Magelang (ANTARA) - Sebanyak 254 taruna tingkat IV dengan pangkat sersan mayor satu taruna Akademi Militer di Magelang yang akan dilantik menjadi perwira remaja TNI AD tahun tamatan 2020 menggelar tradisi naik puncak Gunung Tidar dan pesta air.
Kegiatan yang dipimpin Gubernur Akademi Militer, Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman, di Magelang, Senin, para taruna mulai start dari Lapangan Sapta Marga menapaki Gunung Tidar sampai puncak di ketinggian 503 meter di atas permukaan laut.
Para taruna secara simbolik berpamitan kepada masyarakat Magelang, karena sebentar lagi akan melanjutkan pengabdian sebagi prajurit TNI AD berpangkat letnan dua berbagai korps di seluruh pelosok Tanah Air.
Dalam sejarah perjuangan bangsa, Gunung Tidar memiliki peranan yang sangat penting. Di Lembah Gunung tidar terdapat Akademi Militer sebagai kawah pendidikan yang mencetak perwira pejuang Sapta Marga.
Akademi Militer berdiri sejak 11 November 1957 dan orang yang berperan penting dalam pendirian Akademi Militer adalah Wakil Kepala Staf TNI AD (saat itu), Letnan Jenderal TNI Gatot Soebroto, dan patung dirinya berdiri di dalam kampus Akademi Militer.
Pada masa awal-awal Indonesia berdiri, ada beberapa akademi kemiliteran yang berdiri sendiri-sendiri, dan baru setelah Akademi Militer Nasional dan Akademi Militer berdiri, pendidikan calon perwira TNI AD bisa diintegrasikan secara mulus.
Gatot Soebroto yang menentukan lokasi kampus Akademi Militer di bukit Tidar itu, dan dia juga yang membuat slogan "estetika, loyalitas, etika" (e l e) yang ditabalkan di dalam suatu "brevet" yang disematkan di dada kiri taruna di atas papan nama.
Berbagai hal tentang proses seleksi, tradisi-tradisi, pembentukan dan pembinaan para taruna hingga pelantikan mereka menjadi perwira pertama TNI AD dimuat secara baik di dalam buku "Menjadi Taruna Akademi Militer" yang diterbitkan Dinas Penerangan TNI AD.
Selesai acara tradisi di puncak Tidar, dilanjutkan pesta air di Kolam Renang Pierre Tendean di dalam kompleks Akademi Militer. Pada tradisi pesta air itu diberikan kesempatan kepada para taruna yunior untuk berbasah ria dengan para taruna senior.
Dengan penuh keakraban para taruna senior dan yunior berbaur dalam pesta air sebagai simbol melebur segala salah dan kilaf di antara mereka.
Tradisi pesta air secara rutin diadakan setiap tahun untuk mengantarkan para taruna tingkat IV yang sebentar lagi akan memasuki masa pengabdian yang sebenarnya sebagai calon perwira remaja TNI AD.
Abdurahman mengatakan, air mempunyai fungsi dan manfaat serta karakteristik yang baik untuk digunakan dan dicontoh bagi kelangsungan kehidupan umat manusia. Air di samping merupakan sumber kehidupan juga merupakan sarana untuk membersihkan diri dari berbagai kotoran dan noda yang ada.
"Selain itu, di dunia militer para ahli strategi mengungkapkan, bahwa strategi yang paling efektif dalam setiap pertempuran adalah strategi yang mencontoh sifat air, yakni cepat beradaptasi menyesuaikan diri dengan bentuk-bentuk medan yang dihadapi," katanya.
Ia menyampaikan saat ini NKRI membutuhkan perwira-perwira TNI yang tidak hanya profesional, tetapi juga memiliki jiwa kejuangan, berkarakter dan mempunyai moral yang baik serta bersih dan jernih bagaikan air.
Gubernur Akmil berharap para calon perwira remaja bisa menjadi seorang perwira yang dapat melaksanakan tugas dengan baik, tidak menyimpang dari aturan hukum yang berlaku serta senantiasa mengutamakan moral dengan dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat dijadikan barometer dan tolak ukur serta dapat menjadi contoh dan panutan bagi anak buahnya di satuan serta masyarakat di lingkungan tempat bertugas.
Baca juga: 254 taruna Akmil praktik aplikasi kepemimpinan
Baca juga: Peserta Latsitarda Akmil mendapatkan pembekalan pencegahan COVID-19
Kegiatan yang dipimpin Gubernur Akademi Militer, Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman, di Magelang, Senin, para taruna mulai start dari Lapangan Sapta Marga menapaki Gunung Tidar sampai puncak di ketinggian 503 meter di atas permukaan laut.
Para taruna secara simbolik berpamitan kepada masyarakat Magelang, karena sebentar lagi akan melanjutkan pengabdian sebagi prajurit TNI AD berpangkat letnan dua berbagai korps di seluruh pelosok Tanah Air.
Dalam sejarah perjuangan bangsa, Gunung Tidar memiliki peranan yang sangat penting. Di Lembah Gunung tidar terdapat Akademi Militer sebagai kawah pendidikan yang mencetak perwira pejuang Sapta Marga.
Akademi Militer berdiri sejak 11 November 1957 dan orang yang berperan penting dalam pendirian Akademi Militer adalah Wakil Kepala Staf TNI AD (saat itu), Letnan Jenderal TNI Gatot Soebroto, dan patung dirinya berdiri di dalam kampus Akademi Militer.
Pada masa awal-awal Indonesia berdiri, ada beberapa akademi kemiliteran yang berdiri sendiri-sendiri, dan baru setelah Akademi Militer Nasional dan Akademi Militer berdiri, pendidikan calon perwira TNI AD bisa diintegrasikan secara mulus.
Gatot Soebroto yang menentukan lokasi kampus Akademi Militer di bukit Tidar itu, dan dia juga yang membuat slogan "estetika, loyalitas, etika" (e l e) yang ditabalkan di dalam suatu "brevet" yang disematkan di dada kiri taruna di atas papan nama.
Berbagai hal tentang proses seleksi, tradisi-tradisi, pembentukan dan pembinaan para taruna hingga pelantikan mereka menjadi perwira pertama TNI AD dimuat secara baik di dalam buku "Menjadi Taruna Akademi Militer" yang diterbitkan Dinas Penerangan TNI AD.
Selesai acara tradisi di puncak Tidar, dilanjutkan pesta air di Kolam Renang Pierre Tendean di dalam kompleks Akademi Militer. Pada tradisi pesta air itu diberikan kesempatan kepada para taruna yunior untuk berbasah ria dengan para taruna senior.
Dengan penuh keakraban para taruna senior dan yunior berbaur dalam pesta air sebagai simbol melebur segala salah dan kilaf di antara mereka.
Tradisi pesta air secara rutin diadakan setiap tahun untuk mengantarkan para taruna tingkat IV yang sebentar lagi akan memasuki masa pengabdian yang sebenarnya sebagai calon perwira remaja TNI AD.
Abdurahman mengatakan, air mempunyai fungsi dan manfaat serta karakteristik yang baik untuk digunakan dan dicontoh bagi kelangsungan kehidupan umat manusia. Air di samping merupakan sumber kehidupan juga merupakan sarana untuk membersihkan diri dari berbagai kotoran dan noda yang ada.
"Selain itu, di dunia militer para ahli strategi mengungkapkan, bahwa strategi yang paling efektif dalam setiap pertempuran adalah strategi yang mencontoh sifat air, yakni cepat beradaptasi menyesuaikan diri dengan bentuk-bentuk medan yang dihadapi," katanya.
Ia menyampaikan saat ini NKRI membutuhkan perwira-perwira TNI yang tidak hanya profesional, tetapi juga memiliki jiwa kejuangan, berkarakter dan mempunyai moral yang baik serta bersih dan jernih bagaikan air.
Gubernur Akmil berharap para calon perwira remaja bisa menjadi seorang perwira yang dapat melaksanakan tugas dengan baik, tidak menyimpang dari aturan hukum yang berlaku serta senantiasa mengutamakan moral dengan dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat dijadikan barometer dan tolak ukur serta dapat menjadi contoh dan panutan bagi anak buahnya di satuan serta masyarakat di lingkungan tempat bertugas.
Baca juga: 254 taruna Akmil praktik aplikasi kepemimpinan
Baca juga: Peserta Latsitarda Akmil mendapatkan pembekalan pencegahan COVID-19