Jakarta (ANTARA) - Manajemen Persebaya mengaku pasrah terhadap sanksi yang akan diberikan oleh Komisi Disiplin PSSI usai suporter Bonek Mania membuat kericuhan dengan merusak fasilitas lapangan di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Selasa.
Pihaknya berharap sanksinya nanti tak terlalu memberatkan bagi Persebaya, terlebih jika harus menjalani laga di luar Surabaya.
“Kami tetap berharap bisa main di Surabaya dan bangkit di sini,” ucapnya.
Usai laga Persebaya melawan PSS Sleman, ratusan suporter Bonek Mania turun ke lapangan dan membuat kericuhan sebagai bentuk protes akibat tren negatif “Bajol Ijo”.
Baca juga: Persebaya dikalahkan PSS Sleman 2-3, bonek buat kericuhan
Aksi suporter semakin menjadi-jadi di tengah lapangan, antara lain merusak papan iklan, benchofisial, bench pemain cadangan, jaring gawang dan sarana atau fasilitas lainnya.
Aparat keamanan tidak bisa berbuat banyak dan suporter yang semakin marah membakar papan-papan iklan dan spanduk di lapangan hingga asap pekat membumbung tinggi dari dalam stadion.
Pada laga pekan 25 lanjutan Liga 1 musim kompetisi 2019 tersebut, skor akhir 2-3 untuk kemenangan tim tamu.
Baca juga: Persebaya dikalahkan PSS Sleman 2-3 di Surabaya
Tiga gol PSS Sleman dicetak Jepri Kurniawan menit ke-16, Haris Tuharea menit ke-39 dan Yevhen Bokhashvili menit ke-43, sedangkan gol Persebaya dilesakkan David Da Silva menit ke-34 serta Diogo Campos menit ke-76 melalui titik penalti.
Akibat kekalahan tersebut, pemain Persebaya dievakuasi ke ruang ganti dan dipulangkan menggunakan mobil rantis milik Brimob Polda Jatim menuju penginapannya.
Tak itu saja, pelatih Persebaya Wolfgang Pikal juga tidak menghadiri sesi konferensi pers usai pertandingan dengan alasan sudah meninggalkan stadion saat dievakuasi bersama pemain-pemain lainnya.
“Maaf, pelatih Persebaya sudah tidak di stadion dan tidak ada konferensi pers,” kata Nanang.
Baca juga: Persebaya akhiri babak reguler tanpa kalah