Solo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta mengimbau masyarakat ikut peduli lingkungan untuk mencegah terjadinya bencana alam pada musim hujan.
"BPBD sudah mengimbau dan menyosialisasikan kepada masyarakat, khususnya camat dan lurah, untuk menghadapi musim ini, semua pihak harus hati-hati," kata Kepala BPBD Kota Surakarta Eko Prajudi Noor Aly di Solo, Kamis.
Ia lantas menyebutkan beberapa bencana yang sering terjadi di Solo pada musim hujan, di antaranya pohon tumbang dan banjir. Untuk mengantisipasi pohon tumbang ini, pihaknya meminta masyarakat untuk aktif melapor kepada BPBD mengenai kondisi di sekitarnya.
"Pohon berumur tua dengan dahan yang terlalu rindang akan berbahaya jika terkena hempasan angin besar. Apalagi kalau akarnya sudah tua, keropos, perlu ada penebangan. Kami bisa melakukan pemangkasan, lapor kapan saja karena kami 24 jam," katanya.
Selain itu, untuk warga yang tinggal berdekatan dengan sungai diminta untuk ikut aktif menjaga kebersihan sekitar untuk menghindari adanya sumbatan sehingga arus air bisa lancar.
Baca juga: Akademisi: Mitigasi bencana perlu diperkuat memasuki musim hujan
Baca juga: Mitigasi bencana musim hujan, Jateng anggarkan Rp23 miliar
Terkait dengan banjir ini, yang harus dikhawatirkan adalah banjir kiriman dari luar daerah yang memberikan dampak pada meningkatnya volume air di Bengawan Solo.
"Kalau hujan hanya terjadi di Solo, Bengawan Solo masih bisa menampung air maka tidak masalah. Akan tetapi, kalau kiriman lain sudah tinggi, hujan deras di Solo akan berdampak pada banjir. Harapannya dibangunnya parapet akan mengurangi banjir di Kota Solo," katanya.
Ia menyebutkan beberapa daerah di Kota Solo yang rawan banjir, di antaranya Pasar Kliwon, Banjarsari, dan Joyontakan.
Sementara itu, untuk mengantisipasi terjadinya bencana pada musim hujan, pihaknya sudah menyiapkan petugas dan sukarelawan yang jumlahnya lebih dari 1.000 orang.
"Kalau sukarelawan 'kan punya komunitas masing-masing. Mereka ini dibina oleh BPBD. Jadim tanpa kami perintah biasanya langsung jalan, otomatis," kataya.
Selain itu, pihaknya juga didukung oleh instansi lain di antaranya kepolisian, TNI, damkar, dan dinas lingkungan hidup untuk memastikan antisipasi bencana lebih optimal.
"BPBD sudah mengimbau dan menyosialisasikan kepada masyarakat, khususnya camat dan lurah, untuk menghadapi musim ini, semua pihak harus hati-hati," kata Kepala BPBD Kota Surakarta Eko Prajudi Noor Aly di Solo, Kamis.
Ia lantas menyebutkan beberapa bencana yang sering terjadi di Solo pada musim hujan, di antaranya pohon tumbang dan banjir. Untuk mengantisipasi pohon tumbang ini, pihaknya meminta masyarakat untuk aktif melapor kepada BPBD mengenai kondisi di sekitarnya.
"Pohon berumur tua dengan dahan yang terlalu rindang akan berbahaya jika terkena hempasan angin besar. Apalagi kalau akarnya sudah tua, keropos, perlu ada penebangan. Kami bisa melakukan pemangkasan, lapor kapan saja karena kami 24 jam," katanya.
Selain itu, untuk warga yang tinggal berdekatan dengan sungai diminta untuk ikut aktif menjaga kebersihan sekitar untuk menghindari adanya sumbatan sehingga arus air bisa lancar.
Baca juga: Akademisi: Mitigasi bencana perlu diperkuat memasuki musim hujan
Baca juga: Mitigasi bencana musim hujan, Jateng anggarkan Rp23 miliar
Terkait dengan banjir ini, yang harus dikhawatirkan adalah banjir kiriman dari luar daerah yang memberikan dampak pada meningkatnya volume air di Bengawan Solo.
"Kalau hujan hanya terjadi di Solo, Bengawan Solo masih bisa menampung air maka tidak masalah. Akan tetapi, kalau kiriman lain sudah tinggi, hujan deras di Solo akan berdampak pada banjir. Harapannya dibangunnya parapet akan mengurangi banjir di Kota Solo," katanya.
Ia menyebutkan beberapa daerah di Kota Solo yang rawan banjir, di antaranya Pasar Kliwon, Banjarsari, dan Joyontakan.
Sementara itu, untuk mengantisipasi terjadinya bencana pada musim hujan, pihaknya sudah menyiapkan petugas dan sukarelawan yang jumlahnya lebih dari 1.000 orang.
"Kalau sukarelawan 'kan punya komunitas masing-masing. Mereka ini dibina oleh BPBD. Jadim tanpa kami perintah biasanya langsung jalan, otomatis," kataya.
Selain itu, pihaknya juga didukung oleh instansi lain di antaranya kepolisian, TNI, damkar, dan dinas lingkungan hidup untuk memastikan antisipasi bencana lebih optimal.