Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur, melakukan peningkatan kapasitas pelayanan guna mengantisipasi lonjakan jumlah pasien terkait virus corona (COVID-19).
"Saat ini kami sudah lakukan perluasan perawatan pasien dalam pengawasan (PDP)," kata Dirut RSUP Persahabatan Rita Rogayah dalam siaran pers melalui rekaman video yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Dua pasien positif COVID-19 di RSUP Persahabatan sembuh
Perluasan perawatan yang dimaksud dalam bentuk penambahan tempat tidur dari semula 24 unit, ditambah menjadi 50 unit tempat tidur.
Selain itu RSUP Persahabatan juga menambah tenaga medis yang akan bertugas merawat para pasien. "Untuk peningkatan jumlah pasien kami libatkan beberapa dokter lagi sehingga pelayanan ini bisa berjalan baik," katanya.
Baca juga: Wisma Atlet jadi RS Darurat COVID-19 mulai beroperasi 23 Maret 2020
Rita mengatakan, untuk pasien yang masuk kelompok orang dalam pemantauan (ODP) jumlahnya meningkat.
"Saat ini kami punya pasien itu 197 pasien. Sampai sekarang kami baru terima 30 pasien yang masih ditempatkan di ruang IGD," katanya.
Untuk tenaga kesehatan yang bertugas, kata Rita, dibagi menjadi tiga shift kerja pada pagi, siang dan malam.
Baca juga: WHO: Vaksin COVID-19 diuji coba 60 hari setelah China berbagi data genetik
"Saat ini kami sudah lakukan perluasan perawatan pasien dalam pengawasan (PDP)," kata Dirut RSUP Persahabatan Rita Rogayah dalam siaran pers melalui rekaman video yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Dua pasien positif COVID-19 di RSUP Persahabatan sembuh
Perluasan perawatan yang dimaksud dalam bentuk penambahan tempat tidur dari semula 24 unit, ditambah menjadi 50 unit tempat tidur.
Selain itu RSUP Persahabatan juga menambah tenaga medis yang akan bertugas merawat para pasien. "Untuk peningkatan jumlah pasien kami libatkan beberapa dokter lagi sehingga pelayanan ini bisa berjalan baik," katanya.
Baca juga: Wisma Atlet jadi RS Darurat COVID-19 mulai beroperasi 23 Maret 2020
Rita mengatakan, untuk pasien yang masuk kelompok orang dalam pemantauan (ODP) jumlahnya meningkat.
"Saat ini kami punya pasien itu 197 pasien. Sampai sekarang kami baru terima 30 pasien yang masih ditempatkan di ruang IGD," katanya.
Untuk tenaga kesehatan yang bertugas, kata Rita, dibagi menjadi tiga shift kerja pada pagi, siang dan malam.
Baca juga: WHO: Vaksin COVID-19 diuji coba 60 hari setelah China berbagi data genetik