Kudus (ANTARA) - Debit air yang melintasi Bendung Wilalung atau dikenal sebagai Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) yang ada di Desa Kalirejo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai meningkat dan saat ini berstatus Siaga III, siaga tertinggi dari tiga level, terhadap kemungkinan terjadi banjir.
Salah seorang penjaga BPBWL di perbatasan Kudus-Demak Noor Ali, di Kudus, Jumat mengungkapkan berdasarkan hasil pantauan pada Jumat, debit air kiriman dari Bendung Klambu yang melalui pintu wilalung yang ada di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus, mencapai 833 meter kubik per detik.
Baca juga: Sumbat pintu air, sedimentasi Bendung Wilalung Kudus mulai dikeruk
Debit air tersebut, lanjut dia, sama dengan hasil pantauan Kamis (20/1) yang mencapai 833 meter kubik per detik.
Berdasarkan ketentuan, katanya, kiriman air yang melampaui batas 550 meter kubik per detik merupakan kategori status Siaga III terhadap bahaya banjir.
Sedangkan debit air antara 500-550 meter kubik per detik berstatus Siaga II (sedang), sedangkan antara 400-500 meter kubik per detik berstatus Siaga I (normal).
Meskipun debit airnya saat ini sudah memasuki Siaga III, lanjut dia, cuaca di wilayah atas cerah, sedangkan air dari kawasan Blora dan Sidorejo yang menuju Bendung Dumpil juga mulai menurun sehingga debit yang menuju Wilalung diperkirakan akan menurun.
Baca juga: Hindari Konflik, Pengoperasian Bendung Wilalung Perlu Disosialisasikan
"Mudah-mudahan debit air yang masuk ke Bendung Wilalung juga menurun, seiring menurunnya debit air dari atas," ujarnya.
Untuk memastikan naik turunnya debit air, pemantauan tetap dilakukan secara berkala karena ketika debit air mencapai 800 meter kubik per detik berpotensi limpas pada pintu yang mengarah ke Sungai Juwana.
Permasalahan sampah dari tahun ke tahun masih saja terjadi, seperti saat ini sampah dalam jumlah besar yang didominasi batang pohon pisang terlihat ikut terbawa arus air menuju pintu wilalung.
Beberapa sampah, tampak tertahan di pintu bendung wilalung sehingga berpotensi menghambat arus air.
Baca juga: Camat: Bendung Wilalung Kudus Layak Dijadikan Objek Wisata
Salah seorang penjaga BPBWL di perbatasan Kudus-Demak Noor Ali, di Kudus, Jumat mengungkapkan berdasarkan hasil pantauan pada Jumat, debit air kiriman dari Bendung Klambu yang melalui pintu wilalung yang ada di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus, mencapai 833 meter kubik per detik.
Baca juga: Sumbat pintu air, sedimentasi Bendung Wilalung Kudus mulai dikeruk
Debit air tersebut, lanjut dia, sama dengan hasil pantauan Kamis (20/1) yang mencapai 833 meter kubik per detik.
Berdasarkan ketentuan, katanya, kiriman air yang melampaui batas 550 meter kubik per detik merupakan kategori status Siaga III terhadap bahaya banjir.
Sedangkan debit air antara 500-550 meter kubik per detik berstatus Siaga II (sedang), sedangkan antara 400-500 meter kubik per detik berstatus Siaga I (normal).
Meskipun debit airnya saat ini sudah memasuki Siaga III, lanjut dia, cuaca di wilayah atas cerah, sedangkan air dari kawasan Blora dan Sidorejo yang menuju Bendung Dumpil juga mulai menurun sehingga debit yang menuju Wilalung diperkirakan akan menurun.
Baca juga: Hindari Konflik, Pengoperasian Bendung Wilalung Perlu Disosialisasikan
"Mudah-mudahan debit air yang masuk ke Bendung Wilalung juga menurun, seiring menurunnya debit air dari atas," ujarnya.
Untuk memastikan naik turunnya debit air, pemantauan tetap dilakukan secara berkala karena ketika debit air mencapai 800 meter kubik per detik berpotensi limpas pada pintu yang mengarah ke Sungai Juwana.
Permasalahan sampah dari tahun ke tahun masih saja terjadi, seperti saat ini sampah dalam jumlah besar yang didominasi batang pohon pisang terlihat ikut terbawa arus air menuju pintu wilalung.
Beberapa sampah, tampak tertahan di pintu bendung wilalung sehingga berpotensi menghambat arus air.
Baca juga: Camat: Bendung Wilalung Kudus Layak Dijadikan Objek Wisata