Semarang (ANTARA) - Sebanyak 944 peristiwa bencana alam terjadi di Provinsi Jawa Tengah selama periode Januari-Februari 2020 dengan total kerugian mencapai Rp25 miliar.

"Kejadian bencana alam paling banyak adalah tanah longsor yang mencapai 491 kejadian, kemudian angin kencang sebanyak 231 kejadian, dan sisanya adalah bencana banjir," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah Sudaryanto di Semarang, Selasa.

Ia menyebut bencana banjir terjadi terjadi di beberapa wilayah seperti Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kota Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Batang, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Grobogan.

Kemudian, bencana angin kencang dan tanah longsor terjadi hampir di seluruh kabupaten/kota di Jateng.
 
Baca juga: Jateng raih penghargaan provinsi aktif tanggulangi bencana

Menurut dia, ratusan peristiwa bencana alam tersebut mengakibatkan 761 unit rumah ringan, 176 unit rumah rusak sedang, dan 179 unit rumah mengalami rusak berat.

Terkait dengan masih tingginya curah hujan di beberapa daerah pada Maret-April 2020 yang bisa menyebabkan terjadi bencana alam, BPBD Jateng mengimbau masyarakat terutama yang berada di daerah rawan bencana agar tetap waspada.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak seluruh pihak harus siap memitigasi dengan memahami potensi bencana yang ada di wilayah masing-masing dan meningkatkan latihan sehingga jika terjadi bencana, penyelamatan korban jadi tindakan pertama dan utama.

"Desember 2019 hingga Maret 2020 ini kan diprediksi menjadi puncak musim hujan. Seiring dengan meningkatnya intensitas hujan, maka perlu diwaspadai bahaya banjir, longsor dan angin puting beliung. Penyelamatan korban harus jadi yang pertama," kata Ganjar.

Baca juga: Antisipasi bencana puncak musim hujan, personel Polres Banjarnegara disiagakan
Baca juga: Kapolda Jawa Tengah tinjau lokasi banjir di Pekalongan

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024