Kudus (ANTARA) - Tiga pelajar terlibat kecelakaan di Jalan Lingkar Payaman, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, seorang di antaranya tewas setelah motor yang ditumpangi mereka menabrak truk yang tengah parkir, Rabu.
Akibat kejadian tersebut, salah satu pembonceng yang berinisial KRO (8) meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus, sedangkan dua korban lainnya, yakni MAM (12) dan MHF (11) menderita luka serius dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Kasat Lantas Polres Kudus AKP Galuh Pandu Pandega Ferdiansyah melalui Kanit Laka Polres Kudus Ipda Didik di Kudus, Rabu, membenarkan peristiwa kecelakaan yang melibatkan pelajar hari ini (18/3) di Desa Payaman, Kecamatan Mejobo, Kudus, pada pukul 08.30 WIB.
Baca juga: Bus Pariwisata siswa SMK 1 Muhammadiyah Karanganyar kecelakaan di Tol Madiun-Ngawi, dua tewas
Adapun kronologi kejadian, berawal ketika kendaraan truk gandeng bernopol N 8195 UQ parkir di bahu jalan sebelah utara di Jalan Lingkar Payaman.
Sementara itu, dari arah barat pengendara sepeda honda beat bernopol K 2189 ZR yang dikendarai MAM berjalan menuju ke timur berjalan oleng ke kiri kemudian menabrak bagian belakang truk gandeng yang tengah parkir hingga pengendara dan pembonceng terjatuh.
Pengendara sepeda motor mengalami luka tulang rusuk curiga patah, kaki kiri curiga patah, perut bawah sebelah kiri lecet, bibir lecet, sedangkan pembonceng MHF mengalami robek pada dahi, tangan kiri curiga patah, pinggul kiri curiga patah, serta KRO yang juga pembonceng mengalami luka pada tangan kiri, kaki kanan serta cedera di bagian kepala.
Ketiga korban kecelakaan lalu lintas tersebut, dilarikan ke Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus, sedangkan satu korban setelah menjalani perawatan selama dua jam nyawanya tidak tertolong.
Ia mengimbau orang tua untuk mengawasi anaknya, terutama yang belum cukup umur agar dilarang mengendarai sepeda motor karena tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM).
Baca juga: Truk kontainer tabrak lima motor di Semarang, bocah 6 tahun tewas
"Ketiga korban juga tidak memakai helm pengaman kepala sehingga harus menjadi bahan pelajaran bagi orang tua, terutama saat liburan sekolah sekarang ini," ujarnya.
Pelaksana Tugas Bupati Kudus M. Hartopo menyayangkan adanya kecelakaan yang dialami pelajar saat semuanya diimbau belajar di rumah karena untuk menghindari penyebaran penyakit corona.
Ia berharap orang tua untuk mengingatkan anaknya agar mengikuti imbauan dari pemerintah untuk belajar di rumah, bukannya keluyuran.
Sementara itu, Dirketur Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Pujianto membenarkan ada tiga pasien anak-anak korban kecelakaan lalu lintas yang dirawat di RS Mardi Rahayu Kudus.
Dari hasil pemeriksaan, anak yang berinisial KRO (8) meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit.
"Tim medis sudah berupaya menangani selama 2 jam, namun karena memang mengalami luka berat dan akhirnya tidak tertolong," ujarnya.
Sementara dua anak lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Akibat kejadian tersebut, salah satu pembonceng yang berinisial KRO (8) meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus, sedangkan dua korban lainnya, yakni MAM (12) dan MHF (11) menderita luka serius dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Kasat Lantas Polres Kudus AKP Galuh Pandu Pandega Ferdiansyah melalui Kanit Laka Polres Kudus Ipda Didik di Kudus, Rabu, membenarkan peristiwa kecelakaan yang melibatkan pelajar hari ini (18/3) di Desa Payaman, Kecamatan Mejobo, Kudus, pada pukul 08.30 WIB.
Baca juga: Bus Pariwisata siswa SMK 1 Muhammadiyah Karanganyar kecelakaan di Tol Madiun-Ngawi, dua tewas
Adapun kronologi kejadian, berawal ketika kendaraan truk gandeng bernopol N 8195 UQ parkir di bahu jalan sebelah utara di Jalan Lingkar Payaman.
Sementara itu, dari arah barat pengendara sepeda honda beat bernopol K 2189 ZR yang dikendarai MAM berjalan menuju ke timur berjalan oleng ke kiri kemudian menabrak bagian belakang truk gandeng yang tengah parkir hingga pengendara dan pembonceng terjatuh.
Pengendara sepeda motor mengalami luka tulang rusuk curiga patah, kaki kiri curiga patah, perut bawah sebelah kiri lecet, bibir lecet, sedangkan pembonceng MHF mengalami robek pada dahi, tangan kiri curiga patah, pinggul kiri curiga patah, serta KRO yang juga pembonceng mengalami luka pada tangan kiri, kaki kanan serta cedera di bagian kepala.
Ketiga korban kecelakaan lalu lintas tersebut, dilarikan ke Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus, sedangkan satu korban setelah menjalani perawatan selama dua jam nyawanya tidak tertolong.
Ia mengimbau orang tua untuk mengawasi anaknya, terutama yang belum cukup umur agar dilarang mengendarai sepeda motor karena tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM).
Baca juga: Truk kontainer tabrak lima motor di Semarang, bocah 6 tahun tewas
"Ketiga korban juga tidak memakai helm pengaman kepala sehingga harus menjadi bahan pelajaran bagi orang tua, terutama saat liburan sekolah sekarang ini," ujarnya.
Pelaksana Tugas Bupati Kudus M. Hartopo menyayangkan adanya kecelakaan yang dialami pelajar saat semuanya diimbau belajar di rumah karena untuk menghindari penyebaran penyakit corona.
Ia berharap orang tua untuk mengingatkan anaknya agar mengikuti imbauan dari pemerintah untuk belajar di rumah, bukannya keluyuran.
Sementara itu, Dirketur Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Pujianto membenarkan ada tiga pasien anak-anak korban kecelakaan lalu lintas yang dirawat di RS Mardi Rahayu Kudus.
Dari hasil pemeriksaan, anak yang berinisial KRO (8) meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit.
"Tim medis sudah berupaya menangani selama 2 jam, namun karena memang mengalami luka berat dan akhirnya tidak tertolong," ujarnya.
Sementara dua anak lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.