Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menyatakan akan membangun ibu kota baru di Kalimantan Timur dengan sistem klaster untuk semua layanannya sehingga terbentuk kota berkualitas dengan standar dunia.

“Saya sampaikan bahwa yang di sana yang dibangun bukan hanya pemerintahan. Ada klaster pemerintahan, juga ada klaster untuk layanan kesehatan yang kelasnya memang akan kita buat kelas dunia semuanya. Juga layanan pendidikan juga sama, termasuk klaster untuk teknologi dan inovasi,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah acara Peresmian Pembukaan Konstruksi Indonesia 2019 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, dengan sistem klaster tersebut nantinya ibu kota baru diharapkan mampu menjawab kualitas hidup tertinggi bagi para penghuninya.

Baca juga: Rusia dukung ibu kota baru RI, tapi tagih proyek KA di Kalteng

Termasuk menjadi kota yang bebas emisi, sehat, ramah bagi pejalan kaki, pesepeda, dengan layanan transportasi publik memadai.

“Kota dinamis, harga terjangkau, dan kota yang menggembirakan. Kota yang masyarakatnya majemuk. Inilah bayangan di benak saya,” katanya.

Hal terpenting menurut Kepala Negara, ke depan nantinya diperlukan ada talenta-talenta teknologi dan inovasi yang menilai kota baru tersebut sebagai kota masa depan.

“Sehingga kita harapkan talenta-talenta global juga mau hadir dan datang di situ untuk berkolaborasi dengan talenta-talenta kita,” katanya.

Baca juga: Bappenas: REI siap bangun ibu kota baru

Presiden mengatakan perkembangan terakhir saat ini pembentukan ibu kota baru masih dalam proses lomba, untuk gagasan desain yang diikuti oleh 755 peserta.

“Nanti pada akhir bulan ini akan ditemukan 3 gagasan besarnya. Setelah itu akan diolah lagi, akan lebih didetailkan dalam bentuk yang lebih, karena ini gagasan makro, akan dikecilkan jadi gagasan mikronya,” katanya.

Ia menekankan, pemindahan ibu kota tidak sekadar pindah lokasi namun pindah pola pikir dan sistem.

“Artinya sistem harus terinstall dengan baik, sehingga nanti orangnya yang masuk, birokrasi kita masuk, install sistemnya sudah siap. Sehingga ketiga ada pindah budaya kerja, harus berubah,” katanya.

Pemerintah telah menetapkan Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menjadi lokasi ibu kota baru.

Bappenas memperkirakan pemindahan ibu kota tersebut membutuhkan dana sebesar Rp466 trilliun. Yang selain digunakan untuk pembangunan infrastruktur juga untuk pembangunan manusia yang bertalenta dan berdaya saing tinggi dengan berkolaborasi dengan talenta dunia.

Masterplan pembangunan ibu kota baru ditargetkan akan rampung pada akhir 2020. Sementara itu untuk konstruksi fisik, Pemerintah menargetkan bisa selesai pada 2024.


 

Pewarta : Hanni Sofia
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024