Masyarakat garda terdepan pemutus penularan COVID-19

Senin, 30 Maret 2020 12:40 WIB

Jakarta (ANTARA) - Spesialis paru Rumah Sakit Persahabatan dr. Erlina Burhan mengatakan bahwa masyarakat adalah garda terdepan dalam upaya memutus rantai penularan virus SARS-COV-2, penyebab wabah COVID-19.

"Memutus rantai penularan adalah hal yang sangat penting yang wajib dilakukan bila kita ingin lepas dari masalah COVID-19 ini " katanya dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Senin.

Ia mengatakan garda terdepan untuk memutus rantai penularan tersebut adalah masyarakat, bukan petugas kesehatan.

"Jadi masyarakat lah yang berperan," katanya.

Untuk itu, ia meminta kesediaan masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi penyebaran virus dengan dua cara.

Ia menjelaskan penularan COVID-19 terjadi secara langsung melalui droplet dan secara tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut.

"Langsung dari droplet itu adalah pada saat pasien batuk. Jadi ketika seseorang terinfeksi dengan virus ini, saat dia batuk maka akan keluar droplet. droplet ini adalah cipratan yang keluar saat batuk atau bersin dan ini jaraknya adalah sekitar satu meter," katanya.

Untuk mengantisipasi penularan melalui droplet, maka masyarakat yang sedang sakit dianjurkan untuk memakai masker, menjaga jarak secara fisik dan tetap berada di dalam rumah.

"Kenapa harus di rumah saja? Karena ini mencegah interaksi dengan orang," ujarnya.

Ia menekankan bahwa untuk menghindari interaksi dengan orang maka seseorang harus menghindari pertemuan dengan banyak orang atau kerumunan orang.

"Kalau sangat-sangat perlu harus keluar dan berinteraksi dengan orang, jaga jarak satu meter, dan kalau di kerumunan lebih baik memakai masker," katanya.

Kemudian, cara berikutnya untuk mencegah penularan secara tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi virus adalah dengan membiasakan diri untuk tidak menyentuh bagian wajah seperti mata, hidung dan mulut.

"Penularan tidak langsung terjadi akibat menyentuh benda yang terkontaminasi dengan virus, sehingga tangan kita tercemar oleh virus tersebut. Tentu saja cara yang paling efektif adalah membiasakan tidak menyentuh wajah," katanya.

Selain membiasakan diri untuk tidak menyentuh wajah, kebiasaan mencuci tangan juga perlu dilakukan baik oleh orang yang sehat maupun mereka yang sedang sakit.


 


Pewarta : Katriana
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

PDPI dorong biaya perawatan pasien "long" COVID-19 ditanggung BPJS

19 October 2021 13:20 Wib, 2021

Dokter: Happy hypoxia COVID-19 hanya terjadi pada orang dengan gejala

04 September 2020 15:45 Wib, 2020

Wihaji Nomor Urut 1, Lafran 2, A.S Burhan 3, dan Faizin 4

25 October 2016 15:19 Wib, 2016

Dubes Burhan Dimakamkan di dekat Makam Istrinya Secara Militer

20 May 2015 13:14 Wib, 2015

Dubes Burhan akan Dimakamkan di Yogyakarta Rabu

19 May 2015 16:36 Wib, 2015
Terpopuler

Kalangan akademisi ramaikan Pilkada Surakarta

PERISTIWA - 25 April 2024 15:48 Wib

Mahmudah, "Kartini" masa kini yang 11 tahun "nyetir" truk tangki

EKONOMI - 21 April 2024 17:40 Wib

Wali Kota Surakarta gandeng sepatu lokal bantu siswa kurang mampu

PERISTIWA - 26 April 2024 13:27 Wib

Kemenkumham Jateng tambah daya tampung 550 penghuni di Rutan Semarang

PERISTIWA - 21 April 2024 15:46 Wib

Nyalanesia gandeng sejumlah pemda beri pendampingan literasi sekolah

PERISTIWA - 9 jam lalu