Cilacap (ANTARA) - Harga gabah kering panen (GKP) di sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada awal musim panen 2020 mencapai Rp4.600 per kilogram atau lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah (HPP) yang sebesar Rp3.700/kg.

"Kebetulan saat sekarang masih awal musim panen, sehingga harga gabah masih tinggi, yakni Rp4.600/kg," kata Karto (56), salah seorang petani di Adipala, Kabupaten Cilacap, Selasa.

Kendati demikian, dia mengakui kualitas gabahnya tidak bagus karena masih sering terjadi hujan sehingga kadar airnya tinggi. "Hasil panen kali ini mau disimpan dulu buat kebutuhan. Apalagi sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan," katanya.

Baca juga: Target produksi gabah Boyolali naik menjadi 295.855 ton

Sementara itu salah seorang petani di Maos, Cilacap, Marjuki (50) mengaku nyaris gagal panen karena sebagian tanaman padinya roboh kena angin kencang dan hujan lebat.

"Untungnya masih bisa diselamatkan, sehingga saya masih bisa jual sebagian gabah dengan harga Rp4.600/kg," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Sekretaris Asosiasi Perberasan Banyumas (APB) Fatkhurrohman mengakui bahwa harga gabah di tingkat petani saat sekarang masih tinggi karena baru memasuki masa panen khususnya di Kabupaten Cilacap.

"Informasi terakhir, harga gabah di Cilacap kemarin masih Rp4.600/kg. Namun kualitasnya kurang bagus, kadar airnya tinggi akibat banyak hujan," katanya.

Kendati belum semua daerah memasuki masa panen, dia mengatakan datangnya masa panen di sebagian Kabupaten Cilacap turut membantu menekan kenaikan harga beras di wilayah Banyumas.

"Apalagi bulan Februari kemarin, pemerintah menggelontorkan paket sembako untuk warga miskin hingga dua kali, sehingga harga beras di pasaran yang sempat sedikit mengalami kenaikan akhirnyaa tertahan dan kembali normal," katanya.

Baca juga: Bulog Banyumas: Pengadaan gabah PSO capai 1.300 ton

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024