Semarang (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengajak masyarakat menggiatkan Gerakan Belanja Dekat Rumah sebagai upaya mendukung pertumbuhan usaha kecil menengah (UKM).
Menurut Wagub Jateng di Semarang, Senin, berbelanja di dekat rumah tidak hanya upaya untuk mendukung pertumbuhan UKM lokal, tapi juga sebagai upaya melestarikan tradisi dan budaya perdagangan Indonesia
"Budaya perdagangan Indonesia sarat dengan nilai-nilai budaya yang merepresentasikan kekuatan sosial dan ekonomi Indonesia," katanya.
Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu sangat mendukung Gerakan Belanja Dekat Rumah yang bertujuan meningkatkan daya saing toko tradisional menghadapi persaingan bisnis yang kian ketat.
Baca juga: Taj Yasin: Pemprov Jateng kembangkan kawasan industri
Dalam kesempatan itu, Gus Yasin juga mengapresiasi upaya Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah yang melakukan pendampingan dan pembinaan berkelanjutan terhadap tokoh-tokoh ritel tradisional. Termasuk menggandeng pondok pesantren dalam pendampingan dan pengembangan toko kelontong modern di lingkungan pesantren atau Toko Santri Gayeng (Tosaga).
Pemprov Jateng meminta berbagai lembaga keuangan ikut berperan aktif mengembangkan UKM-UKM yang tersebar di 35 kabupaten/kota.
Salah satu persoalan yang dihadapi para pelaku UKM adalah keterbatasan modal dan saat ini banyak UKM yang "feasible", tapi belum "bankable" sehingga kesulitan mendapatkan pinjaman modal dari perbankan maupun lembaga keuangan lainnya.
Baca juga: 10,80 persen penduduk Jateng berada di garis kemiskinan
Menurut Wagub Jateng di Semarang, Senin, berbelanja di dekat rumah tidak hanya upaya untuk mendukung pertumbuhan UKM lokal, tapi juga sebagai upaya melestarikan tradisi dan budaya perdagangan Indonesia
"Budaya perdagangan Indonesia sarat dengan nilai-nilai budaya yang merepresentasikan kekuatan sosial dan ekonomi Indonesia," katanya.
Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu sangat mendukung Gerakan Belanja Dekat Rumah yang bertujuan meningkatkan daya saing toko tradisional menghadapi persaingan bisnis yang kian ketat.
Baca juga: Taj Yasin: Pemprov Jateng kembangkan kawasan industri
Dalam kesempatan itu, Gus Yasin juga mengapresiasi upaya Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah yang melakukan pendampingan dan pembinaan berkelanjutan terhadap tokoh-tokoh ritel tradisional. Termasuk menggandeng pondok pesantren dalam pendampingan dan pengembangan toko kelontong modern di lingkungan pesantren atau Toko Santri Gayeng (Tosaga).
Pemprov Jateng meminta berbagai lembaga keuangan ikut berperan aktif mengembangkan UKM-UKM yang tersebar di 35 kabupaten/kota.
Salah satu persoalan yang dihadapi para pelaku UKM adalah keterbatasan modal dan saat ini banyak UKM yang "feasible", tapi belum "bankable" sehingga kesulitan mendapatkan pinjaman modal dari perbankan maupun lembaga keuangan lainnya.
Baca juga: 10,80 persen penduduk Jateng berada di garis kemiskinan