Solo (ANTARA) - Satuan Pembinaan Masyarakat (Satbinmas) Polres Kota Surakarta mengumpulkan pengemudi ojek daring (online) baik Gojek maupun Grab di wilayah Solo, Jawa Tengah, Kamis, untuk memberikan pembinaan terkait adanya kejadian bom bunuh diri di Medan.
Menurut Kepala Unit (Kanit) Perpolisian Masyarakat (Polmas), Satbinmas Polres Kota Surakarta AKP Eddi Hartono pihaknya bersama satuannya turun ke jalan-jalan pangkalan ojek daring di Solo, untuk memberikan pembinaan agar para pengemudi ojek online tidak mudah terpengaruh gerakan-gerakan ke arah radikalisme.
"Kami mengumpulkan para pengemudi ojek online baik dari Gojek dan Grab di wilayah Solo untuk memberikan pengarahan terkait adanya kejadian di Medan," katanya.
Pihaknya mengimbau terkait kejadian bom bunuh diri di Medan yang terduga pelaku mengenakan jaket ojek online agar rekan-rekan pengemudi lebih waspada terhadap atribut yang dikenakan untuk bekerja melayani masyarakat jangan sampai, misalnya dengan mudah meminjamkan kepada orang lain.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau rekan-rekan driver ojek online baik Gojek maupun Grab jangan mudah terpengaruh dengan media sosial terkait gerakan-gerakan yang mengarah radikalisme.
"Hal ini, karena gerakan gerakan itu, dinilai sangat manjur melalui medsos atau teknologi informasi (TI)," katanya.
Pihaknya juga mengharapkan pengemudi ojek online tetap bekerja profesional, jangan sampai dalam pelayanan terhadap masyarakat mengecewakan konsumen.
Menurut Kepala Unit (Kanit) Perpolisian Masyarakat (Polmas), Satbinmas Polres Kota Surakarta AKP Eddi Hartono pihaknya bersama satuannya turun ke jalan-jalan pangkalan ojek daring di Solo, untuk memberikan pembinaan agar para pengemudi ojek online tidak mudah terpengaruh gerakan-gerakan ke arah radikalisme.
"Kami mengumpulkan para pengemudi ojek online baik dari Gojek dan Grab di wilayah Solo untuk memberikan pengarahan terkait adanya kejadian di Medan," katanya.
Pihaknya mengimbau terkait kejadian bom bunuh diri di Medan yang terduga pelaku mengenakan jaket ojek online agar rekan-rekan pengemudi lebih waspada terhadap atribut yang dikenakan untuk bekerja melayani masyarakat jangan sampai, misalnya dengan mudah meminjamkan kepada orang lain.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau rekan-rekan driver ojek online baik Gojek maupun Grab jangan mudah terpengaruh dengan media sosial terkait gerakan-gerakan yang mengarah radikalisme.
"Hal ini, karena gerakan gerakan itu, dinilai sangat manjur melalui medsos atau teknologi informasi (TI)," katanya.
Pihaknya juga mengharapkan pengemudi ojek online tetap bekerja profesional, jangan sampai dalam pelayanan terhadap masyarakat mengecewakan konsumen.