Purwokerto (ANTARA) - Dua orang warga Desa Jogosimo, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, dilaporkan hilang akibat tenggelam di muara Sungai Lukulo, kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP/Basarnas) Cilacap I Nyoman Sidakarya.
"Berdasarkan informasi yang kami terima dari saudara Syarif, pegiat SAR Tunas Kelapa, peristiwa itu terjadi tadi pagi, sekitar pukul 08.00 WIB," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Ia mengatakan saat itu kedua korban yang diketahui bernama Mujahidin (22) dan Faidu Rohman (23), keduanya warga Dusun Buruhan RT 03 RW 04, Desa Jogosimo, Kecamatan Klirong, Kebumen, sedang bermain getek atau rakit di muara Sungai Lukulo.
Akan tetapi nahas, kata dia, rakit yang mereka tumpangi terseret arus ke selatan hingga akhirnya terhantam ombak dan tenggelam.
"Terkait dengan informasi yang kami terima pada pukul 10.45 WIB tersebut, kami segera memberangkatkan satu regu Basarnas KPP Cilacap menuju lokasi kejadian guna mencari dan menolong kedua korban," tuturnya.
Ia mengatakan personel Basarnas KPP Cilacap dilengkapi dengan satu unit Rescue Carrier, alat pelindung diri (APD) guna mencegah penularan COVID-19, satu unit perahu karet, peralatan search and rescue (SAR) di air, dan peralatan pendukung lainnya.
Menurut dia, personel Basarnas KPP Cilacap akan bergabung dengan potensi SAR lainnya yang telah berada di lokasi kejadian, antara lain Polsek Klirong, Koramil Klirong, SAR Tunas Kelapa, serta dibantu masyarakat sekitar dan keluarga korban.
"Pencarian difokuskan di sekitaran lokasi kejadian, yaitu muara Sungai Lukulo di perbatasan Desa Jogosimo, Kecamatan Klirong, dan Desa Tegalretno, Kecamatan Petanahan. Menurut saksi mata, kedua korban sudah terbawa arus sampai ke muara, tetapi pencarian tidak memungkinkan menggunakan perahu ke laut karena ombak sampai saat ini masih tinggi," ujar Nyoman.
Dalam kesempatan terpisah, analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap, Rendi Krisnawan mengatakan gelombang tinggi masih berpeluang terjadi di perairan selatan Jawa Barat, perairan selatan Jawa Tengah, perairan selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Samudra Hindia selatan Jabar-DIY.
"Oleh karena itu, kami telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga tanggal 1 Juni 2020, pukul 19.00 WIB, dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut," ucapnya.
Dalam hal ini, kata dia, tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jabar-DIY diprakirakan berkisar 2,5-4 meter atau masuk kategori tinggi, sedangkan di wilayah Samudra Hindia selatan Jabar-DIY diprakirakan berkisar 4-6 meter atau masuk kategori sangat tinggi.
Baca juga: Korban tenggelam di Sungai Kalisabuk Cilacap ditemukan tewas
Baca juga: Hilang dua hari, korban tenggelam di Bendungan Logung Kudus ditemukan meninggal
"Berdasarkan informasi yang kami terima dari saudara Syarif, pegiat SAR Tunas Kelapa, peristiwa itu terjadi tadi pagi, sekitar pukul 08.00 WIB," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Ia mengatakan saat itu kedua korban yang diketahui bernama Mujahidin (22) dan Faidu Rohman (23), keduanya warga Dusun Buruhan RT 03 RW 04, Desa Jogosimo, Kecamatan Klirong, Kebumen, sedang bermain getek atau rakit di muara Sungai Lukulo.
Akan tetapi nahas, kata dia, rakit yang mereka tumpangi terseret arus ke selatan hingga akhirnya terhantam ombak dan tenggelam.
"Terkait dengan informasi yang kami terima pada pukul 10.45 WIB tersebut, kami segera memberangkatkan satu regu Basarnas KPP Cilacap menuju lokasi kejadian guna mencari dan menolong kedua korban," tuturnya.
Ia mengatakan personel Basarnas KPP Cilacap dilengkapi dengan satu unit Rescue Carrier, alat pelindung diri (APD) guna mencegah penularan COVID-19, satu unit perahu karet, peralatan search and rescue (SAR) di air, dan peralatan pendukung lainnya.
Menurut dia, personel Basarnas KPP Cilacap akan bergabung dengan potensi SAR lainnya yang telah berada di lokasi kejadian, antara lain Polsek Klirong, Koramil Klirong, SAR Tunas Kelapa, serta dibantu masyarakat sekitar dan keluarga korban.
"Pencarian difokuskan di sekitaran lokasi kejadian, yaitu muara Sungai Lukulo di perbatasan Desa Jogosimo, Kecamatan Klirong, dan Desa Tegalretno, Kecamatan Petanahan. Menurut saksi mata, kedua korban sudah terbawa arus sampai ke muara, tetapi pencarian tidak memungkinkan menggunakan perahu ke laut karena ombak sampai saat ini masih tinggi," ujar Nyoman.
Dalam kesempatan terpisah, analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap, Rendi Krisnawan mengatakan gelombang tinggi masih berpeluang terjadi di perairan selatan Jawa Barat, perairan selatan Jawa Tengah, perairan selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Samudra Hindia selatan Jabar-DIY.
"Oleh karena itu, kami telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga tanggal 1 Juni 2020, pukul 19.00 WIB, dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut," ucapnya.
Dalam hal ini, kata dia, tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jabar-DIY diprakirakan berkisar 2,5-4 meter atau masuk kategori tinggi, sedangkan di wilayah Samudra Hindia selatan Jabar-DIY diprakirakan berkisar 4-6 meter atau masuk kategori sangat tinggi.
Baca juga: Korban tenggelam di Sungai Kalisabuk Cilacap ditemukan tewas
Baca juga: Hilang dua hari, korban tenggelam di Bendungan Logung Kudus ditemukan meninggal