Purwokerto (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Banyumas menyiapkan sekitar 5.000 kamar hotel sebagai tempat karantina bagi orang dalam pemantauan (ODP) khususnya pemudik sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19, kata Koordinator Humas PHRI Banyumas Endang Istanti.
"Kami berupaya melakukan pendekatan kepada para pemilik hotel untuk bersedia menyediakan kamar untuk karantina apabila ada pemudik yang datang ke sini," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
Ia mengatakan penyediaan kamar hotel sebagai tempat karantina tersebut dilakukan atas permintaan Bupati Banyumas Achmad Husein kepada PHRI Kabupaten Banyumas.
Baca juga: Sejumlah warga positif COVID-19, satu RT di Kober Banyumas dikarantina
Dalam hal ini, kata dia, Bupati meminta sebanyak 30.000 kamar yang dijadikan sebagai tempat karantina namun untuk sementara, PHRI Kabupaten Banyumas baru bisa menyiapkan sekitar 5.000 kamar.
"Mungkin kami tidak bisa memenuhi sampai 30.000 kamar karena anggota PHRI Kabupaten Banyumas sekitar 250 kamar, sehingga kekurangannya kemungkinan bisa memanfaatkan sejumlah 'homestay' (penginapan, red.) yang ada di Banyumas," katanya.
Endang mengatakan dari 5.000 kamar tersebut, sekitar 1.500 kamar di antaranya merupakan hotel-hotel yang berada di Kawasan Wisata Baturraden, selebihnya hotel-hotel yang ada di Purwokerto dan beberapa wilayah lainnya.
"Alhamdulillah, para pemilik hotel bersedia menyediakan beberapa kamarnya sebagai tempat karantina tersebut," katanya.
Sebelumnya, satu pengelola penginapan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyediakan tempat istirahat bagi tenaga medis yang terlibat dalam penanganan COVID-19, khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto.
"Mulai hari ini, Aksara Homestay milik PT Aksara Investama Propertindo, diubah dan dioperasikan sebagai tempat peristirahatan bagi para tenaga medis di Banyumas yang sedang berjuang keras mengalahkan wabah COVID-19. Kami menutup total hotel ini untuk tamu-tamu umum," kata Direktur Utama PT Aksara Investama Propetindo Brili Agung di Purwokerto, Jumat (27/3).
Ia mengatakan bahwa tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 menjalankan tugas berat dan berisiko dan beberapa di antara mereka menghadapi respons negatif dari warga di sekitar tempat tinggal yang khawatir mereka bisa menularkan penyakit.
"Wajahnya tertutup masker, tapi perannya terlihat dengan nyata. Mereka harus kita dukung penuh," kata Brili mengenai para petugas medis yang berjuang melawan wabah COVID-19.
Baca juga: Ganjar siapkan tempat karantina untuk TKI asal Jateng
Brili mengatakan perusahaan sudah menyiapkan 24 kamar yang mampu menampung 48 personel kesehatan. Kamar-kamar untuk petugas medis dibersihkan dan disemprot disinfektan secara rutin.
Pengelola penginapan juga menyediakan sarapan, masker, serta cairan pembersih tangan untuk para tenaga medis.
"Hari ini, beberapa tenaga medis dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo mulai menempati Aksara Homestay, lainnya akan segera menyusul," kata Brili.
Baca juga: Pemerintah desa di Purbalingga diminta siapkan tempat karantina khusus pemudik
"Kami berupaya melakukan pendekatan kepada para pemilik hotel untuk bersedia menyediakan kamar untuk karantina apabila ada pemudik yang datang ke sini," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
Ia mengatakan penyediaan kamar hotel sebagai tempat karantina tersebut dilakukan atas permintaan Bupati Banyumas Achmad Husein kepada PHRI Kabupaten Banyumas.
Baca juga: Sejumlah warga positif COVID-19, satu RT di Kober Banyumas dikarantina
Dalam hal ini, kata dia, Bupati meminta sebanyak 30.000 kamar yang dijadikan sebagai tempat karantina namun untuk sementara, PHRI Kabupaten Banyumas baru bisa menyiapkan sekitar 5.000 kamar.
"Mungkin kami tidak bisa memenuhi sampai 30.000 kamar karena anggota PHRI Kabupaten Banyumas sekitar 250 kamar, sehingga kekurangannya kemungkinan bisa memanfaatkan sejumlah 'homestay' (penginapan, red.) yang ada di Banyumas," katanya.
Endang mengatakan dari 5.000 kamar tersebut, sekitar 1.500 kamar di antaranya merupakan hotel-hotel yang berada di Kawasan Wisata Baturraden, selebihnya hotel-hotel yang ada di Purwokerto dan beberapa wilayah lainnya.
"Alhamdulillah, para pemilik hotel bersedia menyediakan beberapa kamarnya sebagai tempat karantina tersebut," katanya.
Sebelumnya, satu pengelola penginapan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyediakan tempat istirahat bagi tenaga medis yang terlibat dalam penanganan COVID-19, khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto.
"Mulai hari ini, Aksara Homestay milik PT Aksara Investama Propertindo, diubah dan dioperasikan sebagai tempat peristirahatan bagi para tenaga medis di Banyumas yang sedang berjuang keras mengalahkan wabah COVID-19. Kami menutup total hotel ini untuk tamu-tamu umum," kata Direktur Utama PT Aksara Investama Propetindo Brili Agung di Purwokerto, Jumat (27/3).
Ia mengatakan bahwa tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 menjalankan tugas berat dan berisiko dan beberapa di antara mereka menghadapi respons negatif dari warga di sekitar tempat tinggal yang khawatir mereka bisa menularkan penyakit.
"Wajahnya tertutup masker, tapi perannya terlihat dengan nyata. Mereka harus kita dukung penuh," kata Brili mengenai para petugas medis yang berjuang melawan wabah COVID-19.
Baca juga: Ganjar siapkan tempat karantina untuk TKI asal Jateng
Brili mengatakan perusahaan sudah menyiapkan 24 kamar yang mampu menampung 48 personel kesehatan. Kamar-kamar untuk petugas medis dibersihkan dan disemprot disinfektan secara rutin.
Pengelola penginapan juga menyediakan sarapan, masker, serta cairan pembersih tangan untuk para tenaga medis.
"Hari ini, beberapa tenaga medis dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo mulai menempati Aksara Homestay, lainnya akan segera menyusul," kata Brili.
Baca juga: Pemerintah desa di Purbalingga diminta siapkan tempat karantina khusus pemudik