Solo (ANTARA) - Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sarjito menyatakan perlu adanya pemanfaatan teknologi untuk meminimalisasi pemborosan teknologi.
"Kelangkaan energi menjadi kekhawatiran setiap negara sehingga negara dibutuhkan untuk mampu memanfaatkan teknologi guna meminimalisasi pemborosan energi," katanya pada pidato pengukuhannya sebagai guru besar di Kampus UMS Solo, Sabtu.
Ia mengatakan terkait hal itu perlu diciptakan energi alternatif. Menurut dia, konsep tersebut sudah sejalan dengan program pemerintah.
"Beberapa waktu lalu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah meluncurkan Bio-Diesel (B-30) yaitu 30 persen dari tanaman dan 70 persen bersumber dari fosil. Nanti lambat laun bahan bakar itu akan diganti dengan biodiesel dari tanaman," kata Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sistem Informasi UMS tersebut.
Beberapa sumber biodesel dari tanaman di antaranya kelapa sawit, jagung, dan sekam padi untuk selanjutnya dibuat menjadi etanol. Dengan demikian, dikatakannya, dapat memperlambat kelangkaan energi.
Baca juga: Sarjito, guru besar baru UMS bidang teknik mesin
Sementara itu, pada pengukuhan tersebut, pidato yang dibawakan berjudul "Peran Komputasi dan Simulasi Numerik Untuk Peningkatan Efisiensi Dalam Pemanfaatan Energi".
"Saya sengaja mengambil tema tentang pemanfaatan energi alternatif karena energi adalah sumber vital bagi keberlangsungan makhluk hidup. Energi dalam sistem thermodinamika terdiri dari dua macam, yaitu energi tersimpan dalam zat atau energi stored dan energi in transit," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UMS Sofyan Anif mengatakan Sarjito merupakan guru besar ke-29 perguruan tinggi tersebut. Selanjutnya, dalam waktu dekat UMS akan kembali mengukuhkan dua guru besar lain dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik.
"Harapannya dengan makin bertambahnya guru besar dapat menambah kekuatan sumber daya manusia di UMS. Penguatan SDM ini dilakukan dalam rangka mewujudkan UMS menjadi 'World Class University'," katanya.
Baca juga: Wakil Rektor UMS Muhammad Dai raih Guru Besar Ilmu Farmasi
"Kelangkaan energi menjadi kekhawatiran setiap negara sehingga negara dibutuhkan untuk mampu memanfaatkan teknologi guna meminimalisasi pemborosan energi," katanya pada pidato pengukuhannya sebagai guru besar di Kampus UMS Solo, Sabtu.
Ia mengatakan terkait hal itu perlu diciptakan energi alternatif. Menurut dia, konsep tersebut sudah sejalan dengan program pemerintah.
"Beberapa waktu lalu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah meluncurkan Bio-Diesel (B-30) yaitu 30 persen dari tanaman dan 70 persen bersumber dari fosil. Nanti lambat laun bahan bakar itu akan diganti dengan biodiesel dari tanaman," kata Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sistem Informasi UMS tersebut.
Beberapa sumber biodesel dari tanaman di antaranya kelapa sawit, jagung, dan sekam padi untuk selanjutnya dibuat menjadi etanol. Dengan demikian, dikatakannya, dapat memperlambat kelangkaan energi.
Baca juga: Sarjito, guru besar baru UMS bidang teknik mesin
Sementara itu, pada pengukuhan tersebut, pidato yang dibawakan berjudul "Peran Komputasi dan Simulasi Numerik Untuk Peningkatan Efisiensi Dalam Pemanfaatan Energi".
"Saya sengaja mengambil tema tentang pemanfaatan energi alternatif karena energi adalah sumber vital bagi keberlangsungan makhluk hidup. Energi dalam sistem thermodinamika terdiri dari dua macam, yaitu energi tersimpan dalam zat atau energi stored dan energi in transit," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UMS Sofyan Anif mengatakan Sarjito merupakan guru besar ke-29 perguruan tinggi tersebut. Selanjutnya, dalam waktu dekat UMS akan kembali mengukuhkan dua guru besar lain dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik.
"Harapannya dengan makin bertambahnya guru besar dapat menambah kekuatan sumber daya manusia di UMS. Penguatan SDM ini dilakukan dalam rangka mewujudkan UMS menjadi 'World Class University'," katanya.
Baca juga: Wakil Rektor UMS Muhammad Dai raih Guru Besar Ilmu Farmasi