WHO ingatkan anak muda tidak kebal COVID-19

Minggu, 22 Maret 2020 6:11 WIB

Jakarta (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan  anak-anak muda bahwa mereka tidak kebal dari  virus corona (COVID-19), bahkan seringkali pasien muda tidak menunjukkan gejala penyakit saat terserang virus.

"Saya ingin menyampaikan pesan ke anak-anak muda: kalian tidak kebal (virus, red). Virus ini dapat membuat anda dirawat di rumah sakit selama berminggu-minggu, bahkan membuat anda meninggal dunia," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus dalam pengarahan harian di Markas WHO, Jenewa, Swiss, Jumat (20/3), sebagaimana dipantau di laman resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Sabtu.

Ghebreyesus menjelaskan berada dalam rumah tetap jadi pilihan paling bijak untuk seluruh warga dunia, termasuk kalangan muda, meskipun mereka tidak sakit.

"Walaupun anda tidak sakit, pilihan yang kalian buat, keputusan untuk ke luar (rumah, red) atau tidak dapat membuat perbedaan bagi situasi hidup dan mati orang lain," terang Ghebreyesus seraya menyampaikan apresiasinya bagi anak-anak muda yang berinisiatif menyebarkan pesan dan informasi COVID-19.

Baca juga: WHO: Mempersiapkan sistem rujukan COVID-19 sangat penting
Baca juga: WHO: Dunia harus bertindak cepat membendung virus corona


"Saya bersyukur banyak anak muda yang menyebarkan informasi (tentang COVID-19), bukan virus," tambah dia.

Menurut Ghebreyesus, penanggulangan COVID-19 tidak hanya membutuhkan solidaritas antarnegara, tetapi juga kerja sama antarkelompok umur.

Pasalnya, COVID-19 dapat menyerang seluruh kelompok umur, meskipun tingkat kematian tertinggi masih ditemukan pada pasien berusia lebih dari 80 tahun, demikian analisis Worldometers, laman penyedia informasi statistik independen, sebagaimana dipantau, Sabtu.

Menurut laman itu, tingkat kematian pasien berusia 80 tahun yang telah dikonfirmasi berada di angka 21,9 persen, sementara secara umum 14,8 persen. Untuk pasien berusia 70-79 tahun, tingkat kematiannya 8 persen; penderita COVID-19 berusia 60-69 tahun 3,6 persen; pasien berusia 50-59 tahun 1,3 persen; pasien 30-39 tahun 0,2 persen; pasien berusia 20-29 tahun 0,2 persen; pasien berusia 10-19 tahun 0,2 persen; pasien berusia 0-9 tahun nihil atau 0 persen.

Walaupun demikian, tingkat kematian itu merupakan angka probabilitas yang masih dapat berubah seiring dengan perkembangan jumlah penderita dan kasus kematian dari negara-negara terdampak COVID-19.

Worldometers, yang memperoleh data dari laman resmi negara-negara dan WHO, mencatat per hari ini (21/3) jumlah pasien positif COVID-19 mencapai 286.664 jiwa dan 11.888 di antaranya meninggal dunia, sementara 93.598 pasien lainnya dinyatakan pulih.
 


 


Pewarta : Genta Tenri Mawangi
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Dirjen WHO: Kita "semakin buta" tentang penularan COVID-19

27 April 2022 11:18 Wib, 2022

WHO: Tibalah waktunya untuk perjanjian pandemi

01 June 2021 7:18 Wib, 2021

WHO: Nasionalisme vaksin bikin dunia di ambang "bencana moral"

18 January 2021 20:38 Wib, 2021

WHO: Virus corona "tidak lelah", harus jaga kewaspadaan

13 November 2020 9:04 Wib, 2020

WHO: Kasus COPVID-19 global dua kali lipat dalam 6 pekan terakhir

28 July 2020 16:31 Wib, 2020
Terpopuler

Kalangan akademisi ramaikan Pilkada Surakarta

PERISTIWA - 25 April 2024 15:48 Wib

Wali Kota Surakarta gandeng sepatu lokal bantu siswa kurang mampu

PERISTIWA - 26 April 2024 13:27 Wib

Nyalanesia gandeng sejumlah pemda beri pendampingan literasi sekolah

PERISTIWA - 27 April 2024 17:07 Wib

PDAM Kota Magelang berikan subsidi masyarakat berpenghasilan rendah

PERISTIWA - 25 April 2024 15:49 Wib

Pemerintah berkomitmen percepat masa tanam padi

EKONOMI - 23 April 2024 16:39 Wib