Magelang (ANTARA) - Rombongan Pemerintah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan mengunjungi Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah untuk mempelajari berbagai hal terkait dengan pengembangan "Kota Cerdas" di daerah itu.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistika Kota Magelang Catur Budi Fajar yang menerima kunjungan rombongan tersebut di Magelang, Kamis, menyatakan kedatangan mereka yang berjumlah 25 orang itu bukan untuk studi banding, akan tetapi studi tiru atas pengembangan "Kota Cerdas" di Kota Magelang.
Baca juga: Kota Magelang masuk Program Gerakan Menuju 100 Smart City
"Saling mengisi dan tukar informasi. Inti kunjungan terkait 'Smart City' (Kota Cerdas) yang sudah dikelola Kota Magelang. Mereka ingin meniru. Kita katakan kalau kita tidak tergopoh-gopoh, tapi bertahap. SDM (Sumber Daya Manusia) diprioritaskan, infrastruktur, baru menapak menuju 'Smart City'," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Ia menjelaskan sejumlah produk pelayanan berbasis teknologi milik Kota Magelang adalah e-retribusi dan "comand center".
E-retribusi, katanya, adalah sistem yang berfungsi memudahkan penjual di berbagai pasar di Kota Magelang membayar pajak retribusi.
Baca juga: Bupati Demak ajak masyarakat dukung terwujud kota cerdas
"Misalnya semua pedagang sebagai sampel di Pasar Cacaban sekarang tidak membayar tunai tapi gesek pakai kartu debit, sedangkan di Comand Center, Pemkab Banjar ingin belajar terkait integrasi aplikasi yang ada di organisasi perangkat daerah (OPD)," katanya.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Kabupaten Banjar Farid Saufian mengatakan Kota Magelang mendapat rekomendasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai "Kota Cerdas".
"Kita ingin melihat Kota Magelang yang direkomendasikan oleh Kementerian Kominfo sebagai 'Smart City'. Sudah banyak program, aplikasi, yang sudah baik dan sudah jalan. Apa yang kurang dari kita, kita lengkapi, amati, tiru, dan modifikasi," kata dia.
Baca juga: ITTP siap mendukung pengembangan kota cerdas di Banyumas
Sama seperti Kota Magelang, katanya, Kabupaten Banjar juga masuk 25 besar daerah di Indonesia berpredikat "Kota Cerdas".
Ia menjelaskan bahwa cerdas diartikan masyarakat bisa mendapatkan pelayanan pemerintah secara mudah, cepat, dan tidak bertele-tele.
Beberapa inovasi di Kota Magelang yang dilirik Pemkab Banjar, antara lain Rojak (Ronda Jam Kerja), e-Retribusi, dan Comand Center.
Baca juga: Kota Magelang nomine Rating Kota Cerdas Indonesia 2019
"Comand Center kita sudah punya, tapi kita ingin lihat apa kontennya, integrasi datanya bagus, aplikasi membumi. Si Rojak itu bagus, ternyata 'Smart City' itu tidak selalu berhubungan dengan IT, tapi ada kearifan masyarakat yang jadi ide," katanya.
Pada kesempatan itu, ia juga menjelaskan bahwa Kabupaten Banjar memiliki sumber daya alam berupa sungai yang banyak.
Pihaknya ingin mengaplikasikan Si Rojak sebagai sarana kampanye agar masyarakat, antara lain tidak buang sampah dan buang air besar sembarangan. (hms)
Baca juga: OPD di Wonosobo dilibatkan susun rencana induk kota cerdas
Baca juga: Semarang Kota Cerdas kedua setelah Surabaya
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistika Kota Magelang Catur Budi Fajar yang menerima kunjungan rombongan tersebut di Magelang, Kamis, menyatakan kedatangan mereka yang berjumlah 25 orang itu bukan untuk studi banding, akan tetapi studi tiru atas pengembangan "Kota Cerdas" di Kota Magelang.
Baca juga: Kota Magelang masuk Program Gerakan Menuju 100 Smart City
"Saling mengisi dan tukar informasi. Inti kunjungan terkait 'Smart City' (Kota Cerdas) yang sudah dikelola Kota Magelang. Mereka ingin meniru. Kita katakan kalau kita tidak tergopoh-gopoh, tapi bertahap. SDM (Sumber Daya Manusia) diprioritaskan, infrastruktur, baru menapak menuju 'Smart City'," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Ia menjelaskan sejumlah produk pelayanan berbasis teknologi milik Kota Magelang adalah e-retribusi dan "comand center".
E-retribusi, katanya, adalah sistem yang berfungsi memudahkan penjual di berbagai pasar di Kota Magelang membayar pajak retribusi.
Baca juga: Bupati Demak ajak masyarakat dukung terwujud kota cerdas
"Misalnya semua pedagang sebagai sampel di Pasar Cacaban sekarang tidak membayar tunai tapi gesek pakai kartu debit, sedangkan di Comand Center, Pemkab Banjar ingin belajar terkait integrasi aplikasi yang ada di organisasi perangkat daerah (OPD)," katanya.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Kabupaten Banjar Farid Saufian mengatakan Kota Magelang mendapat rekomendasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai "Kota Cerdas".
"Kita ingin melihat Kota Magelang yang direkomendasikan oleh Kementerian Kominfo sebagai 'Smart City'. Sudah banyak program, aplikasi, yang sudah baik dan sudah jalan. Apa yang kurang dari kita, kita lengkapi, amati, tiru, dan modifikasi," kata dia.
Baca juga: ITTP siap mendukung pengembangan kota cerdas di Banyumas
Sama seperti Kota Magelang, katanya, Kabupaten Banjar juga masuk 25 besar daerah di Indonesia berpredikat "Kota Cerdas".
Ia menjelaskan bahwa cerdas diartikan masyarakat bisa mendapatkan pelayanan pemerintah secara mudah, cepat, dan tidak bertele-tele.
Beberapa inovasi di Kota Magelang yang dilirik Pemkab Banjar, antara lain Rojak (Ronda Jam Kerja), e-Retribusi, dan Comand Center.
Baca juga: Kota Magelang nomine Rating Kota Cerdas Indonesia 2019
"Comand Center kita sudah punya, tapi kita ingin lihat apa kontennya, integrasi datanya bagus, aplikasi membumi. Si Rojak itu bagus, ternyata 'Smart City' itu tidak selalu berhubungan dengan IT, tapi ada kearifan masyarakat yang jadi ide," katanya.
Pada kesempatan itu, ia juga menjelaskan bahwa Kabupaten Banjar memiliki sumber daya alam berupa sungai yang banyak.
Pihaknya ingin mengaplikasikan Si Rojak sebagai sarana kampanye agar masyarakat, antara lain tidak buang sampah dan buang air besar sembarangan. (hms)
Baca juga: OPD di Wonosobo dilibatkan susun rencana induk kota cerdas
Baca juga: Semarang Kota Cerdas kedua setelah Surabaya