Kudus (ANTARA) - RSUD Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah, kini memiliki laboratorium untuk melakukan pengujian spesimen swab (usap) tenggorokan untuk menguji ada tidaknya virus corona (COVID-19) guna mempercepat pendeteksian terhadap penyebaran virus corona di masyarakat.
Pengoperasian laboratorium uji swab COVID-19 dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) atau metode PCR ditandai dengan pemotongan pita oleh Pelaksana tugas Bupati Kudus M. Hartopo, Senin (8/6).
"Mudah-mudahan, pendeteksian terhadap COVID-19 semakin meluas dan hasilnya bisa cepat diketahui sehingga penanganan kasusnya juga lebih maksimal," kata Plt M. Hartopo di sela-sela peresmian laboratorium biomolekuler di RSUD Loekmono Hadi Kudus.
Apalagi, kata dia, untuk mengetahui hasilnya tidak perlu menunggu lama seperti sebelumnya bisa sampai satu bulan, kemudian setelah ada tambahan laboratorium semakin cepat menjadi sepekan sudah bisa diketahui.
Dengan hadirnya laboratorium biomolekuler di RSUD Loekmono Hadi Kudus yang merupakan bantuan dari PT Djarum Kudus, diharapkan hasilnya bisa diketahui cukup dalam waktu sehari. Sementara kemampuan melakukan uji swab dalam sehari bisa mencapai 90-an sampel spesimen swab.
Keberadaan laboratorium tesebut, selama pandemi COVID-19 tidak dikomersialkan karena untuk biaya operasionalnya ditanggung oleh APBD Kabupaten Kudus.
"Penghitungan secara detail memang belum, namun biaya operasional untuk setiap pengujian spesimen swab diperkirakan menghabiskan biaya berkisar Rp500 ribuan," ujarnya.
Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus Abdul Azis Achyar menambahkan untuk perizinan laboratoriumnya sudah diurus, kemudian untuk operasional sudah diizinkan oleh Litbang Kesehatan.
"Setiap hasil positif disuruh mengirimkan 20 sampel untuk uji validitas," ujarnya.
Program Manager Djarum Foundation Purwono Nugroho berharap bantuan alat untuk uji swab COVID-19 tersebut bisa membantu pemerintah dalam melakukan pencegahan penyebaran virus corona.
Karena RSUD Loekmono Hadi Kudus merupakan salah satu rumah sakit rujukan, maka nantinya laboratorium biomolekuler tersebut juga siap menampung spesimen swab dari daerah lain, seperti Kabupaten Jepara, Pati, Purwodadi, Demak maupun Rembang.
Hanya saja, untuk sementara masih fokus menyelesaikan permasalahan COVID-19 di Kabupaten Kudus terlebih dahulu mengingat banyak kluster.
Baca juga: Kontak dengan pasien COVID-19, enam petugas kesehatan RSUD Kudus dikarantina
Baca juga: PDP meninggal di RSUD Kudus negatif COVID-19
Pengoperasian laboratorium uji swab COVID-19 dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) atau metode PCR ditandai dengan pemotongan pita oleh Pelaksana tugas Bupati Kudus M. Hartopo, Senin (8/6).
"Mudah-mudahan, pendeteksian terhadap COVID-19 semakin meluas dan hasilnya bisa cepat diketahui sehingga penanganan kasusnya juga lebih maksimal," kata Plt M. Hartopo di sela-sela peresmian laboratorium biomolekuler di RSUD Loekmono Hadi Kudus.
Apalagi, kata dia, untuk mengetahui hasilnya tidak perlu menunggu lama seperti sebelumnya bisa sampai satu bulan, kemudian setelah ada tambahan laboratorium semakin cepat menjadi sepekan sudah bisa diketahui.
Dengan hadirnya laboratorium biomolekuler di RSUD Loekmono Hadi Kudus yang merupakan bantuan dari PT Djarum Kudus, diharapkan hasilnya bisa diketahui cukup dalam waktu sehari. Sementara kemampuan melakukan uji swab dalam sehari bisa mencapai 90-an sampel spesimen swab.
Keberadaan laboratorium tesebut, selama pandemi COVID-19 tidak dikomersialkan karena untuk biaya operasionalnya ditanggung oleh APBD Kabupaten Kudus.
"Penghitungan secara detail memang belum, namun biaya operasional untuk setiap pengujian spesimen swab diperkirakan menghabiskan biaya berkisar Rp500 ribuan," ujarnya.
Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus Abdul Azis Achyar menambahkan untuk perizinan laboratoriumnya sudah diurus, kemudian untuk operasional sudah diizinkan oleh Litbang Kesehatan.
"Setiap hasil positif disuruh mengirimkan 20 sampel untuk uji validitas," ujarnya.
Karena RSUD Loekmono Hadi Kudus merupakan salah satu rumah sakit rujukan, maka nantinya laboratorium biomolekuler tersebut juga siap menampung spesimen swab dari daerah lain, seperti Kabupaten Jepara, Pati, Purwodadi, Demak maupun Rembang.
Hanya saja, untuk sementara masih fokus menyelesaikan permasalahan COVID-19 di Kabupaten Kudus terlebih dahulu mengingat banyak kluster.
Baca juga: Kontak dengan pasien COVID-19, enam petugas kesehatan RSUD Kudus dikarantina
Baca juga: PDP meninggal di RSUD Kudus negatif COVID-19