Purwokerto (ANTARA) - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Slamet Rosyadi mengingatkan pentingnya meningkatkan minat baca dengan cara memberikan subsidi buku agar harganya lebih terjangkau.

"Tingkatkan minat baca melalui subsidi buku kepada penerbit- penerbit untuk buku-buku yang bermutu sehingga harga buku lebih terjangkau," katanya di Purwokerto, Jumat.

Selain itu, kata dia, pemerintah juga perlu mengintensifkan pengalokasian buku-buku ke berbagai sekolah atau perpustakaan umum.

Baca juga: Tingkatkan minat baca, Jateng dorong replikasi perpustakaan inklusi ke daerah lain

"Dengan demikian diharapkan budaya membaca dan menulis buku semakin meningkat di tengah masyarakat," katanya.

Dia juga mengatakan, upaya untuk meningkatkan minat baca di tengah masyarakat memerlukan sinergi dari berbagai pihak.

"Misalkan, dari dunia pendidikan, guru juga berperan penting untuk menanamkan minat baca kepada para siswa. Caranya, guru perlu lebih sering lagi memberikan tugas resume dan meminta siswa untuk menceritakan kembali isi dan kesan siswa terhadap buku yang telah dibaca," katanya.

Selain itu, kata dia, pihak keluarga juga berperan penting dalam upaya meningkatkan minat baca. Orang tua dapat mengenalkan sumber-sumber literasi yang menarik untuk anak-anak mereka sejak dini.

"Komunitas juga berperan strategis dalam meningkatkan minat baca, untuk mengoptimalkan upaya tersebut, komunitas perlu menyediakan fasilitas perpustakaan atau taman bacaan," katanya.

Baca juga: Lomba bercerita gairahkan minat baca siswa

Sebelumnya, Koordinator Progam Studi Magister Ilmu Komunikasi Unsoed Edi Santoso juga mengingatkan pentingnya meningkatkan minat baca dengan cara mengoptimalkan peran perpustakaan.

"Pemerintah daerah perlu terus mengoptimalkan peran perpustakaan, perpustakaan harus inovatif dan menarik agar jumlah pengunjung terus meningkat," katanya.

Dia mengakui, pada era digital seperti saat ini, upaya meningkatkan minat baca memang menjadi tantangan tersendiri.

"Upaya meningkatkan minat baca memang akan lebih berat tantangannya, terutama untuk membaca buku cetak. Tradisi baca kita yang selama ini masih terus dibangun dengan baik, kemudian digempur dengan beragam perangkat digital mutimedia yang lebih atraktif dan menarik minat generasi muda," katanya.

Bagi genereasi milenial pada saat ini, kata dia, bisa jadi akan lebih akrab dengan media daring dibandingkan dengan media cetak.

"Maka, banyak media cetak yang makin sulit mendapatkan pembacanya. Tapi, kita tidak bisa serta merta menyalahkan kehadiran media daring, literasi yang rendah bisa jadi karena akses ke dunia pustaka juga masih kurang karena itu perlu upaya untuk terus meningkatkannya," katanya.

Baca juga: Tingkatkan minat baca, Pemkot Magelang gelar Festival Buku
Baca juga: Rendahnya minat baca diduga picu penyebaran hoax
Baca juga: Jateng terus tingkatkan minat baca semua kalangan masyarakat


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024