Sragen (ANTARA) - Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu, menyebabkan sejumlah bangunan porak poranda termasuk bangunan SMKN 1 Miri yang menyebabkan 22 siswa sekolah tersebut mengalami luka.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah, membenarkan bencana alam tersebut menyebabkan korban luka, namun memastikan tidak ada korban tewas akibat angin kencang yang terjadi di sejumlah lokasi di daerah ini.
"Tepatnya ada 22 korban luka, seluruhnya merupakan siswa SMKN 1 Miri," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sragen Sugeng Priyono di Sragen, Rabu.
Ia mengatakan tiga di antaranya mengalami patah tulang dan saat ini sudah menjalani perawatan di RS Karima Utama, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, sembilan menjalani rawat jalan, dan sisanya sedang proses perawatan di sejumlah rumah sakit di Kabupaten Sragen.
Terkait dengan kronologi kejadian, dikatakannya, angin kencang terjadi sekitar pukul 14.45 WIB bersamaan dengan hujan deras yang belum lama turun di wilayah tersebut.
"Yang kena angin adalah bangunan limasan yang ada lingkungan sekolah, pada saat itu karena hujan deras banyak anak yang bermain sekaligus berteduh di bangunan itu," katanya.
Selain itu, angin kencang juga merobohkan bangunan limasan yang ada di Water Boom Kwangen Indah. Meski demikian, pada saat itu tidak ada aktivitas orang yang berada di bawah bangunan.
Sementara itu, angin juga berdampak pada tumbangnya sejumlah pohon yang mengenai beberapa rumah warga. Ia mengatakan tepatnya ada dua rumah yang terkena pohon tumbang.
"Tidak ada korban di rumah warga. Untuk rumah yang kena pohon tumbang ini letaknya berada di sekitar SMKN 1 Miri," katanya.
Terkait dengan evakuasi, pihaknya melibatkan 120 petugas baik itu petugas BPBD maupun relawan. Ia mengatakan saat ini seluruhnya sudah dalam situasi kondusif.
"Tinggal saat ini kami ikut memantau kondisi korban," katanya.
Baca juga: Lagi, angin kencang robohkan 5 TPS Pilkades di Kudus
Baca juga: Angin kencang robohkan delapan rumah di Boyolali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah, membenarkan bencana alam tersebut menyebabkan korban luka, namun memastikan tidak ada korban tewas akibat angin kencang yang terjadi di sejumlah lokasi di daerah ini.
"Tepatnya ada 22 korban luka, seluruhnya merupakan siswa SMKN 1 Miri," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sragen Sugeng Priyono di Sragen, Rabu.
Ia mengatakan tiga di antaranya mengalami patah tulang dan saat ini sudah menjalani perawatan di RS Karima Utama, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, sembilan menjalani rawat jalan, dan sisanya sedang proses perawatan di sejumlah rumah sakit di Kabupaten Sragen.
Terkait dengan kronologi kejadian, dikatakannya, angin kencang terjadi sekitar pukul 14.45 WIB bersamaan dengan hujan deras yang belum lama turun di wilayah tersebut.
"Yang kena angin adalah bangunan limasan yang ada lingkungan sekolah, pada saat itu karena hujan deras banyak anak yang bermain sekaligus berteduh di bangunan itu," katanya.
Selain itu, angin kencang juga merobohkan bangunan limasan yang ada di Water Boom Kwangen Indah. Meski demikian, pada saat itu tidak ada aktivitas orang yang berada di bawah bangunan.
Sementara itu, angin juga berdampak pada tumbangnya sejumlah pohon yang mengenai beberapa rumah warga. Ia mengatakan tepatnya ada dua rumah yang terkena pohon tumbang.
"Tidak ada korban di rumah warga. Untuk rumah yang kena pohon tumbang ini letaknya berada di sekitar SMKN 1 Miri," katanya.
Terkait dengan evakuasi, pihaknya melibatkan 120 petugas baik itu petugas BPBD maupun relawan. Ia mengatakan saat ini seluruhnya sudah dalam situasi kondusif.
"Tinggal saat ini kami ikut memantau kondisi korban," katanya.
Baca juga: Lagi, angin kencang robohkan 5 TPS Pilkades di Kudus
Baca juga: Angin kencang robohkan delapan rumah di Boyolali