Semarang (ANTARA) - Usaha berskala Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) salah satunya Moko Konvensi yang beralamat di Semarang berhasil bertahan saat pandemi COVID-19 meskipun omsetnya mengalami penurunan hingga 70 persen.

Budi Turmoko, pemilik Moko Konveksi, mengaku pada kondisi normal, omset per bulan bisa mencapai Rp130.000.000, namun jumlah tersebut turun hingga 70 persen semenjak pandemi COVID-19 atau hanya cukup membiayai pekerja yang berjumlah 50 orang, sedangkan untuk pengembangan usaha kesulitan.

“Saya membangun bisnis ini berawal dari usaha rumahan dengan mempekerjakan tenaga lepas yang membentuk kelompok UMKM dan lebih dari 90 persen anggota kelompok ini adalah perempuan yang berprofesi ganda, sebagai wirausaha dan juga ibu rumah tangga, sehingga ini menjadi beban mental bagi saya untuk dapat memberikan mereka penghasilan," kata Budi.

Budi menambahkan, sebelum terjadinya pandemi, usaha Moko Konveksi dapat memproduksi hingga 3.000 helai pakaian per bulan.

“Saat pandemi virus Corona melanda Indonesia di pertengahan Maret kemarin, saya harus menghentikan produksi tersebut karena dipastikan tidak akan terjual ke pasar," kata Budi.

Melihat berbagai permasalahan yang dihadapi mitra binaannya, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV mencoba membantu meningkatkan produktivitas UMKM di saat pandemi COVID-19.

Anna Yudhiastuti, selaku Unit Manager Comm & CSR Pertamina MOR IV mengatakan Pertamina melalui program CSR-nya membantu para tenaga medis dan masyarakat untuk menanggulangi penyebaran COVID-19 dengan menyalurkan bantuan paket alat pelindung diri (APD) dan penunjang kesehatan lainnya.

“Salah satu cara kami adalah memesan produk-produk alat pelindung diri seperti masker, hazmat, pelindung wajah dan lainnya kepada mitra UMKM binaan Pertamina salah satunya Moko Konveksi”, ujar Anna.

Moko Konveksi merupakan mitra UMKM yang telah bergabung dengan program kemitraan Pertamina sejak tahun 2014.

“Alhamdulilah saat saya butuh modal usaha untuk produksi APD lebih banyak lagi, Pertamina di awal maret memberikan saya pesanan untuk produksi masker kain yang cukup banyak, total ada 6.400 masker kain yang di pesan, dan berkat omset dari pesanan ini saya punya modal untuk mencoba produksi hazmat dan face shield” tambah Budi.

Baca juga: Pertamina gandeng Komunitas Difabel Ampel layani pengantaran elpiji
Baca juga: Pekerja Pertamina bantu masyarakat di ring 1 perusahaan

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024