Solo (ANTARA) - Baterai litium berhasil mengantarkan dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Profesor Agus Purwanto memenangkan "Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) Science and Technology Award".
"Pada penelitian ini saya bersama tim riset di UNS telah berhasil menyintesis bahan berbasis nickel cobalt aluminium oxide (NCA) dan lithium titanat (LTO) sebagai bahan utama baterai litium," katanya di Solo, Jawa Tengah, Jumat.
Selain itu, Guru Besar Teknik Kimia Fakultas Teknik (FT) UNS tersebut, juga mengembangkan metode daur ulang NCA untuk menurunkan biaya produksi.
"Tim ini juga sudah membangun sistem produksi baterai yang efisien untuk berbagai aplikasi," katanya.
Baca juga: Kebutuhan baterai jadi masalah, Menristekdikti kembangkan pusat penelitian di UNS
Melalui penghargaan tersebut, ia berharap bisa memberikan kontribusi yang baik bagi UNS dan menjadi inspirasi bagi civitas akademica lainnya agar lebih termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik.
Terkait dengan baterai litium, Rektor UNS Jamal Wiwoho mengatakan perguruan tinggi tersebut sudah mulai mengembangkannya sejak 2012 sejalan dengan pencanangan program Mobil Listrik Nasional (Molina).
"Baterai litium yg dikembangkan UNS saat ini dapat diaplikasikan untuk kendaraan listrik dan alat penyimpan energi dari pembangkit energi yang terbarukan," katanya.
Meski demikian, katanya, hingga saat ini sebagian sebagian besar bahan material yang digunakan untuk produksi baterai litium masih impor.
"Oleh karena itu, kami sudah merencanakan pengembangan ke depan akan menggunakan material aktif dengan menggunakan bahan baku yang berasal dari dalam negeri," katanya.
Baca juga: Mahasiswa UNS ciptakan baterai lithium dari limbah
Baca juga: Pertamina dukung pengembangan baterai penggerak motor listrik buatan UNS
"Pada penelitian ini saya bersama tim riset di UNS telah berhasil menyintesis bahan berbasis nickel cobalt aluminium oxide (NCA) dan lithium titanat (LTO) sebagai bahan utama baterai litium," katanya di Solo, Jawa Tengah, Jumat.
Selain itu, Guru Besar Teknik Kimia Fakultas Teknik (FT) UNS tersebut, juga mengembangkan metode daur ulang NCA untuk menurunkan biaya produksi.
"Tim ini juga sudah membangun sistem produksi baterai yang efisien untuk berbagai aplikasi," katanya.
Baca juga: Kebutuhan baterai jadi masalah, Menristekdikti kembangkan pusat penelitian di UNS
Melalui penghargaan tersebut, ia berharap bisa memberikan kontribusi yang baik bagi UNS dan menjadi inspirasi bagi civitas akademica lainnya agar lebih termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik.
Terkait dengan baterai litium, Rektor UNS Jamal Wiwoho mengatakan perguruan tinggi tersebut sudah mulai mengembangkannya sejak 2012 sejalan dengan pencanangan program Mobil Listrik Nasional (Molina).
"Baterai litium yg dikembangkan UNS saat ini dapat diaplikasikan untuk kendaraan listrik dan alat penyimpan energi dari pembangkit energi yang terbarukan," katanya.
Meski demikian, katanya, hingga saat ini sebagian sebagian besar bahan material yang digunakan untuk produksi baterai litium masih impor.
"Oleh karena itu, kami sudah merencanakan pengembangan ke depan akan menggunakan material aktif dengan menggunakan bahan baku yang berasal dari dalam negeri," katanya.
Baca juga: Mahasiswa UNS ciptakan baterai lithium dari limbah
Baca juga: Pertamina dukung pengembangan baterai penggerak motor listrik buatan UNS