Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menargetkan nilai ekspor pada 2019 mampu mencapai 18,8 juta dolar AS atau naik dibanding tahun sebelumnya sebesar 15,45 juta dolar AS.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pekalongan Bambang Nurdiyatman di Pekalongan, Selasa, mengatakan beberapa produk unggulan daerah yang diekspor tersebut antara lain kerajinan batik dan barang kerajinan.
"Beberapa produk unggulan ini, kita ekspor ke Amerika Serikat, Jerman, dan negara maju lainnya. Targetnya 18,82 juta dolar," katanya.
Baca juga: Potensial, Kementan dorong pengembangan ekspor tanaman hias
Ia mengatakan selama ini sejumlah kendala yang dihadapi pelaku UKM ini karena mereka belum berani mengekspor barang sendiri dan belum memahami mengenai aturan dan persyaratan ekspor.
"Permasalahan akses untuk ekspor ke negara lain tidak begitu dipahami mengenai aturan dan syaratnya serta ekspornya harus kemana, terlebih lagi bagaimana bersaing dengan negara lain yang memiliki produk yang sama, membuka akses untuk ekspor," katanya.
Asisten Pembangunan Kota Pekalongan Erli Nufianti mengatakan pada Permendag Nomor 13 Tahun 2012 tentang Ketentuan Umum Bidang telah dijelaskan bahwa ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah kepabean, dimana produk atau barang yang dikirim dalam skala kecil dalam rangka transaksi, maka secara sah hukum telah melakukan kegiatan ekspor.
Baca juga: Ekspor Jateng Juli 2019 melonjak dua kali lipat
"Selama ini, banyak yang mengira bisnis UKM identik dengan usaha kecil dan masih belum pantas melakukan ekspor padahal mereka yang sering dipandang kecil ini memilik peran yang besar bagi perekonomian daerah," katanya.
Menurut dia, untuk melakukan ekspor maka pelaku UMKM harus memiliki legalitas dan badan usaha, apalagi saat ini telah memasuki revolusi industri 4.0 yang dapat mempengaruhi cara hidup, cara bekerja, dan berkomunikasi dengan orang lain dalam lingkup domestik maupun global.
"Revolusi industri 4.0 ini akan bermanfaat secara signifikan dalam menaikkan angka prouktivitas perekonomian daerah. Implementasi dari revolusi tersebut diyakini mampu meningkatkan ekspor produk lokal beberapa kali lipat," katanya.
Baca juga: Ganjar mendorong produk unggulan UMKM berkualitas ekspor
Baca juga: Jateng ekspor perdana 300 ton biskuit ke Bangladesh
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pekalongan Bambang Nurdiyatman di Pekalongan, Selasa, mengatakan beberapa produk unggulan daerah yang diekspor tersebut antara lain kerajinan batik dan barang kerajinan.
"Beberapa produk unggulan ini, kita ekspor ke Amerika Serikat, Jerman, dan negara maju lainnya. Targetnya 18,82 juta dolar," katanya.
Baca juga: Potensial, Kementan dorong pengembangan ekspor tanaman hias
Ia mengatakan selama ini sejumlah kendala yang dihadapi pelaku UKM ini karena mereka belum berani mengekspor barang sendiri dan belum memahami mengenai aturan dan persyaratan ekspor.
"Permasalahan akses untuk ekspor ke negara lain tidak begitu dipahami mengenai aturan dan syaratnya serta ekspornya harus kemana, terlebih lagi bagaimana bersaing dengan negara lain yang memiliki produk yang sama, membuka akses untuk ekspor," katanya.
Asisten Pembangunan Kota Pekalongan Erli Nufianti mengatakan pada Permendag Nomor 13 Tahun 2012 tentang Ketentuan Umum Bidang telah dijelaskan bahwa ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah kepabean, dimana produk atau barang yang dikirim dalam skala kecil dalam rangka transaksi, maka secara sah hukum telah melakukan kegiatan ekspor.
Baca juga: Ekspor Jateng Juli 2019 melonjak dua kali lipat
"Selama ini, banyak yang mengira bisnis UKM identik dengan usaha kecil dan masih belum pantas melakukan ekspor padahal mereka yang sering dipandang kecil ini memilik peran yang besar bagi perekonomian daerah," katanya.
Menurut dia, untuk melakukan ekspor maka pelaku UMKM harus memiliki legalitas dan badan usaha, apalagi saat ini telah memasuki revolusi industri 4.0 yang dapat mempengaruhi cara hidup, cara bekerja, dan berkomunikasi dengan orang lain dalam lingkup domestik maupun global.
"Revolusi industri 4.0 ini akan bermanfaat secara signifikan dalam menaikkan angka prouktivitas perekonomian daerah. Implementasi dari revolusi tersebut diyakini mampu meningkatkan ekspor produk lokal beberapa kali lipat," katanya.
Baca juga: Ganjar mendorong produk unggulan UMKM berkualitas ekspor
Baca juga: Jateng ekspor perdana 300 ton biskuit ke Bangladesh