Boyolali (ANTARA) - Kerajinan seni ukir tembaga dan kuningan di Desa Tumang Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, beberapa bulan terakhir ini, mulai bergairah dengan meningkatnya banyak pesanan baik dari lokal maupun mancanegara.

Seorang perajin tembaga "Pamungkas" Tumang, Sumanto di Cepogo Boyolali, Jumat, mengatakan kondisi pasar kerajinan ukir tembaga dan kuningan asal Tumang Cepogo Boyolali memang tiga bulan terakhir ini, sedang banyak pesanan baik dari lokal maupun mancanegara.

"Pesanan kerajinan tembaga meningkat cukup signifikan mencapai hampir 100 persen dibanding Pemilu 2019, yang sepi permintaan," kata Sumanto pemilik kerajinan tembaga dan kuningan PT Pamungkas Tumang.

Baca juga: Puluhan perajin asal Purbalingga ramaikan Inacraf 2019 di Jakarta

Menurut dia, pesanan dari pasar lokal Indonesia banyak antara lain Padang, Jambi, Sulawesi, Kalimantan dan hampir semua kota di Pulau Jawa. Bahkan, pesanan dari mancanegara saat ini, datang dari Malaysia dan Madinah Arab Saudi dan Australia

Pesanan yang baru dikerjakan untuk memenuhi pelanggan pasar lokal, kata dia, antara lain memproduksi pintu-pintu nabawi, kubah masjid, lampu hias dan lainnya. Misalnya, harga lampu hias dan kubah mulai Rp20 juta per buah hingga Rp50 juta per buah.

Pesanan pasar luar negeri memproduksi kaligrafi, lampu gantung merupakan pesanan dari Madinah Arab Saudi, sedangkan dari Malaysia membuat tempat pewangi ruangan istana yang tingginya mencapai dua meter. Harga tempat pengharum ruangan itu, mencapai Rp27 juta per buah.

Menurut dia, membuat tempat pengharum ruangan membutuhkan waktu tiga minggu per buah. Dengan dibantu sebanyak 12 tenaga kerja untuk memenuhi pesanan pelanggannya.

"Saya awalnya mempunyai karyawan 45 orang, tetapi mereka kini sudah mandiri dengan membuka usaha baru kerajinan tembaga. Jumlah perajin logam Tumang Boyolali, kini mencapai 300 orang," kata Sumanto yang mengaku menekuni bisnis kerajinan tembaga Tumang ini, sejak 1994 hingga sekarang.

Di mengatakan bisnis kerajinannya ini, berawal hanya membuat alat alat rumah tangga seperti panci, alat menanak nasi (dandang), alat merebus air (ceret), dan sebagainya.

Namun, dengan perkembangan bisnis inovasi dan ide kreatif kemudian membuat kerajinan lain, seni ukir dari logam, seperti lampu hias, lampu gantung, wastafel, bak mandi, dan hiasannya lainnya untuk keperluan di hotel-hotel.

"Produk kami sudah kemana-mana termasuk ekspor ke mancanegara antara lain Malaysia, Singapura, Australia, Philipina, Amerika Serikat, Arab Saudi, Inggris dan Negara Eropa lainnya," katanya.

Menurut dia, kerajinan logam Pamungkas miliknya kini, juga sedang mengerjakan pesanan sebuah biola raksasa dari bahan baku kuningan dengan harga mencapai Rp60 juta. Biola raksasa ini, pesanan dari sekolah seni di Yogyakarta.

Menyinggung soal bahan bahan baku kuningan dan tembaga, kata dia, harga rata-rata masih stabil yakni mulai Rp1,5 juta hingga Rp1,8 juta per lembar yang mengambil dari Surabaya. Bahan baku kuningan atau tembaga masih harus mendatangkan dari luar negara.

"Bergairahnya bisnis kerajinan tembaga Tumang saat ini, mempengaruhi peningkat omzetnya yang rata-rata mencapai Rp150 juta hingga Rp200 juta per bulan," katanya. 

Baca juga: Pertamina kucurkan bantuan kepada pengrajin batik disabilitas Boyolali
Baca juga: Tangkal urbanisasi, pengrajin sapu glagah Purbalingga butuh gedung pemusatan industri

 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024