Semarang (ANTARA) -
"Kami minta pengelola desa wisata untuk melakukan simulasi tentang rencana pembukaan kembali operasional dan simulasi itu menjadi bukti persiapan dalam menyambut wisatawan dengan penerapan protokol kesehatan," kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Sinoeng Noegroho Rachmadi di Semarang, Senin.
Disporapar Jateng merekomendasikan pelaksanaan simulasi normal baru desa wisata diikuti maksimal 50 orang, melibatkan pihak terkait terutama pemerintah kabupaten/kota dan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 setempat, serta disampaikan ke masyarakat melalui media sosial masing-masing.
Selanjutnya, simulasi harus dievaluasi dan hasilnya menjadi pertimbangan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 dan pemerintah kabupaten/kota dalam pemberian izin operasional.
"Kami juga minta simulasi normal baru di desa wisata dilakukan secara terbatas dan bertahap," ujarnya.
Diharapkan simulasi normal baru desa wisata bisa berlangsung secara simultan dan menyeluruh dengan tetap melihat perkembangan pandemi COVID-19.
Ia menyebut beberapa desa wisata di Kota Semarang, Kabupaten Slawi, dan Kabupaten Banyumas sudah melakukan simulasi normal baru.
"Kendati demikian, kami hanya merekomendasikan simulasi normal baru di desa-desa wisata yang berada di zona hijau dan kuning, sedangkan zona merah tidak atau belum boleh," katanya.
Baca juga: Pemda perlu kembangkan konsep wisata dalam kota
Baca juga: Fokus pemulihan pariwisata di Jateng pada wisatawan nusantara
Para pengelola desa wisata di Provinsi Jawa Tengah diminta segera melakukan simulasi penerapan tatanan kehidupan normal baru setelah ditutup sementara akibat pandemi COVID-19.
"Kami minta pengelola desa wisata untuk melakukan simulasi tentang rencana pembukaan kembali operasional dan simulasi itu menjadi bukti persiapan dalam menyambut wisatawan dengan penerapan protokol kesehatan," kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Sinoeng Noegroho Rachmadi di Semarang, Senin.
Disporapar Jateng merekomendasikan pelaksanaan simulasi normal baru desa wisata diikuti maksimal 50 orang, melibatkan pihak terkait terutama pemerintah kabupaten/kota dan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 setempat, serta disampaikan ke masyarakat melalui media sosial masing-masing.
Selanjutnya, simulasi harus dievaluasi dan hasilnya menjadi pertimbangan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 dan pemerintah kabupaten/kota dalam pemberian izin operasional.
"Kami juga minta simulasi normal baru di desa wisata dilakukan secara terbatas dan bertahap," ujarnya.
Diharapkan simulasi normal baru desa wisata bisa berlangsung secara simultan dan menyeluruh dengan tetap melihat perkembangan pandemi COVID-19.
Ia menyebut beberapa desa wisata di Kota Semarang, Kabupaten Slawi, dan Kabupaten Banyumas sudah melakukan simulasi normal baru.
"Kendati demikian, kami hanya merekomendasikan simulasi normal baru di desa-desa wisata yang berada di zona hijau dan kuning, sedangkan zona merah tidak atau belum boleh," katanya.
Baca juga: Pemda perlu kembangkan konsep wisata dalam kota
Baca juga: Fokus pemulihan pariwisata di Jateng pada wisatawan nusantara