Magelang (ANTARA) - Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menuturkan berdirinya Rumah Sakit Syubbanul Wathon di Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sebagai upaya kontraradikalisme.

"Rumah sakit ini merupakan salah satu upaya kontraradikalisme karena dibangun atas kerja sama antara PBNU dengan Grup Lippo yang notabene adalah umat Islam dengan Kristen," katanya di Magelang, Kamis.

Ia menyampaikan hal tersebut saat menghadiri peresmian RS Syubbanul Wathon di Tegalrejo, Kabupaten Magelang. RS Syubbanul Wathon diresmikan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Said mengatakan Syubanul Wathon bermakna garda bangsa atau pengawal bangsa. Hal ini menggambarkan bahwa NU merupakan penjaga dan pengawal bangsa.

Ia menyampaikan keberadaan masyarakat sipil sangat penting. Indonesia lebih maju dari Timur Tengah. Di Indonesia sudah ada parpol dan masyarakat sipil, ada LSM yang menjadi faktor menentukan kemajuan di masa mendatang. Salah satu upaya dari masyarakat sipil untuk mewujudkan rumah sakit ini.

"Ini suatu terobosan, setelah rumah sakit ini terwujud insya Allah akan diikuti berdirinya rumah sakit di daerah lain. Tidak lama lagi akan berdiri di Wonosobo, Kendal, dan Jepara," katanya.

Ia meminta para santri tidak ketinggalan dari perubahan zaman yang memasuki era Industri 4.0. karena itu santri harus mengikuti perkembangan teknologi.

"Santri harus bangga dengan dirinya dan percaya diri pangkal kesuksesan, tidak boleh mengandalkan siapa pun dan menyandarkan nasib pada pihak lain," katanya. 

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024