Magelang (ANTARA) - Dinas Sosial Kota Magelang dan para penyandang disabilitas harus terus memperkuat jalinan komunikasi supaya berbagai akses informasi untuk penguatan kapasitas mereka semakin mantap, kata Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Magelang Joko Budiyono.

"Kita harapkan mereka (penyandang disabilitas) tetap menjalin komunikasi dengan Dinsos untuk mendapatkan informasi maupun akses tertentu," kata dia dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang di Magelang, Kamis.

Ia mengapresiasi Dinsos Kota Magelang karena selama ini terus bergerak secara aktif membantu kalangan penyandang disabilitas di daerah setempat agar mandiri, melalui berbagai program bantuan dan kegiatan.

Sebanyak lima Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (PDSN) Kota Magelang menerima bantuan berupa paket tempat tidur dan peralatan pijat, sedangkan lima lainnya menerima paket barang-barang kelontong.

Bantuan untuk mendukung kemandirian mereka itu berasal dari Direktorat Rehabilitas Sosial Penyandang Disabilitas Kementerian Sosial. Penyaluran bantuan pada Rabu (13/11) itu tidak lepas dari peranan Dinsos Kota Magelang. Bantuan diserahkan melalui Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) Wyata Guna Bandung kepada para PDSN di Kantor Dinsos Kota Magelang.

Sekda Joko mengatakan sudah seharusnya PDSN selalu didukung agar mereka tetap bisa hidup secara mandiri di masyarakat.

Tugas utama Dinsos, ujarnya, memang memberikan bantuan, fasilitas, maupun solusi masalah sosial, termasuk terkait dengan penyandang disabilitas.

"Masalah sosial itu kewajiban negara untuk menyelesaikannya," katanya.

Ia minta agar penerima bantuan memanfaatkan bantuan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Kepala Dinsos Kota Magelang Wulandari Wahyuningsih mengatakan pada 2019 pihaknya memiliki beberapa program bagi penyandang disabilitas di daerah itu, seperti pelatihan keterampilan berupa pelatihan servis kursi roda dan servis telepon seluler.

"Selain itu, bantuan sosial APBD berupa alat bantu diri, seperti kursi roda, kaki palsu, bris, kruk, dan 'walker', jaminan perawatan kesehatan bagi penyandang disabilitas mental dan sebagainya," katanya.

Kepala BRSPDSN Wyata Guna Bandung Sudarsono mengatakan bantuan bagi PDSN bagian dari program rehabilitasi sosial untuk meningkatkan kapasitas mereka agar bisa mandiri, termasuk kemandirian ekonomi.

"Paling tidak mereka bisa menjalankan usaha yang sudah tumbuh dalam dirinya. Kami dukung mereka sesuai usaha yang dimiliki, yakni pijat tuna netra dan warung kelontong," katanya.

Ia berharap, dengan bantuan itu bisa memberikan manfaat bagi kehidupan sehari-hari mereka.

Dukungan kepada mereka, kata dia, sebetulnya tidak hanya dari pemerintah, akan tetapi peran masyarakat dan keluarga juga penting agar bantuan tersebut memiliki kemanfaatan yang lebih optimal.

"Kalau 'skill' (keterampilan) mereka meningkat lebih baik maka mereka berkesempatan bisa diberi ruang untuk pelatihan vokasi di Bandung," kata Sudarsono.
 

Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024