman kepada mereka jika lahan tadah hujan juga bisa produktif untuk pengembangan hortikultura dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi," jelasnya.

Program perkebunan hortikultura ini multi manfaat. Selain lingkungan kian hijau, petani lokal mandiri, Kabupaten Rembang juga bisa swadaya bibit dan buah. Kawasan Rembang bagian selatan bahkan bisa menjadi sentra beberapa jenis buah yang berdasar kajian Yayasan Obor Tani paling cocok ditanam di kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Blora ini.

"Rembang bisa jadi rujukan daerah lain," terangnya.

Yayasan Obor Tani yang digandeng Semen Gresik bukan lembaga sembarangan. Jejak dan kiprah lembaga dengan motto memakmurkan desa dan petani dengan model sentra pemberdayaan tani ini bisa dilihat di berbagai daerah lintas provinsi. 
  PT Semen Gresik memfasilitasi usaha peternakan rakyat di sekitar pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah. Dok. Semen Gresik
Salah satu yang terkenal adalah di Desa Nglanggeran Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul, DIY. Lahan tandus di kawasan itu berhasil diubah menjadi tanah produktif buah-buahan dan sekaligus sasaran tujuan (jujugan) wisatawan dari berbagai daerah.

Koordinator Lapangan Yayasan Obor Tani Rohmadin mengatakan proses transfer pengetahuan dan pembelajaran untuk petani lokal menjadi salah satu prioritas dalam program perkebunan hortikultura Semen Gresik.

 Petani diajari proses pembibitan, penanaman, pemupukan, penyemprotan, perawatan hingga panen. 

"Ini bisa jadi sarana edukasi baik kalangan petani, sekolah hingga perguruan tinggi. Kawasan agrowisata juga bisa terbentuk di Rembang seiring banyaknya petani yang menggeluti pohon buah-buahan. Jika sebelumnya petani hanya bergantung satu komoditas maka kita ubah pola pikir mereka dengan upaya ini," tandasnya. *** (KSM)

 

Pewarta : KSM
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024