Semarang (ANTARA) - Semen Gresik Raih Penghargaan Industri Hijau dan Sertifikasi Industri Hijau.

Penghargaan Industri Hijau dari Kementrian Perindustrian RI dan Sertifikasi Industri Hijau dari Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) yang diterima PT Semen Gresik menegaskan jika aktivitas yang dilakukan perusahaan persemenan terkemuka ini tak hanya sesuai dengan regulasi pemerintah namun juga ramah lingkungan.

Berbagai upaya signifikan yang dilakukan perusahaan terkait efisiensi penggunaan sumber daya material, energi dan air juga menghasilkan benefit hingga puluhan miliar. Ujung dari proses ini akan mendongkrak daya saing dan sekaligus menguatkan kepercayaan pasar terhadap Semen Gresik. Seperti apa?


Muhammad Irfan Al Aslam dan Fahmi Alaina mahasiswa jurusan Tehnik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam, terkesan dengan pemandangan yang ada di PT Semen Gresik Pabrik Rembang. Selain hijau karena banyaknya pepohonan di berbagai titik, udara di kawasan pabrik dengan kapasitas produksi 3 juta ton per tahun ini juga bersih dan segar.

"Apalagi kalau di kawasan crusher ke atas udaranya benar-benar segar. Saya betah di sini," kata Aslam yang saat ini sedang mengikuti progam magang mahasiswa bersertifikat di PT Semen Gresik Pabrik Rembang, Senin (23/12/2019).

Kondisi Semen Gresik Pabrik Rembang ini berkat komitmen dari perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau, sistem manajemen lingkungan dan penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam beragam aktivitasnya. Semen Gresik memang fokus dengan pembangunan industri yang berkelanjutan. Tak hanya itu, aspek ekonomi, sosial dan lingkungan benar-benar diperhatikan dalam kebijakan perusahaan.

Kepala Departemen Komunikasi dan Hukum PT Semen Gresik Gatot Mardiana mengatakan aktivitas produksi memang harus seiring sejalan dengan langkah menjaga keberlangsungan pengelolaan lingkungan yang efektif dan efisien. Konsep industri berkelanjutan ini diwujudkan melalui penggunaan teknologi rendah karbon, efisiensi energi, air, sekaligus meminimalkan limbah.

Gatot Mardiana mencontohkan proses pengangkutan bahan baku (raw material) yang tidak dilakukan dengan cara manual. Namun dengan menggunakan downhill long belt conveyor. Penerapan teknologi ini mampu menghemat konsumsi energi listrik hingga 20%.
Proses penggilingan akhir dilakukan dengan mengadopsi teknologi vertical cement mill yang mampu menghemat 30% konsumsi energi listrik dibandingkan dengan horizontal cement mill. Semen Gresik juga melakukan penghematan pemakaian air pada gas conditioning tower. Upaya ini diperkuat dengan pembangunan bozem serta unit pengolahan air yang mampu menampung limpasan air hujan.

“Berbagai efisiensi ini mampu menghasilkan penghematan hingga puluhan miliar dalam setahun,” papar Gatot Mardiana.

Selama puluhan tahun, produk Semen Gresik dipercaya dan digunakan dalam berbagai proyek mercusuar di Indonesia. Mulai dari pembangunan Monumen Nasional (Monas), Jembatan Semanggi, Gedung Conefo, Gedung DPR/MPR RI, Hotel Indonesia, Masjid Istiqlal, Bendungan Jatiluhur Jawa Barat, hingga Jembatan Suramadu. Bahkan jembatan sepanjang 5,438 kilometer yang ada di Jawa Timur ini diprediksi tetap bisa bertahan hingga lebih dari 100 tahun.

Gatot Mardiana menambahkan konsep industri ramah lingkungan juga diterapkan dalam berbagai produk Semen Gresik. Mulai dari portland composit cement (PCC), OPC, atau jenis lainnya.

Produk PCC misalnya, proses produksinya tidak membutuhkan klinker (produk setengah jadi semen) dalam jumlah besar. Karena konsumsi klinker rendah maka energi yang dibutuhkan untuk membuat bahan utama pembuatan semen ini bisa dikurangi. Secara otomatis, karbon dioksida (CO2) yang memicu terjadinya pemanasan global juga dapat ditekan dengan maksimal.

Selain itu, proses produksi PCC juga menggunakan pozzolan (bahan pengikat yang mempunyai sifat seperti semen) dan fly ash yang merupakan abu terbang sisa hasil pembakaran batubara pada pembangkit listrik. Penggunaan limbah batubara ini juga bisa menekan konsumsi air.

Gatot Mardiana berharap berbagai upaya yang dilakukan Semen Gresik ini berdampak positif mendongkrak daya saing dan menebalkan kepercayaan pasar baik nasional maupun internasional terhadap perusahaan.

“Semen Gresik sangat peduli dengan lingkungan. Jadi tidak sekedar hanya memproduksi semen saja. Itu komitmen kita,” tandas Gatot Mardiana. *** (KSM)
 

Pewarta : KSM
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024