Purwokerto (ANTARA) - Tanah longsor menutup ruas jalan provinsi di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, akibat hujan lebat yang terjadi sejak Rabu (8/1) siang hingga malam hari, kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara Arief Rahman.
"Ada dua lokasi kejadian tanah longsor yang menutup ruas jalan provinsi. Kejadian pertama pada Rabu (8/1) malam di ruas jalan provinsi yang menghubungkan Wanayasa-Batur, tepatnya di Sikelir, Kecamatan Wanayasa," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Menurut dia, ada lima titik longsoran di Sikelir dan hingga Kamis (9/1) pagi masih dilakukan pembersihan terhadap ruas jalan yang tertimbun longsor dengan mengerahkan alat berat.
Baca juga: Presiden Jokowi pakai jas hujan plastik tinjau daerah longsor
Sementara kejadian longsor kedua terjadi pada Kamis (9/1) pagi yang menutup ruas jalan provinsi Banjarnegara-Karangkobar di Dusun Bolang, Desa Slatri, Kecamatan Karangkobar.
"Kami sedang menuju lokasi kejadian longsor di Slatri guna membuka ruas jalan provinsi yang tertimbun tanah dari tebing. Ruas jalan provinsi itu tertutup total sehingga tidak bisa dilalui kendaraan," katanya.
Lebih lanjut, Arief mengatakan berdasarkan hasil rekapitulasi, pada hari Rabu (8/1) hingga Kamis (9/1), pukul 08.00 WIB, tercatat 12 kejadian tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara, dua di antaranya yang terjadi di ruas jalan provinsi Sikelir dan Slatri.
Menurut dia, 10 kejadian longsor lainnya berada di jalur Sumberejo menuju Sidengok yang merupakan jalan desa di Kecamatan Pejawaran, longsor di permukiman warga Dusun Sipreng, Desa Kalisat Kidul, Kecamatan Kalibening.
Baca juga: 2 titik longsor di jalur selatan Jateng ditangani
Selanjutnya, tebing longsor di Tanjakan Princigan ruas jalan Ratamba menuju Batur yang merupakan jalan desa, longsor di ruas jalan kabupaten yang masuk wilayah Karangnangka, Desa Binangun, Kecamatan Karangkobar.
Selain itu, kejadian longsor di jalan kabupaten yang masuk wilayah Dukuh Alian, Desa Ambal, Kecamatan Karangkobar, longsor di jalan Dukuh Gintung RT 02 RW 02, Desa Binangun, Kecamatan Karangkobar.
Kemudian longsor di permukiman Dukuh Sidamulya, Desa Leksana, Kecamatan Karangkobar, yang mengancam satu rumah warga, longsor di jalan desa yang menghubungkan Gumelar dengan Karangkobar, longsor di permukiman Dusun Sawalan RT 05 RW 03, Desa Kalisat Kidul, Kecamatan Kalibening, dan longsor di jalan desa Dusun Sruni RT 04 RW 04, Desa Pesantren, Kecamatan Wanayasa.
Data kejadian bencana di Kabupaten Banjarnegara sejak awal Januari 2020 hingga pagi ini (9/1) tercatat sebanyak 26 kejadian yang terdiri atas 18 kejadian longsor, satu kejadian banjir, satu kejadian kebakaran, dan enam kejadian angin kencang.
"Kejadian tersebut berdampak terhadap 15 unit rumah rusak sedang, delapan rumah rusak ringan, dan infrastruktur jalan di 16 lokasi," kata Arief.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati ketiga hujan mulai turun karena cuaca ekstrem diprediksi akan terus ada hingga Februari 2020.
Baca juga: Longsor terjadi di Pringsurat Temanggung
Baca juga: Petugas gabungan dikerahkan tangani longsor di Gununglurah Banyumas
"Ada dua lokasi kejadian tanah longsor yang menutup ruas jalan provinsi. Kejadian pertama pada Rabu (8/1) malam di ruas jalan provinsi yang menghubungkan Wanayasa-Batur, tepatnya di Sikelir, Kecamatan Wanayasa," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Menurut dia, ada lima titik longsoran di Sikelir dan hingga Kamis (9/1) pagi masih dilakukan pembersihan terhadap ruas jalan yang tertimbun longsor dengan mengerahkan alat berat.
Baca juga: Presiden Jokowi pakai jas hujan plastik tinjau daerah longsor
Sementara kejadian longsor kedua terjadi pada Kamis (9/1) pagi yang menutup ruas jalan provinsi Banjarnegara-Karangkobar di Dusun Bolang, Desa Slatri, Kecamatan Karangkobar.
"Kami sedang menuju lokasi kejadian longsor di Slatri guna membuka ruas jalan provinsi yang tertimbun tanah dari tebing. Ruas jalan provinsi itu tertutup total sehingga tidak bisa dilalui kendaraan," katanya.
Lebih lanjut, Arief mengatakan berdasarkan hasil rekapitulasi, pada hari Rabu (8/1) hingga Kamis (9/1), pukul 08.00 WIB, tercatat 12 kejadian tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara, dua di antaranya yang terjadi di ruas jalan provinsi Sikelir dan Slatri.
Menurut dia, 10 kejadian longsor lainnya berada di jalur Sumberejo menuju Sidengok yang merupakan jalan desa di Kecamatan Pejawaran, longsor di permukiman warga Dusun Sipreng, Desa Kalisat Kidul, Kecamatan Kalibening.
Baca juga: 2 titik longsor di jalur selatan Jateng ditangani
Selanjutnya, tebing longsor di Tanjakan Princigan ruas jalan Ratamba menuju Batur yang merupakan jalan desa, longsor di ruas jalan kabupaten yang masuk wilayah Karangnangka, Desa Binangun, Kecamatan Karangkobar.
Selain itu, kejadian longsor di jalan kabupaten yang masuk wilayah Dukuh Alian, Desa Ambal, Kecamatan Karangkobar, longsor di jalan Dukuh Gintung RT 02 RW 02, Desa Binangun, Kecamatan Karangkobar.
Kemudian longsor di permukiman Dukuh Sidamulya, Desa Leksana, Kecamatan Karangkobar, yang mengancam satu rumah warga, longsor di jalan desa yang menghubungkan Gumelar dengan Karangkobar, longsor di permukiman Dusun Sawalan RT 05 RW 03, Desa Kalisat Kidul, Kecamatan Kalibening, dan longsor di jalan desa Dusun Sruni RT 04 RW 04, Desa Pesantren, Kecamatan Wanayasa.
Data kejadian bencana di Kabupaten Banjarnegara sejak awal Januari 2020 hingga pagi ini (9/1) tercatat sebanyak 26 kejadian yang terdiri atas 18 kejadian longsor, satu kejadian banjir, satu kejadian kebakaran, dan enam kejadian angin kencang.
"Kejadian tersebut berdampak terhadap 15 unit rumah rusak sedang, delapan rumah rusak ringan, dan infrastruktur jalan di 16 lokasi," kata Arief.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati ketiga hujan mulai turun karena cuaca ekstrem diprediksi akan terus ada hingga Februari 2020.
Baca juga: Longsor terjadi di Pringsurat Temanggung
Baca juga: Petugas gabungan dikerahkan tangani longsor di Gununglurah Banyumas