Pemalang (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang sedang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Cibiyuk, Kabupaten Pemalang, Jateng, melatih warga setempat terkait dengan keamanan pangan.

Kegiatan "Pelatihan Keamanan Pangan dari Aspek Mikrobiologi dan Biokimia" tersebut digelar oleh Kelompok 26 Mahasiswa KKN UMP di Balai Desa Cibiyuk, Kecamatan Ampelgading, Pemalang, Jumat

Saat membuka kegiatasi, Kepala Desa Cibiyuk Karsidi memberikan apresiasi atas terlaksananya pelatihan tersebut karena selaras dengan program pemerintah desa dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat.

"Pelatihan tentang keamanan pangan ini merupakan yang pertama kali diadakan di Desa Cibiyuk sehingga animo dan antusias warga sangat tinggi. Saya berharap seluruh peserta dapat mengikuti pelatihan ini dengan baik dan sampai selesai, sehingga nantinya ilmu dan keterampilan yang diperoleh dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan disebarluaskan ke warga lainnya," katanya.

Sementara saat bertindak sebagai pembicara utama, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN UMP Desa Cibiyuk Kurniawan, M.Si. mengatakan keamanan pangan merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam upaya meningkatkan taraf gizi masyarakat sebagai bagian dari empat pilar pedoman gizi seimbang yang digaungkan oleh Kementerian Kesehatan RI. 

Baca juga: Puluhan mahasiswa UMP ikuti KKN di Papua Barat

Menurut dia, keamanan pangan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek biologi atau mikrobiologi berupa makanan harus terbebas dari segala bentuk kontaminasi kuman seperti bakteri dan jamur patogen penyebab penyakit.

"Selanjutnya, aspek kimia berupa makanan harus terbebas dari bahan kimia berbahaya seperti boraks, formalin, dan rhodamin B. Terakhir, aspek fisik berupa makanan tidak boleh mengandung bahan-bahan seperti kerikil, rambut, staples, plastik, dan sebagainya," kata dia yang juga dosen Program Studi Teknologi Laboratorium Medik D4 UMP.
 
Sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman, peserta diajak melakukan praktik pemeriksaan makanan secara biokimiawi dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh di sekitar rumah seperti ekstrak kunyit dan ekstrak kulit buah naga untuk memeriksa kandungan boraks maupun formalin pada bakso maupun tahu.

Dalam hal ini, kunyit dan kulit buah naga dapat digunakan sebagai bahan untuk mendeteksi adanya kandungan boraks dan formalin pada makanan karena memiliki senyawa aktif yang akan bereaksi dengan kedua bahan kimia tersebut dan hasilnya dapat diamati dengan melihat perubahan warna pada sampel yang diuji. (tgr).

Baca juga: UMP akan rutin kirim mahasiswa KKN di Malaysia
Baca juga: 22 mahasiswa UMP peroleh beasiswa dari BRI

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024