Kudus (ANTARA) - Fenomena halo matahari yang merupakan fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari yang muncul karena ada pembiasan sinar matahari oleh awan lapisan tinggi terlihat di atas langit Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa.

Fenomena halo matahari tersebut mulai terlihat sekitar pukul 12.30 WIB hingga pukul 13.30 WIB, sehingga sejumlah warga yang mengetahui fenomena langka tersebut tampak beramai-ramai mengabadikan fenomena alam yang jarang terjadi tersebut.

Beberapa warga juga ada yang mendatangi kompleks Menara Kudus untuk memotret fenomena alam yang tidak setiap saat dijumpai tersebut.

Baca juga: Nilai lelang bangunan Kudus Plaza ditaksir Rp600 juta

Dian, salah seorang warga Pati, di Kudus, mengakui tertarik mengambil gambar fenomena halo matahari atau orang awam menyebut cincin matahari di sekitar Menara Kudus karena hasilnya dipastikan cukup bagus.

"Kebetulan saya juga jarang menemui fenomena alam tersebut sehingga ketika sedang berada di Kudus langsung teringat Menara Kudus dengan harapan bisa mendapatkan foto dengan tambahan objek Menara Kudus," ujarnya.

Sejumlah pelajar juga tampak membawa kamera mulai dari kamera Hp hingga Digital Single lens Reflex (DSLR) untuk memotret halo matahari tersebut.

Subur, warga Hadipolo mengakui sengaja datang ke Menara Kudus karena kebetulan mengetahui ada cincin matahari sehingga tertarik mengabadikannya dengan kamera video.

Baca juga: Kuaci biji bunga matahari kaya lemak sehat

Berdasarkan situs BMKG pada September 2018, pernah memuat penjelasan soal fenomena halo matahari berupa bulatan cahaya seperti pelangi yang mengelilingi matahari merupakan fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari dikarenakan ada pembiasan sinar matahari oleh awan lapisan tinggi.

Awan yang membiaskan sinar matahari itu biasa disebut awan tipis cirrus yang berada pada ketinggian sekitar 6.000 meter dari permukaan bumi.

Cukup tingginya awan cirrus ini sehingga membentuk partikel yang sangat dingin dan biasanya berwujud kristal es. Awan cirrus yang sangat dingin inilah yang membiaskan cahaya matahari sehingga membentuk seperti cincin yang melingkari matahari.

Fenomena ini merupakan peristiwa biasa seperti halnya pelangi dan bukan pertanda bencana, seperti gempa atau lainnya.

Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik atau terpengaruh dengan mitos atau informasi yang bisa menyesatkan terkait fenomena itu. Biasanya kalau sudah beberapa saat setelah matahari bersinar dan memanaskan partikel air yang super dingin di awan cirrus, maka fenomena itu akan hilang.

Fenomena halo jarang muncul di daerah tropis, namun di belahan bumi lain seperti di Eropa peristiwa itu sering terjadi.

Halo, selain terjadi dalam bentuk lingkaran penuh dengan bagian pinggir berbingkai warna pelangi, juga bisa berwujud setengah lingkaran dengan pusat pada cahaya matahari.

Baca juga: Tabir surya SPF melindungi kulit lebih lama dari paparan matahari
Baca juga: Sinar Matahari penyebab kulit sering kusam, kata dokter
 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024