Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Achmad Husein menyatakan cukup banyak warga dengan status orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 di daerah itu sehingga membutuhkan penanganan serius melalui tes usap secara massal dan masif.
Saat dikonfirmasi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis, Bupati Achmad mengatakan banyaknya OTG di daerah setempat itu berdasarkan data penambahan kasus positif COVID-19 yang berasal dari warga dengan status tersebut.
"Setelah tujuh hari tidak ada penambahan, kemarin (1/7) muncul satu orang yang dinyatakan positif COVID-19, warga Desa Randegan, Kecamatan Wangon. Sebenarnya ada dua, tapi yang satu orang ber-KTP luar Banyumas," katanya.
Dia mengatakan warga Desa Randegan itu diketahui positif COVID-19 pada 1 Juli 2020 setelah menjalani tes usap untuk keperluan persyaratan kerja.
Dia mengatakan orang tersebut tidak mengalami gejala-gejala yang mengarah ke COVID-19.
"Oleh karena itu, kami semakin yakin (kalau, red.) sebenarnya OTG itu banyak," katanya.
Dia mengatakan tes usap secara massal dan masif cara menyelesaikan permasalahan OTG tersebut.
Terkait dengan hal itu, Pemerintah Kabupaten Banyumas bersama RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dalam 20 hari ke depan menggelar tes usap secara massal, dimulai Rabu (1/7) untuk mengambil 4.000 sampel.
"Kemarin (1/7) sudah dilakukan untuk ASN dan DPRD sebanyak 170 orang. Setelah itu, akan ada tes secara masif lagi untuk 10.000 orang," katanya.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas per 2 Juli 2020, pukul 09.32 WIB, di Kabupaten Banyumas terdapat 78 pasien positif COVID-19 terdiri atas 66 orang dinyatakan sembuh, empa meninggal dunia, dan delapan dalam perawatan.
Selain itu, total pasien dalam pengawasan (PDP) 360 orang terdiri atas 335 orang dengan hasil laboratorium negatif COVID-19, empat menunggu hasil laboratorium, satu dalam perawatan, dan 20 meninggal dunia.
Saat dikonfirmasi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis, Bupati Achmad mengatakan banyaknya OTG di daerah setempat itu berdasarkan data penambahan kasus positif COVID-19 yang berasal dari warga dengan status tersebut.
"Setelah tujuh hari tidak ada penambahan, kemarin (1/7) muncul satu orang yang dinyatakan positif COVID-19, warga Desa Randegan, Kecamatan Wangon. Sebenarnya ada dua, tapi yang satu orang ber-KTP luar Banyumas," katanya.
Dia mengatakan warga Desa Randegan itu diketahui positif COVID-19 pada 1 Juli 2020 setelah menjalani tes usap untuk keperluan persyaratan kerja.
Dia mengatakan orang tersebut tidak mengalami gejala-gejala yang mengarah ke COVID-19.
"Oleh karena itu, kami semakin yakin (kalau, red.) sebenarnya OTG itu banyak," katanya.
Dia mengatakan tes usap secara massal dan masif cara menyelesaikan permasalahan OTG tersebut.
Terkait dengan hal itu, Pemerintah Kabupaten Banyumas bersama RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dalam 20 hari ke depan menggelar tes usap secara massal, dimulai Rabu (1/7) untuk mengambil 4.000 sampel.
"Kemarin (1/7) sudah dilakukan untuk ASN dan DPRD sebanyak 170 orang. Setelah itu, akan ada tes secara masif lagi untuk 10.000 orang," katanya.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas per 2 Juli 2020, pukul 09.32 WIB, di Kabupaten Banyumas terdapat 78 pasien positif COVID-19 terdiri atas 66 orang dinyatakan sembuh, empa meninggal dunia, dan delapan dalam perawatan.
Selain itu, total pasien dalam pengawasan (PDP) 360 orang terdiri atas 335 orang dengan hasil laboratorium negatif COVID-19, empat menunggu hasil laboratorium, satu dalam perawatan, dan 20 meninggal dunia.