Semarang (ANTARA) - Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan akan memberikan penghargaan kepada 15 insan atas kiprah dan usahanya dalam melestarikan kebudayaan serta kesenian yang terkait dengan perwayangan.
"Pemberian penghargaan bagi insan pewayangan tersebut akan dilakukan pada Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang, Sabtu (16/11) malam," kata Ketua Panitia Peringatan Hari Wayang Nasional DPD PDI Perjuangan Jateng Sumanto di Semarang, Jumat.
Penerima penghargaan itu di antaranya adalah sinden legendaris, pemeran wayang orang, pengrawit, hingga pembuat gamelan.
Baca juga: Meriahkan Hari Wayang Nasional, Jateng tanggap wayang serentak
Pada pagelaran wayang kulit yang menjadi penutup rangkaian Peringatan Hari Wayang Nasional yang diadakan DPD PDI Perjuangan Jateng itu Dalang Ki Manteb Soedarsono akan membawakan lakon "Bima Bangkit".
Selain dimeriahkan dengan aksi pelawak Bagyo Gareng (Semarang) dan Eka Suranti (Kebumen), panitia juga menyediakan fasilitas dapur umum gratis serta hadiah kejutan berupa 10 unit sepeda motor bagi penonton yang beruntung.
Menurut dia, kegiatan tersebut digelar untuk melestarikan seni budaya, khususnya wayang yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Pelestarian seni budaya ini, kata dia, juga bertujuan menangkal paham radikal.
"Kami ingin memberikan kesadaran kepada masyarakat, terutama generasi muda tentang pentingnya nilai-nilai yang tersirat dalam pementasan wayang dan sebagai media deradikalisasi melalui ragam seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia," ujarnya.
Pria yang juga menjabat Ketua Komisi B DPRD Jateng itu menyebutkan bahwa rangkaian acara Peringatan Hari Wayang Nasional tersebut sesuai pesan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk memperkenalkan wayang ke generasi milenial.
Hal tersebut juga merupakan pengamalan salah satu poin Trisakti Bung Karno yaitu berkepribadian dalam kebudayaan.
Sebelumnya, DPD PDI Perjuangan Jateng menggelar pentas wayang orang dengan pemain anggota Fraksi DPRD Jateng dan pengurus DPD, serta Wayang Orang Ngesti Pandowo dengan lakon "Semar Mbangun Kahyangan" yang digelar di Radjawali Semarang Cultural Center pada 7 November 2019.
"Ini menunjukkan bahwa kita sebagai kader partai yang mencintai budaya tidak hanya bisa menjadi penonton tapi juga dapat memerankan tokoh wayang sebagai wujud nyata komitmen melestarikan budaya lokal," katanya.
Baca juga: Siswa SMPN 2 Baturraden ubah barang bekas jadi wayang
Baca juga: Pertunjukan wayang kulit kontemporer hipnotis anak Polandia
"Pemberian penghargaan bagi insan pewayangan tersebut akan dilakukan pada Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang, Sabtu (16/11) malam," kata Ketua Panitia Peringatan Hari Wayang Nasional DPD PDI Perjuangan Jateng Sumanto di Semarang, Jumat.
Penerima penghargaan itu di antaranya adalah sinden legendaris, pemeran wayang orang, pengrawit, hingga pembuat gamelan.
Baca juga: Meriahkan Hari Wayang Nasional, Jateng tanggap wayang serentak
Pada pagelaran wayang kulit yang menjadi penutup rangkaian Peringatan Hari Wayang Nasional yang diadakan DPD PDI Perjuangan Jateng itu Dalang Ki Manteb Soedarsono akan membawakan lakon "Bima Bangkit".
Selain dimeriahkan dengan aksi pelawak Bagyo Gareng (Semarang) dan Eka Suranti (Kebumen), panitia juga menyediakan fasilitas dapur umum gratis serta hadiah kejutan berupa 10 unit sepeda motor bagi penonton yang beruntung.
Menurut dia, kegiatan tersebut digelar untuk melestarikan seni budaya, khususnya wayang yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Pelestarian seni budaya ini, kata dia, juga bertujuan menangkal paham radikal.
"Kami ingin memberikan kesadaran kepada masyarakat, terutama generasi muda tentang pentingnya nilai-nilai yang tersirat dalam pementasan wayang dan sebagai media deradikalisasi melalui ragam seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia," ujarnya.
Pria yang juga menjabat Ketua Komisi B DPRD Jateng itu menyebutkan bahwa rangkaian acara Peringatan Hari Wayang Nasional tersebut sesuai pesan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk memperkenalkan wayang ke generasi milenial.
Hal tersebut juga merupakan pengamalan salah satu poin Trisakti Bung Karno yaitu berkepribadian dalam kebudayaan.
Sebelumnya, DPD PDI Perjuangan Jateng menggelar pentas wayang orang dengan pemain anggota Fraksi DPRD Jateng dan pengurus DPD, serta Wayang Orang Ngesti Pandowo dengan lakon "Semar Mbangun Kahyangan" yang digelar di Radjawali Semarang Cultural Center pada 7 November 2019.
"Ini menunjukkan bahwa kita sebagai kader partai yang mencintai budaya tidak hanya bisa menjadi penonton tapi juga dapat memerankan tokoh wayang sebagai wujud nyata komitmen melestarikan budaya lokal," katanya.
Baca juga: Siswa SMPN 2 Baturraden ubah barang bekas jadi wayang
Baca juga: Pertunjukan wayang kulit kontemporer hipnotis anak Polandia