Temanggung (ANTARA) - Prosesi pengambilan air jamasan di sumber air Tukpitu di Dusun Kesur mengawali rangkaian Festival Durian Ngropoh, Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah,Jumat.
Prosesi tersebut diawali sekelompok pemuda dan tokoh masyarakat dipimpin Kepala Desa Ngropoh Haryono mengambil air di Tukpitu dengan menggunakan bumbung dan kelenting (bejana).
Kemudian air tersebut disemayamkan di Balai Desa Ngropoh yang nantinya digunakan untuk jamasan durian yaitu saat penanaman bibit durian pada Sabtu (14/3).
Baca juga: Ayo ke Desa Limbangan Pekalongan mumpung ada festival durian
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, Didik Nuryanto mengatakan kegiatan ini mengawali Festival Durian Ngropoh yang berlangsung pada 13-15 Maret 2020.
"Air dari Tukpitu ini nanti akan digunakan untuk menyirami bibit durian, yang merupakan tanaman di desa ini," katanya.
Ia menyampaikan air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan, jadi hal pertama kali dilakukan adalah mengambil air karena tanpa air tidak bisa hidup.
"Harapannya dengan prosesi pengambilan air ini memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa kita harus melestarikan sumber air, menjaga kelestarian alam itu penting," katanya.
Didik menuturkan masyarakat harus mencintai lingkungan sehingga jangan semena-mena dalam menggunakan air.
"Pengambilan air dalam prosesi ini dari tujuh pancuran filosofinya tujuh itu dalam bahasa Jawa pitu, artinya pitulungan (pertolongan) sehingga diharapkan masyarakat atau petani durian di Desa Ngropoh ini selalu mendapatkan perlindungan dari Allah," katanya.
Ia menuturkan prosesi ini merupakan salah satu wujud dari selamatan agar mendapat pertolongan dari Allah yang dikemas dalam prosesi budaya ini.
Kades Ngropoh Haryono mengatakan sekitar 75 persen warga Ngropoh memiliki tanaman durian dan dalam beberapa tahun terakhir ini selalu menggelar festival durian saat panen durian.
"Hampir setiap warga pasti mempunyai pohon durian, sehingga desa kami ini sudah dikenal sebagai penghasil durian di Kabupaten Temanggung," katanya.
Ia mengatakan dalam festival ini warga tidak hanya memanen durian, tetapi juga melakukan penanaman bibit durian.
Haryono menyebutkan rangkaian kegiatan festival durian ini meliputi jamasan durian, selamatan, pentas wayang kali Tukpitu pada Jumat malam, kemudian pada Sabtu (14/3) dilakukan tradisi panen raya durian di Hutan Mejing dan pentas seni di Lapangan Sembung. Selanjutnya pada hari terakhir Minggu (15/3) diselenggarakan gerebek durian. *
Baca juga: Durian lokal unggul Banyumas diminta dikembangkan
Prosesi tersebut diawali sekelompok pemuda dan tokoh masyarakat dipimpin Kepala Desa Ngropoh Haryono mengambil air di Tukpitu dengan menggunakan bumbung dan kelenting (bejana).
Kemudian air tersebut disemayamkan di Balai Desa Ngropoh yang nantinya digunakan untuk jamasan durian yaitu saat penanaman bibit durian pada Sabtu (14/3).
Baca juga: Ayo ke Desa Limbangan Pekalongan mumpung ada festival durian
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, Didik Nuryanto mengatakan kegiatan ini mengawali Festival Durian Ngropoh yang berlangsung pada 13-15 Maret 2020.
"Air dari Tukpitu ini nanti akan digunakan untuk menyirami bibit durian, yang merupakan tanaman di desa ini," katanya.
Ia menyampaikan air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan, jadi hal pertama kali dilakukan adalah mengambil air karena tanpa air tidak bisa hidup.
"Harapannya dengan prosesi pengambilan air ini memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa kita harus melestarikan sumber air, menjaga kelestarian alam itu penting," katanya.
Didik menuturkan masyarakat harus mencintai lingkungan sehingga jangan semena-mena dalam menggunakan air.
"Pengambilan air dalam prosesi ini dari tujuh pancuran filosofinya tujuh itu dalam bahasa Jawa pitu, artinya pitulungan (pertolongan) sehingga diharapkan masyarakat atau petani durian di Desa Ngropoh ini selalu mendapatkan perlindungan dari Allah," katanya.
Ia menuturkan prosesi ini merupakan salah satu wujud dari selamatan agar mendapat pertolongan dari Allah yang dikemas dalam prosesi budaya ini.
Kades Ngropoh Haryono mengatakan sekitar 75 persen warga Ngropoh memiliki tanaman durian dan dalam beberapa tahun terakhir ini selalu menggelar festival durian saat panen durian.
"Hampir setiap warga pasti mempunyai pohon durian, sehingga desa kami ini sudah dikenal sebagai penghasil durian di Kabupaten Temanggung," katanya.
Ia mengatakan dalam festival ini warga tidak hanya memanen durian, tetapi juga melakukan penanaman bibit durian.
Haryono menyebutkan rangkaian kegiatan festival durian ini meliputi jamasan durian, selamatan, pentas wayang kali Tukpitu pada Jumat malam, kemudian pada Sabtu (14/3) dilakukan tradisi panen raya durian di Hutan Mejing dan pentas seni di Lapangan Sembung. Selanjutnya pada hari terakhir Minggu (15/3) diselenggarakan gerebek durian. *
Baca juga: Durian lokal unggul Banyumas diminta dikembangkan