Semarang (ANTARA) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memastikan pasokan gas rumah tangga di Semarang dan Blora aman dengan melakukan penyaluran gas bumi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG) menggunakan teknologi Gas Transpotation Module (GTM) atau Gaslink Truck pascainsiden Central Processing Plant (CPP) area Blok Gundih Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ).

“Sampai saat ini, penyaluran CNG berjalan lancar dan aliran gas di pelanggan rumah tangga normal. Nyala api di kompor-kompor pelanggan tetap normal, tidak mengalami penurunan. Namun ini hanya sementara sampai CPP Gundih beroperasi normal kembali, karena proses perbaikan belum selesai,” kata Sales Area Head PGN Semarang Heri Frastiono, Kamis.

Penyaluran CNG untuk menyuplai jargas rumah tangga di Semarang sebesar 1.100 M3 – 1.300 M3 per hari dan Blora besar 280 – 300 M3 per hari (kedua wilayah terdampak insiden CPP Gundih dan sempat terhenti aliran gasnya).

Terkait pandemi COVID-19, Heri mengakui konsumsi gas bumi masyarakat mengalami kenaikan hingga dua kali lipat.

"Peningkatan konsumsi gas di Semarang mencapai dua kali lipat. Pemakaian gas di Semarang pada Februari 25.000 per M3, naik menjadi 53.000 M3 pada Maret. Di luar insiden beberapa waktu lalu, kami berupaya untuk memastikan kebutuhan gas bumi masyarakat tetap tercukupi," kata Heri.

Guna mencukupi pasokan gas bumi di Semarang, PGN memiliki dua sumber pasokan gas bumi yang bersumber CNG di Jawa Timur maupun Jawa Barat yang disalurkan melalui jaringan pipa distribusi gas bumi di Wilayah Tambak Aji – Wijaya Kusuma, sedangkan Jargas di Semarang Timur mendapatkan pasokan gas dari sumber gas yang ada di Blora.

“Kami memastikan agar dua sumber pasokan gas bumi itu tetap lancar hingga pendistribusian ke masyarakat,” tambah Heri.

Untuk total pelanggan Jargas rumah tangga PGN di Jawa Tengah sebanyak 2.516 SR, dengan rincian di Semarang sebanyak 1.875 SR dan Blora 641 SR.

Baca juga: Insiden CPP Gundih, PGN datangkan pasokan gas dari Jatim

Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat menambahkan PGN akan terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada masyakarakat melalui Jargas.

“Jaringan gas untuk rumah tangga tersambung langsung dengan masyarakat, sehingga kami yakin masyarakat bisa langsung menikmati gas dengan harga yang sangat kompetitif. Hal itu juga bisa membantu perekonomian masyarakat, serta memberikan nilai lebih bagi pemerintah untuk penghematan subsidi maupun dalam penghematan impor,” kata Rachmat.

Menurut Rachmat, Jawa Tengah berpotensi untuk menjadi wilayah pengambangan gas untuk sektor rumah tangga maupun industri.

Infrastruktur gas bumi di Jawa Tengah yang memadai, tambah Rachmat, akan memberikan jaminan wilayah Jawa Tengah bisa mendapatkan pasokan gas secara berkelanjutan, sehingga manfaat lebih dari gas bumi dapat dirasakan secara lebih luas oleh masyarakat Jawa Tengah.

Baca juga: PGN salurkan CSR untuk masyarakat dan RS hadapi COVID-19

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2024