Solo (ANTARA) - Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof dr Soeharso Surakarta berupaya menyiapkan penyandang disabilitas menghadapi dunia kerja dengan melakukan langkah rehabilitasi sosial.
"Pada rehabilitasi sosial ini salah satu yang kami berikan yaitu terapi penghidupan," kata Kepala Bidang Layanan Teknis Rehabilitasi Sosial BBRSPDF Prof dr Soeharso Surakarta Munawari di sela Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2019 dengan tema "Indonesia Inklusi, Disabilitas Unggul" di Solo, Jumat.
Ia mengatakan hal yang diberikan pada terapi itu, bimbingan atau pelatihan keterampilan, kewirausahaan, dan praktik belajar kerja.
"Untuk keterampilan, di balai kami ada 11 jenis, di antaranya salon, bengkel sepeda motor, fotografi, kerajinan kayu, komputer, percetakan dan sablon. Nanti setelah selesai mengikuti praktik belajar kerja ini mereka pulang dulu baru kemudian direkrut. Belum lama ini ada salah satu perusahaan toko modern yang melakukan perekrutan, ada 15 yang terjaring," katanya.
Melalui program Rehabilitasi Sosial Bersama Keluarga (RSBK), katanya, para penyandang disabilitas diberikan pelatihan selama enam bulan dan mereka mendapat uang saku untuk membuka usaha.
Baca juga: Menjadi mandiri, penyandang disabilitas intektual butuh peran orang tua
"Kami berikan bantuan sebesar Rp3 juta kepada 385 orang yang mengikuti RSBK, sedangkan kepada 155 orang yang mengikuti asrama dan pelatihan di sini memperoleh Rp1.850.000," katanya.
Fasilitasi pelatihan serupa juga dilakukan di Tabanan, Bali dan Korea.
Ia mengatakan ada 50 orang yang mengikuti kegiatan itu.
"Untuk setiap orangnya diberikan bantuan sebesar Rp4 juta. Uang ini diberikan secara 'cash transfer', digunakan untuk membeli peralatan usaha," katanya.
Selain memberikan pendampingan kepada para penyandang disabilitas, pihaknya juga melakukan pendampingan kepada keluarga penyandang disabilitas.
"Dalam hal ini harus ada dukungan keluarga, karena kalau tidak ada dukungan keluarga maka pemberian bantuan seperti ini akan kurang efektif," katanya.
Pada peringatan Hari Disabilitas 2019, pihaknya bekerja sama dengan tujuh lembaga kesejahteraan sosial di Soloraya.
"Pada kegiatan ini kami memberikan kesempatan kepada para penyandang disabilitas dalam rangka membentuk diri untuk berkarakter dan mengasah kemampuan mereka di bidang seni," katanya.
Baca juga: Penyandang disabilitas intelektual di Temanggung disalurkan kerja di perusahaan
"Pada rehabilitasi sosial ini salah satu yang kami berikan yaitu terapi penghidupan," kata Kepala Bidang Layanan Teknis Rehabilitasi Sosial BBRSPDF Prof dr Soeharso Surakarta Munawari di sela Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2019 dengan tema "Indonesia Inklusi, Disabilitas Unggul" di Solo, Jumat.
Ia mengatakan hal yang diberikan pada terapi itu, bimbingan atau pelatihan keterampilan, kewirausahaan, dan praktik belajar kerja.
"Untuk keterampilan, di balai kami ada 11 jenis, di antaranya salon, bengkel sepeda motor, fotografi, kerajinan kayu, komputer, percetakan dan sablon. Nanti setelah selesai mengikuti praktik belajar kerja ini mereka pulang dulu baru kemudian direkrut. Belum lama ini ada salah satu perusahaan toko modern yang melakukan perekrutan, ada 15 yang terjaring," katanya.
Melalui program Rehabilitasi Sosial Bersama Keluarga (RSBK), katanya, para penyandang disabilitas diberikan pelatihan selama enam bulan dan mereka mendapat uang saku untuk membuka usaha.
Baca juga: Menjadi mandiri, penyandang disabilitas intektual butuh peran orang tua
"Kami berikan bantuan sebesar Rp3 juta kepada 385 orang yang mengikuti RSBK, sedangkan kepada 155 orang yang mengikuti asrama dan pelatihan di sini memperoleh Rp1.850.000," katanya.
Fasilitasi pelatihan serupa juga dilakukan di Tabanan, Bali dan Korea.
Ia mengatakan ada 50 orang yang mengikuti kegiatan itu.
"Untuk setiap orangnya diberikan bantuan sebesar Rp4 juta. Uang ini diberikan secara 'cash transfer', digunakan untuk membeli peralatan usaha," katanya.
Selain memberikan pendampingan kepada para penyandang disabilitas, pihaknya juga melakukan pendampingan kepada keluarga penyandang disabilitas.
"Dalam hal ini harus ada dukungan keluarga, karena kalau tidak ada dukungan keluarga maka pemberian bantuan seperti ini akan kurang efektif," katanya.
Pada peringatan Hari Disabilitas 2019, pihaknya bekerja sama dengan tujuh lembaga kesejahteraan sosial di Soloraya.
"Pada kegiatan ini kami memberikan kesempatan kepada para penyandang disabilitas dalam rangka membentuk diri untuk berkarakter dan mengasah kemampuan mereka di bidang seni," katanya.
Baca juga: Penyandang disabilitas intelektual di Temanggung disalurkan kerja di perusahaan