Purwokerto (ANTARA) - Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyebarluaskan materi Pendidikan Kewarganegaraan guna menyamakan persepsi antardosen dalam implementasi pembelajaran.

Kegiatan yang dikemas dalam bentuk diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion/FGD) itu digelar di Ruang Rapat LP3M Unsoed Purwokerto, Kamis, dan diikuti dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Koordinator Pusat Pengembangan Karakter LP3M Unsoed Dr. Ir. Rosidi, M.P. mengatakan FGD dilakukan sebagai ruang diseminasi bagi dosen pengampu mata kuliah PKn.

"Sebagai forum untuk menyemaikan materi perkuliahan hasil training of trainer (ToT) dosen PKn di Fakultas Filsafat UGM (Universitas Gadjah Mada) beberapa waktu lalu," katanya.

Selain itu, kata dia, forum tersebut digelar untuk menyamakan persepsi antardosen dalam implementasi pembelajaran.

Menurut dia, hal itu dilakukan agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan petunjuk kurikulum dan tidak melenceng dari buku ajar terbitan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kementristekdikti) Tahun 2019.

Ia mengatakan forum tersebut telah menyepakati jumlah materi, pengembangan metode dengan student center learning (SCL), pengembangan bahan ajar, dan revisi buku ajar.

"Buku PKn yang digunakan hendaknya bersumber dari terbitan Dikti. Buku itu menjadi acuan utama yang didukung sumber lain yang relevan," katanya.

Menurut dia, dalam pertemuan tersebut juga menghasilkan kesepakatan bersama terkait dengan pengembangan materi dan metode pembelajaran, termasuk menyamakan persepsi tentang materi, metode, rencana pembelajaran, dan sistem evaluasi.

"Pada forum ini juga dilakukan pemilihan dosen koordinator mata kuliah. Terpilih sebagai dosen koordinator Rifki Ahda Sumantri dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan," kata dosen Fakultas Peternakan Unsoed itu.

Sementara itu, dosen koordinator mata kuliah PKn Rifki Ahda Sumantri mengatakan terpilihnya dia menjadi koordinator adalah sebuah amanah yang harus dilaksanakan.

"Saya menghormati keputusan forum. Sebagai orang muda, saya akan terus belajar kepada para senior. Semoga ke depan amanah ini membawa perubahan pembelajaran PKn di Unsoed menjadi lebih maju," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan berdasarkan hasil ToT Dosen Pendidikan Kewarganegaraan di UGM diketahui bahwa inti materi perkuliahan itu sama, namun yang membedakan adalah cara pengembangan dosen dalam pembelajaran.

"Di UGM hanya 14 kali pertemuan itu sudah termasuk ujian tengah dan akhir semester. Sementara di Unsoed 14 kali tatap muka dan 2 pertemuan untuk UTS (Ujian Tengah Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester)," katanya.

Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan hasil diseminasi tersebut menjadi pengayaan pengalaman dan dapat dijadikan kombinasi untuk pengembangan pembelajaran.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024