Solo (ANTARA) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) mengimbau pengelola tempat pariwisata menerapkan standar prosedur (SOP) normal baru agar masyarakat makin percaya sebelum melakukan perjalanan wisata.
"Kami harus mengecek betul bahwa paket yang dijual memenuhi SOP penerapan normal baru," kata Wakil Ketua Asita Jawa Tengah Daryono di Solo, Jumat.
Terkait hal itu, pihaknya berharap adanya peran pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah daerah secara masif untuk mengawasi dan memverifikasi apakah objek wisata tersebut memenuhi kaidah.
"Dengan demikian tentu akan memberikan rasa kenyamanan dan kepercayaan wisatawan. Saya melihat sejauh ini belum optimal," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini sebagian tempat wisata yang dikelola perusahaan swasta sudah cukup mempersiapkan diri. Sedangkan tempat wisata yang dikelola pemerintah, menurut dia, juga jauh lebih siap.
"Karena pemerintah kan yang punya regulasi dan SDM mereka juga mumpuni," katanya.
Baca juga: Asita Jateng: Penerapan normal baru butuh simulasi
Sementara itu, selain fokus pada tempat wisata unggulan yang selama ini masuk paket wisata, pihaknya berharap agar pemerintah juga memperhatikan tempat wisata yang sifatnya umum namun tidak masuk paket wisata.
"Meski tidak masuk paket wisata tentu ini juga perlu diperhatikan agar wisatawan luar kota yang datang juga merasa lebih nyaman, seperti misalnya di alun-alun, sampai saat ini kan masih banyak kerumunan," katanya.
Selain itu, dikatakannya, kesadaran perilaku masyarakat juga sangat diperlukan, termasuk bagaimana mereka mengenakan masker dengan baik.
"Saya lihat banyak orang yang pakai masker hanya sebagai formalitas, mereka pakai tapi tidak ditutupkan di mulut dan hidung. Ini salah satu perlunya kesadaran masyarakat. Dengan diperhatikannya hal-hal kecil seperti ini harapannya wisatawan makin nyaman ketika datang," katanya.
Baca juga: Asita prediksikan jumlah wisatawan akhir tahun ke Solo naik
"Kami harus mengecek betul bahwa paket yang dijual memenuhi SOP penerapan normal baru," kata Wakil Ketua Asita Jawa Tengah Daryono di Solo, Jumat.
Terkait hal itu, pihaknya berharap adanya peran pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah daerah secara masif untuk mengawasi dan memverifikasi apakah objek wisata tersebut memenuhi kaidah.
"Dengan demikian tentu akan memberikan rasa kenyamanan dan kepercayaan wisatawan. Saya melihat sejauh ini belum optimal," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini sebagian tempat wisata yang dikelola perusahaan swasta sudah cukup mempersiapkan diri. Sedangkan tempat wisata yang dikelola pemerintah, menurut dia, juga jauh lebih siap.
"Karena pemerintah kan yang punya regulasi dan SDM mereka juga mumpuni," katanya.
Baca juga: Asita Jateng: Penerapan normal baru butuh simulasi
Sementara itu, selain fokus pada tempat wisata unggulan yang selama ini masuk paket wisata, pihaknya berharap agar pemerintah juga memperhatikan tempat wisata yang sifatnya umum namun tidak masuk paket wisata.
"Meski tidak masuk paket wisata tentu ini juga perlu diperhatikan agar wisatawan luar kota yang datang juga merasa lebih nyaman, seperti misalnya di alun-alun, sampai saat ini kan masih banyak kerumunan," katanya.
Selain itu, dikatakannya, kesadaran perilaku masyarakat juga sangat diperlukan, termasuk bagaimana mereka mengenakan masker dengan baik.
"Saya lihat banyak orang yang pakai masker hanya sebagai formalitas, mereka pakai tapi tidak ditutupkan di mulut dan hidung. Ini salah satu perlunya kesadaran masyarakat. Dengan diperhatikannya hal-hal kecil seperti ini harapannya wisatawan makin nyaman ketika datang," katanya.
Baca juga: Asita prediksikan jumlah wisatawan akhir tahun ke Solo naik