Purwokerto (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggencarkan razia masker guna meningkatkan displin masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan virus corona jenis baru itu.
"Setiap hari ada razia masker di tiap kecamatan dan dua minggu sekali serempak di seluruh desa," kata Bupati Banyumas Achmad Husein selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas dalam diskusi melalui WhatsApp dengan wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Bahkan sejak satu pekan terakhir, kata dia, ada 13 tim khusus yang menetap di 13 titik strategis untuk menggelar razia masker dua kali dalam sehari.
Baca juga: Tak bermasker, warga Wonosobo dikenai sanksi push up
"Selain itu, ada satu tim besar yang bertugas (melakukan razia) pada malam hari bersama saya dan tim 'swab' atau tes usap jalanan (mobil, red.)," katanya.
Sebelumnya, Bupati meminta masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan karena diduga banyak orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 di Banyumas.
Menurut dia, dugaan tersebut muncul karena adanya sejumlah orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil tes usap meskipun tidak memiliki gejala yang mengarah ke COVID-19.
"Kami semakin yakin (kalau) sebenarnya OTG itu banyak," tegasnya.
Menurut dia, tes usap secara massal dan masif merupakan cara untuk menyelesaikan permasalahan OTG tersebut.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir jika nantinya ada penambahan kasus positif COVID-19 kembali karena hal itu merupakan hasil pencarian.
"Itu adalah cara kami melindungi masyarakat, itu adalah cara kami mengayomi masyarakat, terutama yang imunitasnya rendah seperti orang-orang yang sudah 'sepuh' (lanjut usia), ibu hamil, anak-anak di bawah umur, itu yang kemudian harus kita lindungi. Kita harus gotong royong, kita harus hati-hati, dan kita harus kompak supaya tidak terlalu banyak korban yang berjatuhan," jelasnya.
Ia meminta masyarakat untuk tidak meremehkan atau menyepelekan COVID-19 karena berdasarkan fakta di lapangan, penyakit yang disebabkan oleh virus Corona jenis baru itu sangat berbahaya terutama bagi orang-orang yang rentan atau punya penyakit pemberat lainnya termasuk lansia, ibu hamil, dan bayi.
"Oleh sebab itu, kita harus melindungi mereka dan kita harus tolong-menolong, kompak untuk mematuhi protokol kesehatan," tegasnya.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas per tanggal 10 Juli 2020, pukul 13.51 WIB, di Kabupaten Banyumas hingga saat ini terdapat 95 pasien positif COVID-19 yang terdiri atas 68 orang dinyatakan sembuh, 4 orang meninggal dunia, dan 23 orang dalam perawatan.
Selain itu, total pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 373 orang terdiri atas 348 orang dengan hasil laboratorium negatif COVID-19, 5 orang dalam perawatan, dan 20 orang meninggal dunia.
Baca juga: Awas tim pemburu bakal kejar pengendara tak memakai masker di Banyumas
Baca juga: Belasan orang di Banyumas jalani sidang tipiring karena tak pakai masker
"Setiap hari ada razia masker di tiap kecamatan dan dua minggu sekali serempak di seluruh desa," kata Bupati Banyumas Achmad Husein selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas dalam diskusi melalui WhatsApp dengan wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Bahkan sejak satu pekan terakhir, kata dia, ada 13 tim khusus yang menetap di 13 titik strategis untuk menggelar razia masker dua kali dalam sehari.
Baca juga: Tak bermasker, warga Wonosobo dikenai sanksi push up
"Selain itu, ada satu tim besar yang bertugas (melakukan razia) pada malam hari bersama saya dan tim 'swab' atau tes usap jalanan (mobil, red.)," katanya.
Sebelumnya, Bupati meminta masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan karena diduga banyak orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 di Banyumas.
Menurut dia, dugaan tersebut muncul karena adanya sejumlah orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil tes usap meskipun tidak memiliki gejala yang mengarah ke COVID-19.
"Kami semakin yakin (kalau) sebenarnya OTG itu banyak," tegasnya.
Menurut dia, tes usap secara massal dan masif merupakan cara untuk menyelesaikan permasalahan OTG tersebut.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir jika nantinya ada penambahan kasus positif COVID-19 kembali karena hal itu merupakan hasil pencarian.
"Itu adalah cara kami melindungi masyarakat, itu adalah cara kami mengayomi masyarakat, terutama yang imunitasnya rendah seperti orang-orang yang sudah 'sepuh' (lanjut usia), ibu hamil, anak-anak di bawah umur, itu yang kemudian harus kita lindungi. Kita harus gotong royong, kita harus hati-hati, dan kita harus kompak supaya tidak terlalu banyak korban yang berjatuhan," jelasnya.
Ia meminta masyarakat untuk tidak meremehkan atau menyepelekan COVID-19 karena berdasarkan fakta di lapangan, penyakit yang disebabkan oleh virus Corona jenis baru itu sangat berbahaya terutama bagi orang-orang yang rentan atau punya penyakit pemberat lainnya termasuk lansia, ibu hamil, dan bayi.
"Oleh sebab itu, kita harus melindungi mereka dan kita harus tolong-menolong, kompak untuk mematuhi protokol kesehatan," tegasnya.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas per tanggal 10 Juli 2020, pukul 13.51 WIB, di Kabupaten Banyumas hingga saat ini terdapat 95 pasien positif COVID-19 yang terdiri atas 68 orang dinyatakan sembuh, 4 orang meninggal dunia, dan 23 orang dalam perawatan.
Selain itu, total pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 373 orang terdiri atas 348 orang dengan hasil laboratorium negatif COVID-19, 5 orang dalam perawatan, dan 20 orang meninggal dunia.
Baca juga: Awas tim pemburu bakal kejar pengendara tak memakai masker di Banyumas
Baca juga: Belasan orang di Banyumas jalani sidang tipiring karena tak pakai masker