Temanggung (ANTARA) - Sistem peringatan dini (early warning system/EWS) inklusif bagi penyandang disabilitas diperlukan di daerah rawan bencana, kata Ketua Unit Layanan Inklusif Disabilitas (Lidi) BPBD Provinsi Jawa Tengah Edi Supriyanto.
"Bagaimana memberitahu penyandang disabilitas, ini PR nasional adalah EWS yang inklusif," katanya usai menghadiri pembentukan Unit Lidi Penanggulangan Bencana Kabupaten Temanggung di Temanggung, Kamis.
Ia mencontohkan di Jakarta saat terjadi banjir menggunakan sirine, namun bagaimana penyandang tunarungu dapat mendengarkan, kemudian dengan tulisan bagaimana penyandang disabilitas netra bisa tahu.
Baca juga: Pemkab Batang pasang alat deteksi dini longsor
"Ini kesulitan-kesulitan yang melalui unit Lidi ini kemudian kita sampaikan bahwa ada modifikasi-modifikasi EWS yang bisa dilakukan untuk membantu penyandang disabilitas," katanya.
Dia menjelaskan permasalahan lain bagi penyandang disabilitas, yakni aksesibilitas di pengungsian juga masih jarang, misalnya toilet yang bisa diakses bagi disabilitas yang menggunakan kursi roda dengan toilet portabel.
"Selama ini kebanyakan ketika terjadi bencana, penyandang disabilitas biasanya pergi ke rumah saudaranya yang mungkin sangat jauh, sehingga dia tidak terdata, tidak termasuk orang yang terpapar," katanya.
Ia menuturkan hal yang dilakukan Lidi Jateng, pertama menyosialisasikan soal penanggulangan bencana inklusi kepada BPBD dan pada penyandang disabilitas.
Dia mengatakan salah satu kegiatannya meningkatkan kapasitas penyandang disabilitas dalam hal mereka bisa melakukan evakuasi mandiri kemudian mereka juga bisa memberikan bantuan pada temannya.
BPBD Provinsi Jateng memfasilitasi dan mendorong BPBD kabupaten/kota untuk membentuk unit layanan disabilitas, karena hal itu mandat UU Nomor 8/2016 tentang Disabilitas dan Peraturan Kepala BNPB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Partisipasi Dalam Perlindungan Disabilitas.
Pangarso Suryotomo dari Direktorat Kesiapsiagaan Deputi Pencegahan BNPB menyampaikan maksud dan tujuan pembentukan unit layanan disabilitas untuk memastikan bahwa penyandang disabilitas juga paham dan mau berbuat untuk urusan kebencanaan, karena hal itu menjadi urusan bersama.
"Kami harapkan dengan adanya Lidi di Temanggung ini menjadikan wadah teman-teman disabilitas untuk bisa berbuat di dalam urusan penanggulangan bencana," katanya.
Ia mengatakan kalau selama ini disabilitas hanya sebagai objek, melalui wadah itu mereka diajak untuk menjadi subjek. Mereka lebih berperan karena urusan keselamatan di dalam kejadian bencana itu dirinya sendiri, kemudian keluarga dan tetangga.
"Itu yang utama sehingga kami memastikan teman-teman disabilitas sudah tahu akan ancaman, tahu bagaimana menyelamatkan diri, dia juga bisa menyelamatkan diri untuk keluarganya maupun untuk tetangganya. Itu harapan kami," katanya.
Baca juga: Pemerintah Banyumas sambut baik rencana pemasangan alat deteksi gempa
Baca juga: Stasiun Geofisika pantau kondisi peringatan dini tsunami di Cilacap
"Bagaimana memberitahu penyandang disabilitas, ini PR nasional adalah EWS yang inklusif," katanya usai menghadiri pembentukan Unit Lidi Penanggulangan Bencana Kabupaten Temanggung di Temanggung, Kamis.
Ia mencontohkan di Jakarta saat terjadi banjir menggunakan sirine, namun bagaimana penyandang tunarungu dapat mendengarkan, kemudian dengan tulisan bagaimana penyandang disabilitas netra bisa tahu.
Baca juga: Pemkab Batang pasang alat deteksi dini longsor
"Ini kesulitan-kesulitan yang melalui unit Lidi ini kemudian kita sampaikan bahwa ada modifikasi-modifikasi EWS yang bisa dilakukan untuk membantu penyandang disabilitas," katanya.
Dia menjelaskan permasalahan lain bagi penyandang disabilitas, yakni aksesibilitas di pengungsian juga masih jarang, misalnya toilet yang bisa diakses bagi disabilitas yang menggunakan kursi roda dengan toilet portabel.
"Selama ini kebanyakan ketika terjadi bencana, penyandang disabilitas biasanya pergi ke rumah saudaranya yang mungkin sangat jauh, sehingga dia tidak terdata, tidak termasuk orang yang terpapar," katanya.
Ia menuturkan hal yang dilakukan Lidi Jateng, pertama menyosialisasikan soal penanggulangan bencana inklusi kepada BPBD dan pada penyandang disabilitas.
Dia mengatakan salah satu kegiatannya meningkatkan kapasitas penyandang disabilitas dalam hal mereka bisa melakukan evakuasi mandiri kemudian mereka juga bisa memberikan bantuan pada temannya.
BPBD Provinsi Jateng memfasilitasi dan mendorong BPBD kabupaten/kota untuk membentuk unit layanan disabilitas, karena hal itu mandat UU Nomor 8/2016 tentang Disabilitas dan Peraturan Kepala BNPB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Partisipasi Dalam Perlindungan Disabilitas.
Pangarso Suryotomo dari Direktorat Kesiapsiagaan Deputi Pencegahan BNPB menyampaikan maksud dan tujuan pembentukan unit layanan disabilitas untuk memastikan bahwa penyandang disabilitas juga paham dan mau berbuat untuk urusan kebencanaan, karena hal itu menjadi urusan bersama.
"Kami harapkan dengan adanya Lidi di Temanggung ini menjadikan wadah teman-teman disabilitas untuk bisa berbuat di dalam urusan penanggulangan bencana," katanya.
Ia mengatakan kalau selama ini disabilitas hanya sebagai objek, melalui wadah itu mereka diajak untuk menjadi subjek. Mereka lebih berperan karena urusan keselamatan di dalam kejadian bencana itu dirinya sendiri, kemudian keluarga dan tetangga.
"Itu yang utama sehingga kami memastikan teman-teman disabilitas sudah tahu akan ancaman, tahu bagaimana menyelamatkan diri, dia juga bisa menyelamatkan diri untuk keluarganya maupun untuk tetangganya. Itu harapan kami," katanya.
Baca juga: Pemerintah Banyumas sambut baik rencana pemasangan alat deteksi gempa
Baca juga: Stasiun Geofisika pantau kondisi peringatan dini tsunami di Cilacap