Klaten (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah mulai mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir di sejumlah kecamatan, seperti yang terjadi pada musim penghujan sebelumnya.
"Salah satu upaya yang kami lakukan yaitu melakukan pembenahan di Sungai Jaran, Sungai Gamping, dan Sungai Dengkeng," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Klaten Yuwana Haris di Klaten, Senin.
BPBD Kabupaten Klaten juga melakukan normalisasi aliran anak Sungai Dengkeng.
Ia mengatakan Sungai Dengkeng menjadi salah satu fokus penanganan karena pada musim penghujan lalu aliran air dari sungai tersebut meluap dan berdampak tergenangnya sebagian area persawahan di Kecamatan Cawas dan Bayat.
Ia berharap, dengan dilakukan upaya tersebut bencana banjir seperti halnya yang terjadi pada Maret 2019 tidak lagi terjadi pada musim penghujan kali ini.
Pihaknya juga sudah menyiapkan sejumlah perlengkapan untuk mengantisipasi meluapnya air sungai, di antaranya menyiapkan 5.000 karung plastik yang nantinya diisi pasir, 215 beronjong kawat, dan alat pertukangan seperti gergaji mesin.
"Kami juga menyiapkan logistik berupa sembako yang sudah ada di gudang logistik BPBD Kabupaten Klaten," katanya.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan mengajukan usulan kepada Bupati Klaten tentang waktu siaga darurat.
"Kalau biasanya mulai 1 November hingga 31 April tahun berikutnya, tetapi melihat musim kali ini kami mengajukan waktu siaga darurat mulai 1 Desember 2019 hingga 31 April 2020," katanya.
Baca juga: BPBD: banjir Klaten fenomena hidrometeorologi
Selain banjir, kata dia, bencana lain yang juga diantisipasi oleh BPBD Kabupaten Klaten, di antaranya tanah longsor dan puting beliung.
Berdasarkan data BPBD, beberapa daerah di Kabupaten Klaten yang berpotensi terkena banjir di antaranya Kecamatan Gantiwarno, Wedi, Bayat, Trucuk, dan Cawas, sedangkan potensi tanah longsor di antaranya di Prambanan, Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas, dan Kemalang.
"Sedangkan untuk angin puting beliung hampir seluruh wilayah di Kabupaten Klaten," katanya.
Baca juga: BPBD Semarang terus awasi debit air Sungai BKT
"Salah satu upaya yang kami lakukan yaitu melakukan pembenahan di Sungai Jaran, Sungai Gamping, dan Sungai Dengkeng," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Klaten Yuwana Haris di Klaten, Senin.
BPBD Kabupaten Klaten juga melakukan normalisasi aliran anak Sungai Dengkeng.
Ia mengatakan Sungai Dengkeng menjadi salah satu fokus penanganan karena pada musim penghujan lalu aliran air dari sungai tersebut meluap dan berdampak tergenangnya sebagian area persawahan di Kecamatan Cawas dan Bayat.
Ia berharap, dengan dilakukan upaya tersebut bencana banjir seperti halnya yang terjadi pada Maret 2019 tidak lagi terjadi pada musim penghujan kali ini.
Pihaknya juga sudah menyiapkan sejumlah perlengkapan untuk mengantisipasi meluapnya air sungai, di antaranya menyiapkan 5.000 karung plastik yang nantinya diisi pasir, 215 beronjong kawat, dan alat pertukangan seperti gergaji mesin.
"Kami juga menyiapkan logistik berupa sembako yang sudah ada di gudang logistik BPBD Kabupaten Klaten," katanya.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan mengajukan usulan kepada Bupati Klaten tentang waktu siaga darurat.
"Kalau biasanya mulai 1 November hingga 31 April tahun berikutnya, tetapi melihat musim kali ini kami mengajukan waktu siaga darurat mulai 1 Desember 2019 hingga 31 April 2020," katanya.
Baca juga: BPBD: banjir Klaten fenomena hidrometeorologi
Selain banjir, kata dia, bencana lain yang juga diantisipasi oleh BPBD Kabupaten Klaten, di antaranya tanah longsor dan puting beliung.
Berdasarkan data BPBD, beberapa daerah di Kabupaten Klaten yang berpotensi terkena banjir di antaranya Kecamatan Gantiwarno, Wedi, Bayat, Trucuk, dan Cawas, sedangkan potensi tanah longsor di antaranya di Prambanan, Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas, dan Kemalang.
"Sedangkan untuk angin puting beliung hampir seluruh wilayah di Kabupaten Klaten," katanya.
Baca juga: BPBD Semarang terus awasi debit air Sungai BKT