Purbalingga (Antaranews Jateng) - Pengrajin sapu glagah arjuna di Desa Purbasari, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, membutuhkan perhatian dari pemerintah setempat, kata Kepala Desa Purbasari Suwito.
"Sapu glagah arjuna yang diproduksi warga kami berkualitas ekspor dan telah dikirim ke beberapa negara," katanya di Desa Purbasari, Kecamatan Karangjambu, Purbalingga, Rabu.
Suwito mengatakan hal itu saat beramah tamah dengan Pelaksana Tugas Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dalam acara Gerakan Bersama Rakyat (Gebrak) Gotong Royong di Desa Purbasari.
Selain diekspor, kata dia, sapu glagah arjuna buatan warga Desa Purbasari juga dipasarkan ke beberapa daerah seperti Wonosobo, Boyolali, Kebumen, dan sebagainya.
"Sapu buatan warga kami memang banyak diminati. Namun jangan sampai pengrajin-pengrajin dari desa kami diangkut pula ke daerah lain karena kurangnya perhatian pemerintah," katanya.
Oleh karena itu, dia mengharapkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga berupa pembangunan gedung pemusatan industri sapu glagah arjuna agar pengrajin yang ada di Desa Purbasari tidak pergi ke daerah lain.
Bahkan, kata dia, pihaknya siap mendatangkan 500 pengrajin jika gedung pemusatan industri sapu glagah tersebut sudah dibangun di Desa Purbasari.
"Saya bisa menahan arus urbanisasi yang dilakukan para pemuda dan memberdayakan mereka sebagai pengrajin kalau gedung itu sudah ada," tegasnya.
Terkait dengan harapan tersebut, Pelaksana Tugas Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengaku siap mendukung upaya pemberdayaan pemuda seperti yang direncanakan Kepala Desa Purbasari.
Akan tetapi, kata dia, langkah konkret yang akan diambil Pemkab Purbalingga berupa pembentukan koperasi yang mewadahi pengrajin dan pengusaha sapu se-Kecamatan Karangjambu.
Dia pun meminta Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Purbalingga untuk melakukan survei serta memberikan bimbingan tentang pembentukan koperasi bagi pelaku usaha sapu di Kecamatan Karangjambu.
"Semoga koperasi tersebut bisa menjadi wadah bagi warga agar lebih berdaya," katanya.
"Sapu glagah arjuna yang diproduksi warga kami berkualitas ekspor dan telah dikirim ke beberapa negara," katanya di Desa Purbasari, Kecamatan Karangjambu, Purbalingga, Rabu.
Suwito mengatakan hal itu saat beramah tamah dengan Pelaksana Tugas Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dalam acara Gerakan Bersama Rakyat (Gebrak) Gotong Royong di Desa Purbasari.
Selain diekspor, kata dia, sapu glagah arjuna buatan warga Desa Purbasari juga dipasarkan ke beberapa daerah seperti Wonosobo, Boyolali, Kebumen, dan sebagainya.
"Sapu buatan warga kami memang banyak diminati. Namun jangan sampai pengrajin-pengrajin dari desa kami diangkut pula ke daerah lain karena kurangnya perhatian pemerintah," katanya.
Oleh karena itu, dia mengharapkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga berupa pembangunan gedung pemusatan industri sapu glagah arjuna agar pengrajin yang ada di Desa Purbasari tidak pergi ke daerah lain.
Bahkan, kata dia, pihaknya siap mendatangkan 500 pengrajin jika gedung pemusatan industri sapu glagah tersebut sudah dibangun di Desa Purbasari.
"Saya bisa menahan arus urbanisasi yang dilakukan para pemuda dan memberdayakan mereka sebagai pengrajin kalau gedung itu sudah ada," tegasnya.
Terkait dengan harapan tersebut, Pelaksana Tugas Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengaku siap mendukung upaya pemberdayaan pemuda seperti yang direncanakan Kepala Desa Purbasari.
Akan tetapi, kata dia, langkah konkret yang akan diambil Pemkab Purbalingga berupa pembentukan koperasi yang mewadahi pengrajin dan pengusaha sapu se-Kecamatan Karangjambu.
Dia pun meminta Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Purbalingga untuk melakukan survei serta memberikan bimbingan tentang pembentukan koperasi bagi pelaku usaha sapu di Kecamatan Karangjambu.
"Semoga koperasi tersebut bisa menjadi wadah bagi warga agar lebih berdaya," katanya.