Solo (ANTARA) - Ojek online (Ojol) Grab mulai beroperasi mengangkut penumpang dengan perlengkapan alat proteksi untuk memisahkan antara pengemudi dengan pelanggannya untuk mencegah penularan coronavirus disease 2019 (COVID-19) di Solo Raya.
Pada acara peluncuran pertama Ojol Grab dengan alat proteksi tersebut dihadiri Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo dan Cluster Lead Grab Solo Raya, Aditya Kundhala, bersama operator Ojol di depan Pendopo Gedhe Balaikota Surakarta, Senin.
Pemkot Surakarta yang sebelumnya membatalkan pencabutan status Solo kejadian luar biasa, dan kini menerapkan Perwali No.10/2020, tentang Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), dengan mulai membuka tempah ibadah dan pusat perekenomian sesuai protokol kesehatan dengan tatanan hidup baru.
Menurut Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo Ojek Online (ojol) seperti Grab dan Gojek di Solo, sudah diperbolehkan membawa penumpang dengan dilengkapi alat proteksi merupakan sebuah inovasi dipersilahkan saja.
"Kami tidak pernah mengatur transportasi atau angkutan umum yang bukan haknya Pemerintah Kota Surakarta," kata Rudyatmo menjelaskan.
Menurut Rudyatmo Ojol tersebut sudah mulai beroperasi mulai pada tanggal 15 Mei 2020, dan diperbolehkan membawa penumpang atau melayani masyarakat soal transportasi. Pihaknya tidak melarang soal transportasi untuk pelayanan masyarakat itu.
Menurut Rudyatmo yang utama Ojol tersebut sebenarnya jika jaga jarak, mereka (ojol) tidak mungkin akan memboncengkan penumpang. Namun, operator Ojol yang terpenting tetap mengenakan masker dan sering cuci tangan dengan sabun.
"Masyarakat yang menggunakan layanan ojol sebaiknya dengan menggunakan helmnya sendiri," katanya.
Sehingga, kata dia, masyarakat yang bekerja di toko, pasar, dan mal sebaiknya membawa helm sendiri-sendiri. Untuk itu, mereka tidak ada kekhawatiran jika di helm itu, ada virusnya.
Selain itu, dia menjelaskan virus corona tersebut dinilai bisa mematikan manusia, tetapi masyarakat yang mempunyai penyakit TBC di Indonesia juga lebih banyak. Namun, penyakit TBC jika dengan diobati secara rutin bisa sembuh.
Oleh karena itu, kata dia, dengan adanya protokol kesehatan ini, mengajak masyarakat untuk mengetrapkan betul-betul aturan itu. Masyarakat minimal jika keluar dari rumah menggunakan masker paling utama.
Aditya Kundhala selaku Cluster Lead Grab Solo Raya mengatakan "Grab Protect" melengkapi armada Grab dengan separator atau alat proteksi.
Menurut Aditya alat proteksi dipasangn baik itu, untuk mobil maupun sepeda motor. Ada sebanyak 80 armada mobil dan 30 sepeda motor dilengkapi dengan separator.
Hal tersebut, kata Aditya, dengan tujuan untuk memfasilitasi bagi masyarakat yang membutuhkan transportasi jika keluar dari rumah, bepergian agar merasa aman dengan mengenakan alat separator.
"Kami juga memberikan rasa aman pada pengemudi yang tiap hari berinteraksi dengan orang. Rasa aman bagi kedua pihak. Kami juga mendukung pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Jumlah mitra yang menggunakan fasilitasi ini, akan bertahap," katanya.
Baca juga: Gojek motor mulai angkut penumpang lagi hari ini
Pada acara peluncuran pertama Ojol Grab dengan alat proteksi tersebut dihadiri Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo dan Cluster Lead Grab Solo Raya, Aditya Kundhala, bersama operator Ojol di depan Pendopo Gedhe Balaikota Surakarta, Senin.
Pemkot Surakarta yang sebelumnya membatalkan pencabutan status Solo kejadian luar biasa, dan kini menerapkan Perwali No.10/2020, tentang Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), dengan mulai membuka tempah ibadah dan pusat perekenomian sesuai protokol kesehatan dengan tatanan hidup baru.
Menurut Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo Ojek Online (ojol) seperti Grab dan Gojek di Solo, sudah diperbolehkan membawa penumpang dengan dilengkapi alat proteksi merupakan sebuah inovasi dipersilahkan saja.
"Kami tidak pernah mengatur transportasi atau angkutan umum yang bukan haknya Pemerintah Kota Surakarta," kata Rudyatmo menjelaskan.
Menurut Rudyatmo Ojol tersebut sudah mulai beroperasi mulai pada tanggal 15 Mei 2020, dan diperbolehkan membawa penumpang atau melayani masyarakat soal transportasi. Pihaknya tidak melarang soal transportasi untuk pelayanan masyarakat itu.
Menurut Rudyatmo yang utama Ojol tersebut sebenarnya jika jaga jarak, mereka (ojol) tidak mungkin akan memboncengkan penumpang. Namun, operator Ojol yang terpenting tetap mengenakan masker dan sering cuci tangan dengan sabun.
"Masyarakat yang menggunakan layanan ojol sebaiknya dengan menggunakan helmnya sendiri," katanya.
Sehingga, kata dia, masyarakat yang bekerja di toko, pasar, dan mal sebaiknya membawa helm sendiri-sendiri. Untuk itu, mereka tidak ada kekhawatiran jika di helm itu, ada virusnya.
Selain itu, dia menjelaskan virus corona tersebut dinilai bisa mematikan manusia, tetapi masyarakat yang mempunyai penyakit TBC di Indonesia juga lebih banyak. Namun, penyakit TBC jika dengan diobati secara rutin bisa sembuh.
Oleh karena itu, kata dia, dengan adanya protokol kesehatan ini, mengajak masyarakat untuk mengetrapkan betul-betul aturan itu. Masyarakat minimal jika keluar dari rumah menggunakan masker paling utama.
Aditya Kundhala selaku Cluster Lead Grab Solo Raya mengatakan "Grab Protect" melengkapi armada Grab dengan separator atau alat proteksi.
Menurut Aditya alat proteksi dipasangn baik itu, untuk mobil maupun sepeda motor. Ada sebanyak 80 armada mobil dan 30 sepeda motor dilengkapi dengan separator.
Hal tersebut, kata Aditya, dengan tujuan untuk memfasilitasi bagi masyarakat yang membutuhkan transportasi jika keluar dari rumah, bepergian agar merasa aman dengan mengenakan alat separator.
"Kami juga memberikan rasa aman pada pengemudi yang tiap hari berinteraksi dengan orang. Rasa aman bagi kedua pihak. Kami juga mendukung pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Jumlah mitra yang menggunakan fasilitasi ini, akan bertahap," katanya.
Baca juga: Gojek motor mulai angkut penumpang lagi hari ini