Jakarta (ANTARA) - Banyak kiai dari Nahdlatul Ulama (NU) kecewa karena Presiden Joko Widodo menunjuk Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi sebagai Menteri Agama.
Ketua PBNU Robikin Emhas mengungkapkan bahwa ia dan pengurus PBNU lainnya banyak menerima pertanyaan dari para kiai terkait Menteri Agama.
"Selain pertanyaan, banyak kiai dari berbagai daerah yang menyatakan kekecewaannya dengan nada protes," ungkap Robikin di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Fachrul Razi, Menteri Agama berlatar belakang militer
Menurut Robikin, para kiai paham Kementerian Agama harus berada di garda depan dalam mengatasi radikalisme berbasis agama.
"Namun, para kiai tak habis mengerti terhadap pilihan yang ada," ujarnya.
Robikin mengatakan para kiai sudah lama merisaukan fenomena terjadinya pendangkalan pemahaman agama yang ditandai merebaknya sikap intoleran, bahkan sikap ekstrem dengan mengatasnamakan agama.
Baca juga: KPK periksa Menteri Agama
"Semua di luar kelompoknya, kafir dan halal darahnya. Teror adalah ujung pemahaman keagamaan yang keliru seperti ini," kata Robikin.
Karena kondisi dan daya rusak yang diakibatkan, lanjut Robikin, secara kelembagaan jauh hari NU tegas mengingatkan bahaya radikalisme itu.
Baca juga: Menteri Agama ajak umat bahu-membahu bina lingkungan
"Bahkan NU menyatakan Indonesia sudah kategori darurat radikalisme, di samping darurat narkoba dan LGBT," ujar Robikin.
Ketua PBNU Robikin Emhas mengungkapkan bahwa ia dan pengurus PBNU lainnya banyak menerima pertanyaan dari para kiai terkait Menteri Agama.
"Selain pertanyaan, banyak kiai dari berbagai daerah yang menyatakan kekecewaannya dengan nada protes," ungkap Robikin di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Fachrul Razi, Menteri Agama berlatar belakang militer
Menurut Robikin, para kiai paham Kementerian Agama harus berada di garda depan dalam mengatasi radikalisme berbasis agama.
"Namun, para kiai tak habis mengerti terhadap pilihan yang ada," ujarnya.
Robikin mengatakan para kiai sudah lama merisaukan fenomena terjadinya pendangkalan pemahaman agama yang ditandai merebaknya sikap intoleran, bahkan sikap ekstrem dengan mengatasnamakan agama.
Baca juga: KPK periksa Menteri Agama
"Semua di luar kelompoknya, kafir dan halal darahnya. Teror adalah ujung pemahaman keagamaan yang keliru seperti ini," kata Robikin.
Karena kondisi dan daya rusak yang diakibatkan, lanjut Robikin, secara kelembagaan jauh hari NU tegas mengingatkan bahaya radikalisme itu.
Baca juga: Menteri Agama ajak umat bahu-membahu bina lingkungan
"Bahkan NU menyatakan Indonesia sudah kategori darurat radikalisme, di samping darurat narkoba dan LGBT," ujar Robikin.