Magelang (ANTARA) - Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Lembaga Administrasi Negara melakukan kunjungan virtual ke Desa Wisata Lerep, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, sebagai bagian pembelajaran strategi kepemimpinan dan organisasi adaptif. 

"Desa Lerep menjadi lokus visitasi PKN (Pelatihan Kepemimpinan Nasional) dengan peserta 15 orang didampingi pembimbing dari LAN, Winanungtyastiti," kata Sekretaris Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika yang juga peserta visitasi virtual itu, Haryati, dalam keterangan tertulis di Magelang, Jumat.

Peserta visitasi itu para pejabat pimpinan tinggi madya dari berbagai kementerian, lembaga dan pemerintah daerah diterima antara lain oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Semarang Heru Purwantoro, Kepala Desa Lerep Sumariyadi, dan ketua pokdarwis setempat, Susi Yanto.

Melalui kegiatan itu, katanya, terjadi pembelajaran strategi kepemimpinan dan organisasi adaptif dari lokus dan fokus VKN, sesuai dengan tema visitasi, "Menumbuhkan ekonomi desa dengan memanfaatkan aset desa".

Oleh karena terjadi pandemi virus corona jenis baru (COVID-19), PKN Tingkat II Angkatan VII Tahun 2020 LAN diselenggarakan melalui metode "distance learning".

Hal itu sesuai dengan SE Kepala LAN Nomor 10/K.1/HKM.02.3/2020 tentang Panduan Teknis Penyelenggaraan Pelatihan Dalam Masa Pandemi Coronavirus Disease (COVID-19). Pembelajaran "distance learning" dimulai pada 2 April hingga 29 Juli 2020.

Baca juga: Ganjar nikmati Nasi Iriban di Desa Wisata Lerep

Dalam kegiatan pada Rabu (22/4) itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih mengemukakan bahwa menggali potensi wisata daerah setempat menjadi salah satu bentuk usaha pemkab meningkatkan pendapatan asli daerah.

Berdasarkan data 2018, kata dia, terjadi penurunan jumlah desa wisata dari 35 menjadi 22 desa di daerah setempat karena beberapa faktor penyebab utama, seperti kurangnya inovasi masyarakat sebagai penggerak desa wisata.

Ia menyebut Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat saat ini menjadi salah satu destinasi wisata yang tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara, terutama setiap akhir pekan.

Sebelumnya, Lerep sebagai desa miskin dengan masalah pencemaran lingkungan karena kotoran sapi dari usaha peternakan warga yang tidak dikelola secara optimal.

Perangkat desa setempat kemudian mengubah pola hidup dan kebiasaan warga untuk menghargai dan menjaga kelestarian lingkungan.

Saat ini, usaha peternakan sapi telah dioptimalkan melalui pemanfaatan daging, susu, dan produk turunan (yoghurt dan permen susu), serta daur ulang limbah menjadi biogas dan kompos.

Upaya membangun Desa Wisata Lerep dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Lerep yang tertuang dalam Peraturan Desa Lerep Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Desa Tahun 2016.

Gagasan pengembangan Desa Lerep dimulai dengan pendekatan kepada masyarakat guna perubahan status ekonomi dan sosial yang lebih baik, sedangkan pengembangan desa wisata melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Gerbang Lentera yang dibentuk pada 1 Maret 2017) dengan sejumlah unit usaha.

Unit usaha BUMDes Gerbang Lentera itu, antara lain pelayanan umum berupa usaha bank sampah untuk iuran BPJS Kesehatan dan pariwisata untuk mendorong warga sebagai pelaku wisata membuka "home stay" dan mengoptimalkan pemanfaatan aset desa untuk kepariwisataan.

Sejumlah potensi wisata Desa Lerep yang terus berkembang dengan kekuatan nilai-nilai luhur masyarakat setempat, antara lain tradisi budaya desa, kuliner dan alam.


Baca juga: Temanggung benahi manajemen pengelolaan desa wisata
Baca juga: Pemkab Kudus petakan potensi wisata dan UKM tiap desa

Pewarta : Hari
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024