WHO tak yakin antibodi beri perlindungan lawan infeksi ulang corona

Sabtu, 18 April 2020 13:48 WIB

Jenewa (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak yakin apakah keberadaan antibodi dalam darah memberikan perlindungan maksimal terhadap reinfeksi (tertular kembali) virus corona, demikian ahli kedaruratan WHO, Mike Ryan saat konferensi pers, Jumat.

Ryan juga menuturkan bahwa walaupun antibodi bekerja efektif, terdapat sedikit tanda bahwa sejumlah besar orang mengembangkan antibodi itu  dan mulai menawarkan  apa yang disebut "kekebalan kelompok" terhadap populasi yang lebih besar.

"Banyak informasi awal yang datang kepada kami pada saat ini akan menunjukkan bahwa cukup sedikit populasi yang mengalami serokonversi (untuk memproduksi antibodi)," katanya.

"Harapannya bahwa ... mayoritas dalam masyarakat mungkin telah mengembangkan antibodi, bukti umum bertolak belakang dengan harapan itu, sehingga antibodi  mungkin tidak memecahkan masalah pemerintah."

Baca juga: Guru besar IPB temukan telur memproduksi antibodi

Sebelumnya beberapa pakar kesehatan mengusulkan  langkah-langkah  memerangi pandemi corona antara lain dengan menerapkan strategi kekebalan kelompok. Strategi ini diyakini beberapa pakar kesehatan dapat menghentikan penyebaran virus corona dengan membiarkan semua populasi tertular, dengan asumsi tingkat kekebalan masyarakat terhadap corona di atas 70 persen. 

Namun, tak sedikit pakar yang menentang usulan itu karena risikonya terlalu tinggi. Apalagi vaksin corona belum ditemukan.

Oleh sebab itu, strategi yang umum ditempuh adalah pencegahan penularan dengan memberlakukan karantina wilayah dan menginstruksikan warga masyarakat berdiam di rumah, serta menjaga jarak aman ketika berada  di ruang terbuka.

Sumber: Reuters

Baca juga: Studi menunjukkan 3% populasi Belanda produksi antibodi virus corona
Baca juga: Arizona akan tes antibodi virus corona untuk 250.000 petugas kesehatan


 


Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Bank Jateng aktifkan 34 QRIS Puskesmas di Klaten

10 December 2024 16:01 Wib

Berkat JKN, Erna dapat fokus kesehatan tanpa dibebani biaya cuci darah

10 December 2024 14:27 Wib

Menkes pastikan kondisi BPJS Kesehatan aman tahun 2025

08 December 2024 21:32 Wib

Menkes sebut TBC gampang diobati

08 December 2024 18:16 Wib

BPJS Kesehatan uji kembali standar mutu faskes kerja sama

06 December 2024 17:05 Wib
Terpopuler

Prakiraan cuaca Semarang hari ini

PERISTIWA - 12 December 2024 7:46 Wib

PGRI Jateng: Perlindungan pada guru harus jadi komitmen bersama

PERISTIWA - 09 December 2024 20:43 Wib

Waspadai gelombang tinggi di laut selatan Jabar-DIY

PERISTIWA - 07 December 2024 11:35 Wib

Andika-Hendi gugat hasil Pilkada Jateng ke MK

PERISTIWA - 12 December 2024 8:09 Wib

Kabupaten Demak segera miliki embarkasi haji

PERISTIWA - 09 December 2024 20:46 Wib