Solo (ANTARA) - Harga cabai di tingkat pedagang di Kota Solo, Jawa Tengah, masih bertahan tinggi seiring dengan tingginya harga dari distributor.

"Kuncinya ini di distributor, mereka beli berapa dari petani dan dijual berapa ke pedagang, saat ini kami masih mempelajari," kata Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo di sela sidak di Pasar Legi Solo, Rabu.

Ia memastikan tidak ada permainan harga di tingkat pedagang mengingat saat sidak ini diketahui bahwa pedagang hanya mengambil untung sekitar Rp2.000-3.000/kg. Oleh karena itu, bisa saja kenaikan harga terjadi di tingkat produsen atau petani.

"Yang kita 'nggak' tahu adalah alur antara distributor dengan petani, apakah produksi turun karena cuaca atau sebab lain. Bisa jadi juga pasarnya yang makin banyak permintaan, kalau permintaan besar kan harga naik. Hukum pasar kan begitu. Kalau sejauh ini stoknya lancar dan omzet pedagang relatif sama," katanya.

Sementara itu, pada sidak pasar kali ini diketahui harga cabai rawit merah kembali naik dari Rp65.000/kg menjadi Rp76.000/kg. Salah satu pedagang Sri Handayani mengatakan kenaikan harga tersebut terjadi sejak Senin (27/1).

Baca juga: Tekan harga, TPID Surakarta jajaki penggunaan teknologi budidaya cabai

"Malah saat Imlek lalu harganya sempat naik sampai Rp80.000/kg, tetapi sekarang turun sedikit. Saya juga tidak tahu kenaikannya karena apa, tetapi kalau kata distributor kenaikan ini mengikuti kota lain. Kalau kota lain harganya naik, di sini juga naik," katanya.

Sedangkan untuk cabai jenis yang lain juga mengalami kenaikan harga namun tidak sebesar cabai rawit merah. Ia mengatakan untuk cabai merah besar naik dari Rp40.000/kg menjadi Rp47.000/kg, cabai keriting dari Rp43.000/kg menjadi Rp53.000/kg.

Selanjutnya, untuk cabai hijau besar juga mengalami kenaikan, yaitu dari Rp14.000/kg menjadi Rp18.000/kg, cabai rawit hijau stabil di harga Rp22.000/kg dan rawit putih Rp25.000/kg.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua TPID Kota Surakarta Bambang Pramono mengatakan sesuai dengan keterangan Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga cabai tergantung dari suplainya.

"Memang kami lihat kenaikannya cukup signifikan. Masalahnya di mana kok bisa naik demikian tinggi. Apakah stok tidak ada karena gagal panen," katanya.

Untuk mengantisipasi kenaikan harga yang lebih tinggi lagi, dalam waktu dekat ini pihaknya akan memfasilitasi Perum Bulog dan Pusat Pergudangan Kota Surakarta Pedaringan untuk bertemu dengan distributor cabai dari wilayah lain.

"Distributor dari daerah yang masih ada barangnya, seperti Jawa Timur karena ini perlu dipastikan stok ada, kan mumpung masih jauh dari Ramadan dan Lebaran," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024